Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Para Perempuan yang Dihapus Namanya

image-profil

Oleh

image-gnews
Aktris Keira Knightley dalam salah satu cuplikan adegan film Colette. Kinogo.net.ru
Aktris Keira Knightley dalam salah satu cuplikan adegan film Colette. Kinogo.net.ru
Iklan

“I would venture to guess that Anon, who wrote so many poems without signing them, was often, a woman.”- Virginia Woolf dalam “A Room of One’s Own”.

Pernyataan sastrawan Inggris terkemuka ini tidak diutarakan dari ruang kosong. Sejarah telah mengungkapkan begitu banyak penulis maupun perupa perempuan di suatu masa ternyata  pencipta dari karya sang suaminya. Sementara sang suami saat itu sudah terlanjur populer sebagai sastrawan di masanya. Skandal Walter Keane yang menipu publik dengan mengaku serangkaian lukisan isterinya, Margaret Keane sebagai karya dirinya terbongkar ketika sang isteri menuntut. Di dalam film Big Eyes (Tim Burton, 2014) yang mengangkat kisah nyata skandal penipuan dalam dunia seni rupa ini, hakim di pengadilan Hawaii memerintahkan Walter (dalam film diperankan Christoph Waltz) dan Margaret Keane (Amy Adams) untuk sama-sama melukis. Tentu saja jelas hasilnya: karena sesungguhnya sang suami memang tak bisa melukis. Tuntutan dimenangkan Margaret Keane yang kelak dikenal sebagai si pelukis Big Eyes.

Nasib penulis Prancis Colette (diperankan Keira Knightley) tak semulus perupa Margaret Keane. Paling tidak untuk puluhan tahun hak cipta karya-kara Colette terus menerus digenggam oleh suaminya, Henry Gauthier-Villars (Dominic West). Colette yang terlahir dengan nama Sidonie-Gabrielle Colette 145 tahun silam lahir dengan puisi di ujung lidahnya.Tetapi di masanya, sastrawan adalah arena lelaki. Perempuan lazimnya menulis untuk para sastrawan lelaki sebagai bagian dari pekerjaan belaka. Dalam hal ini, Colette semula adalah staf penulis besar Henry Gauthier-Villars yang dikenal sebagai Willy. Willy mempunyai beberapa penulis muda di bawah ‘asuhan’nya. Dia sesekali akan memberikan ide, dan kelak para penulis muda itulah yang akan menulis novel dan para saat penerbitan, mereka harus merelakan melihat nama Willy yang tercantum. Mereka harus cukup puas dengan honor mereka.

Tetapi Colette adalah penulis yang berbeda. Semula Colette adalah perempuan cantik yang menjadi kekasih Willy yang kemudian dikawininya. Sebagai isteri, Colette  lebih banyak membantu urusan admistrasi suaminya, meski dia sangat berbakat menulis. Belakangan ketika karya kelompok Willy mulai menurun popularitasnya, Willy akhirnya menawarkan Colette untuk ikut menyumbang pemikiran. Colette menciptakan serial novel Claudine yang meledak. Bukan sekedar laku keras tetapi para kritikus pun memuji-mujinya.

Itulah awal karir kesusasteraan Colette, meski saat itu serial Claudine masih dinyatakan sebagai karya suaminya. Saat itu Colette masih tak keberatan karena ia mencintai suaminya.

Problem mulai muncul ketika suaminya yang senang tidur di berbagai ranjang perempuan, bermain judi dan memboroskan uang mereka ke sana kemari lantas memaksa Colette –bahkan mengurungnya di dalam kamar—untuk terus menerus menciptakan novel baru agar duit selalu deras.

Colette memberontak. Bukan hanya sebagai penulis yang dipaksa berproduksi bak pabrik, dia juga memberontak sebagai seorang pemilik hak cipta sekaligus sebagai seorang perempuan. Itulah awal pertempuran di dunia sastra yang melibatkan persoalan gender dan hak cipta.

Keira Knightley dan Dominic West tampil luar biasa sebagai sepasang suami isteri yang meski saling mencintai akhirnya menjadi musuh besar. Bahwa kemudian mereka sempat sama-sama terlibat dengan seorang perempuan juga salah satu bagian menarik dari seluruh skandal ini. Tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana Colette akhirnya berhasil lepas dari cengkeram Willy meski dia harus melalui jalan panjang untuk memperoleh hak cipta Claudine (konon belakangan hal cipta serial Claudine juga direbut oleh keturunan Willy).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selepas dari Willy, Colette menghasilkan karya-karya lain seperti  “The Vagabond “: Chéri dan Le Blé en Herbe .

Film seperti  “Colette” atau “Big Eyes” –dan “The Wife” (Björn Runge, 2017) adalah yang kini tengah merayakan kemenangan Glen Close yang berperan sebagai isteri yang menuliskan karya suaminya , adalah film-film penting. Ketiganya adalah  kisah tentang para seniman perempuan yang (pernah) dihapus namanya untuk waktu yang lama.

COLETTE

Sutradara: Wash Westmoreland

Skenario: Richard Glatzer, Rebecca Lenkiewicz, Wash Westmoreland

Pemain: Keira Knightley, Dominic West, Eleanor Tomlinson, Denishe Gouh, Aiysha Hart

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 jam lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

20 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


22 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

29 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

32 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

48 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

48 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.