Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Serangan (Lagi) pada Gerakan Antikorupsi

Oleh

image-gnews
Wadah Pegawai KPK memutar video CCTV yang merekam teror bom di penyidik KPK, Afief Yulian Miftach, Rabu, 9 Januari 2019. ROSENNO AJI
Wadah Pegawai KPK memutar video CCTV yang merekam teror bom di penyidik KPK, Afief Yulian Miftach, Rabu, 9 Januari 2019. ROSENNO AJI
Iklan

APARAT kepolisian sangat mumpuni membongkar jaringan terorisme. Mereka dengan cepat menangkapi orang-orang yang diduga terlibat teror di Tanah Air, tak lama setelah peristiwa. Tapi kemampuan itu seolah-olah lenyap ketika mengusut berbagai teror kepada personel Komisi Pemberantasan Korupsi.

Sejumlah serangan dalam berbagai bentuk yang ditujukan kepada komisi antikorupsi itu tak pernah terungkap. Pelaku penyiraman dengan air keras terhadap penyidik senior Novel Baswedan, misalnya, tak kunjung tertangkap hampir dua tahun setelah serangan itu. Bukan kebetulan jika ancaman baru kepada komisi antirasuah kemudian terus terjadi.

Serangan terbaru ditujukan ke rumah dua pemimpin komisi antikorupsi, Rabu dinihari pekan lalu. Dua orang bersepeda motor melempar bom molotov ke rumah Wakil Ketua Laode Muhammad Syarif. Peneror lain meletakkan tas berisi benda, yang menurut polisi sebagai bom palsu, di pagar rumah Ketua Agus Rahardjo. Spekulasi pun muncul: teror ditujukan kepada keduanya yang, antara lain, sedang berkeras mengajukan satu perkara korupsi yang melibatkan petinggi perusahaan negara ke tahap penyidikan.

Tak ada pilihan lain, kepolisian harus segera mengungkap teror terbaru kepada personel komisi antikorupsi itu. Berbagai jejak ditinggalkan para pelaku, termasuk rekaman mereka di kamera keamanan rumah Syarif dan Agus. Kemampuan antiteror kepolisian semestinya cukup untuk mengejar para pelakunya. Keseriusan tidak cukup ditunjukkan dengan membentuk tim khusus kepolisian untuk menangani kasus ini. Jauh lebih penting adalah sesegera mungkin menemukan pelakunya, kemudian mengungkap motif teror itu.

Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian dan jajarannya pun masih memiliki utang besar untuk mengungkap kasus penyerangan Novel. Serangan ke jantung pemberantasan korupsi itu telah berlalu 22 bulan. Waktu terus berjalan dan tak ada perkembangan apa pun dalam penyelidikannya. Pemerintah Joko Widodo pun mengabaikan tuntutan pembentukan tim independen. Akibatnya, kasus ini berlarut-larut hingga masuk perdebatan politik pada masa kontestasi pemilihan calon presiden.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baru pekan lalu, Jenderal Tito membentuk tim beranggotakan 65 orangsebagian besar personel kepolisianuntuk mengusut penyerangan Novel. Padahal kepolisian terbukti gagal menjalankan perintah Jokowi untuk secepatnya menemukan para penyerang. Dalam jumlah kecil, dimasukkan pula anggota non-kepolisian, seolah-olah mengakomodasi tuntutan pembentukan tim independen. Tak mengherankan, sebagian kelompok antikorupsi mengaitkan pembentukan tim dengan kemungkinan hal tersebut ditanyakan dalam debat calon presiden, Kamis pekan ini.

Teror terhadap para pemberantas korupsi seharusnya tidak dianggap sebagai tindak kriminal biasa. Tidak boleh pula pengungkapannya sekadar dilakukan demi kepentingan politis. Serangan itu merupakan usaha untuk menghambat perang melawan kejahatan yang merugikan masyarakat luas. Korupsi jelas telah merugikan dunia pendidikan, kesehatan, bisnis, dan banyak sektor lain. Karena itu, usaha mengungkap teror kepada mereka yang memeranginya harus dilakukan dengan ekstrakeras.

Bagi komisi antikorupsi, meningkatnya ancaman ini membuat standar pengamanan mereka perlu ditingkatkan. Komisi harus mengevaluasi dan memperkuat keamanan komisioner dan perangkatnyaterutama personel berintegritas tinggi yang sedang menangani perkara kakap. Tentu saja, perlawanan terbaik terhadap teror adalah dengan tetap mengungkap kasus-kasus besar. Itulah tanda mereka tidak takluk pada ancaman.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

5 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

14 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

35 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


37 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

43 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

47 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

7 Maret 2024

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.