Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Reuni 212 dan Fragmentasi Media

image-profil

image-gnews
Massa yang tergabung dalam Persaudaraan Alumni (PA) 212 Solo Raya mengikuti acara Tabligh Akbar di Solo, Jawa Tengah, Minggu 13 Januari 2019. Aksi yang mengangkat tema Putihkan Solo Kibarkan Bendera Tauhid tersebut berjalan aman dan tertib. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Massa yang tergabung dalam Persaudaraan Alumni (PA) 212 Solo Raya mengikuti acara Tabligh Akbar di Solo, Jawa Tengah, Minggu 13 Januari 2019. Aksi yang mengangkat tema Putihkan Solo Kibarkan Bendera Tauhid tersebut berjalan aman dan tertib. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Iklan

Eriyanto
Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia dan anggota Ad Hoc Ombudsman Tempo

Ada yang mempertanyakan mengapa media di bawah Group Tempo Media (majalah Tempo, Koran Tempo, dan Tempo.co) tidak banyak memuat berita mengenai "Reuni 212"demonstrasi umat Islam yang dimulai pada 2 Desember 2016 menuntut Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mundur karena dianggap menodai agama Islam. Menurut mereka yang bertanya, Reuni 212 pada 2 Desember 2018 itu punya semua unsur nilai berita, yakni kedekatan, aktual, jumlah orang yang terlibat besar, dampak, kemanusiaan, dan langka. Salahkah pilihan yang diambil Tempo?

Tidak tepat jika kita melihat Reuni 212 semata dari kacamata nilai berita. Kita harus meneropongnya lebih luas dari itu, yakni perspektif agenda media. Reuni 212 jelas punya nilai berita, tapi media yang mengangkat topik lain juga sah karena peristiwa lain juga punya nilai berita. Peristiwa Reuni 212 memperlihatkan media punya agenda yang berbeda-beda. Dugaan ini tidak saja terlihat dari jumlah liputan yang berbeda, tapi juga topik yang berbeda antara satu media dan media lain.

Dengan metode analisis isi, saya mencoba meneliti berita-berita seputar peristiwa itu selama tiga pekan, 20 November-10 Desember 2018, di enam media: Republika.com, Republika cetak, Kompas cetak, Kompas.com, Koran Tempo, Tempo.co, dan Detik.com. Detik.com paling banyak memberitakan peristiwa ini dengan memuat 403 berita, disusul Republika.com (244), Tempo.co (83), lalu Kompas.com (78), Republika cetak (22), Kompas cetak (9), dan Koran Tempo (4).

Dari semua berita tersebut, saya mengidentifikasi ada 13 topik pemberitaan. Saya menyusun ranking topik-topik berita tersebut, dari yang paling penting (banyak diangkat) sampai paling tidak penting. Data ini saya korelasikan antarmedia (dengan uji statistik korelasional) untuk melihat kesamaan topik. Hasilnya, kesamaan topik hanya terjadi di antara media dalam satu kelompok, misalnya antara Republika cetak dan online atau antara Kompas untuk online dan cetak. Namun, jika dibandingkan dengan media dari kelompok lain, topik yang diangkat berbeda.

Fragmentasi liputan media itu tidak bisa dilepaskan dari kemunculan Internet dan media sosial. Sebelum era Internet, topik yang diangkat media relatif seragam. Hingga 2000-an, hasil studi di Amerika Serikat memperlihatkan, meski media punya kebebasan memilih topik liputan, antarmedia nyaris menampilkan topik yang mirip (Chaffee & Metzger, 2001). Kemiripan ini terjadi karena media bersaing meliput sebuah peristiwa. Ketika media A mengangkat suatu isu, media lain tidak ingin ketinggalan mengangkat isu yang sama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Internet dan media sosial mengubah peta persaingan media. Khalayak juga menjadi terfragmentasi ke dalam banyak segmen yang membutuhkan berita berbeda-beda. Sebelum era Internet, yang berlaku adalah "apa yang dilakukan media kepada khalayak". Setelah era Internet, berubah menjadi "apa yang dilakukan khalayak kepada media". Internet melahirkan khalayak otonom yang bisa memilih isu apa yang penting bagi mereka. Jika sebelumnya media memilihkan isu kepada pembaca, di era Internet khalayak menentukan sendiri isu yang mereka anggap penting. Khalayak kemudian memilih media sesuai dengan isu yang mereka butuhkan. Konsekuensinya, isi media menjadi terfragmentasi pula.

Maka tak heran jika Reuni 212 diberitakan secara beragam oleh banyak media. Fragmentasi ini tak khas Indonesia. Di banyak negara hal ini juga terjadi. Dampaknya, media menjadi tidak berkewajiban meliput semua peristiwa karena publik punya beragam sumber informasi. Jika media tidak memberitakan suatu peristiwa, khalayak tidak lagi dirugikan, karena mereka bisa mencari informasi di media lain yang tertarik meliput peristiwa tersebut. Jika mereka menganggap media konvensional kurang memberitakan Reuni 212, mereka bisa mencarinya lewat media sosial yang jumlahnya sangat banyak. Jika masih belum cukup, mereka bahkan bisa meliput sendiri peristiwa itu dan menyebarkannya melalui media sosial.

Di tengah banjir informasi dan fragmentasi khalayak itu, fungsi agenda media justru makin penting. Para pengelola media tidak boleh menganggap diri sebagai satu-satunya sumber informasi dan bisa meliput semua hal. Media justru harus memilih isu dengan pertimbangan yang kuat untuk kepentingan publik. Pertanyaannya bukan pada apakah media meliput atau tidak meliput Reuni 212, melainkan apa pertimbangan redaksi meliput isu ini. Apakah pertimbangan mereka cukup kuat dan etis (misalnya untuk pendidikan publik) ataukah tidak etis (seperti mengikuti perintah pengiklan atau pemilik saham)?

Di titik ini, saya berpendapat apa yang dilakukan oleh Tempo dengan memberi porsi kecil pemberitaan mengenai Reuni 212 bisa diterima. Tidak ada intervensi dari pengiklan dan pemegang saham. Pertimbangan untuk tidak banyak meliput Reuni 212 karena tidak ingin Pemilu 2019 diwarnai oleh isu agama (seperti pada pilkada DKI 2016), secara etis kuat dan bisa diterima. Meski demikian, ada kekurangan pada liputan Tempo. Pilihan untuk tidak menampilkan isu agama dalam pemilu tidak secara konsisten mewarnai semua liputan. Topik mengenai konsolidasi kekuatan di balik Reuni 212 tidak secara konsisten diangkat oleh Tempo. Padahal, jika topik ini banyak diangkat, akan makin memperkuat fungsi agenda media Tempo.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.