Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ancaman Golput dalam Pemilu

image-profil

image-gnews
Ilustrasi golput. Rnib.org.uk
Ilustrasi golput. Rnib.org.uk
Iklan

Arya Fernandes
Peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS

Seberapa mengancamkah angka golongan putih (golput) dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang? Dugaan saya, tidak terlalu mengancam. Dari tahun ke tahun, orang yang tidak memilih karena alasan politik dan ideologi mengalami penurunan signifikan.

Bila dilihat dari sejumlah publikasi hasil survei, angka golput hanya berada di kisaran 2-3 persen dan tidak pernah menyentuh angka 5 persen. Survei teranyar Indikator Politik Indonesia pada Desember 2018 menunjukkan hanya 1,1 persen pemilih yang mengaku akan golput.

Menurut saya, hal yang paling mengkhawatirkan kita adalah menurunnya tingkat partisipasi pemilih. Angka partisipasi pemilih diukur dari selisih antara jumlah pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap dengan pemilih yang menyalurkan hak pilihnya dalam pemilu.

Dari pemilu ke pemilu, tingkat partisipasi pemilih mengalami penurunan sejak 1999, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden. Tren partisipasi dalam pemilu presiden selalu mengalami penurunan, yaitu dari 79,76 persen (pemilu presiden putaran 1 2004) ke 74,44 persen (pemilu presiden putaran II 2004), dan turun lagi ke 72,09 persen (pemilu presiden 2009) dan 70 persen (pemilu presiden 2014).

Partisipasi dalam pemilu legislatif juga mengalami penurunan, dari 97,7 persen pada 1999 menjadi 70,99 persen pada 2009 dan 75,11 persen pada 2014.

Turunnya angka partisipasi pemilih ini membahayakan performa politik karena menunjukkan turunnya minat pemilih untuk berpartisipasi dalam pemilu dan tertarik dengan kegiatan-kegiatan politik. Menurunnya tingkat partisipasi juga menunjukkan turunnya tingkat kepercayaan pemilih bahwa pemilu adalah salah satu jalan untuk menentukan masa depan bernegara serta memberikan hadiah dan hukuman kepada inkumben.

Partisipasi politik publik, baik secara online maupun offline, mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Survei CSIS dalam dua tahun terakhir menunjukkan rendahnya minat publik untuk terlibat dalam aktivitas politik, baik secara offline maupun online.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penurunan ketertarikan aktivitas offline tampak dari rendahnya partisipasi dalam menghadiri kampanye politik dan terlibat menjadi bagian dari relawan atau tim sukses. Sementara itu, turunnya minat dalam partisipasi online terlihat dari rendahnya aktivitas menandatangani petisi online, membaca berita online yang ada kaitannya dengan partai atau kandidat, serta me-like atau meneruskan berita politik.

Faktor apakah yang mempengaruhi tingkat partisipasi atau voter turn out? Dalam sejumlah literatur terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu, seperti sistem pemilu, integritas penyelenggara pemilu, kampanye politik, dan durasi (masa) kampanye.

Studi Sanz (2015) menunjukkan bahwa sistem pemilu mempengaruhi tingkat partisipasi dalam pemilu. Negara yang menggunakan sistem proporsional terbuka cenderung lebih tinggi tingkat partisipasinya, yakni sebesar 1-2 persen, dibanding negara yang menggunakan sistem proporsional tertutup. Faktor kandidat dalam sistem proporsional terbuka, menurut Sanz, dapat meningkatkan tingkat partisipasi dalam pemilu. Adapun Blais dan Carty (1990) melihat tingginya angka partisipasi dalam sistem proporsional dibanding sistem distrik.

Pendapat mengenai pengaruh integritas penyelenggara pemilu dengan partisipasi pemilih disampaikan oleh Birch (2010). Menurut dia, persepsi publik terhadap integritas, kepercayaan, dan profesionalitas penyelenggaraan pemilu akan mempengaruhi tingkat partisipasi.

Faktor lain yang mempengaruhi tingkat partisipasi adalah kampanye negatif. Sejumlah literatur mengkonfirmasi bahwa kampanye negatif menyebabkan pemilih non-partisan dan mengambang malas ke tempat pemungutan suara (TPS). Studi Kahn dan Kenny (1999) menunjukkan adanya hubungan antara kampanye negatif yang diterima oleh pemilih yang non-partisan serta tidak terafiliasi ke kandidat/partai tertentu dan tingkat partisipasi mereka dalam pemilu. Pemilih non-partisan diterpa kampanye negatif memiliki kecenderungan yang tinggi untuk tidak berpartisipasi dibanding pemilih loyal (core voters). Pemilih loyal biasanya tidak terpengaruh oleh informasi negatif.

Waktu kampanye yang panjang juga bisa mempengaruhi pemilih malas ke TPS. Kemalasan tersebut dipengaruhi oleh adanya kejenuhan politik yang timbul karena tidak adanya inovasi kampanye oleh kandidat. Komisi Pemilihan Umum menetapkan masa kampanye sekitar tujuh bulan, dari 23 September 2018 sampai 13 April 2019. Waktu kampanye yang panjang ini banyak dikeluhkan oleh calon legislator karena mereka mengeluarkan dana kampanye yang banyak dan sulitnya menjaga basis massa bila terdapat gempuran politik uang oleh calon lain. Studi Hill (2017) menunjukkan adanya hubungan yang positif antara masa kampanye yang panjang dan partisipasi pemilih dalam pemilu. Masa kampanye yang pendek, menurut Hill, dapat meningkatkan partisipasi pemilih dibanding masa kampanye yang panjang.

Salah satu cara untuk meningkatkan partisipasi pemilih adalah mendorong partai atau calon presiden mengubah model kampanye dengan menekankan pada aspek inovasi, visi, dan gagasan. Kita menunggu apakah partai dan kandidat mau berubah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


23 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

33 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.