Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Deteksi Tsunami

image-profil

Oleh

image-gnews
Warga berada disekitar pantai pasca tsunami di kawasan Sumur, Pandeglang, Banten, 26 Desember 2018. Pemprov Banten menetapkan tanggap darurat bencana akibat tsunami Selat Sunda hingga Rabu, 9 Januari 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Warga berada disekitar pantai pasca tsunami di kawasan Sumur, Pandeglang, Banten, 26 Desember 2018. Pemprov Banten menetapkan tanggap darurat bencana akibat tsunami Selat Sunda hingga Rabu, 9 Januari 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

Putu Setia
@mpujayaprema

Nusantara ini negeri bahari. Kita punya laut luas sekali. Di laut kita jaya, begitu ada ungkapan optimistis. Tapi dari laut pula kita dapat bencana. Salah satunya disebut tsunami.

Tsunami disebabkan oleh gerakan tanah di dasar laut yang ditandai dengan gempa. Itu sebabnya, setiap ada gempa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selalu memberikan peringatan, disusul tsunami atau tidak. Mereka punya alat mendeteksi hal itu, meski kadang pengumuman ada tsunami bisa dicabut. BMKG memang canggih, termasuk cara menyampaikan pesan ke penduduk. Semua sarana komunikasi dipakai.

Secanggih-canggihnya manusia, ternyata alam lebih canggih. Tsunami yang menimpa pesisir Pandeglang dan Lampung pekan lalu ternyata tidak didahului gempa. Itu karena ulah Anak Krakatau yang erupsi berkelanjutan menyebabkan ada longsoran material ke laut yang membuat air laut berontak dan lahirlah gelombang besar. Pasangnya air laut sempat diduga hanya karena ulah bulan yang sedang purnama.

Korban berjatuhan karena kejadiannya di malam minggu di sebuah pantai kawasan wisata. Ujug-ujug air laut menabrak begitu saja tanpa menunggu orang berbenah. Itu karena tak ada alat yang bisa mendeteksi tsunami akibat longsoran material gunung api.

Baca Juga:

Lalu kita pun sadar, andai kita punya pendeteksi tsunami untuk semua sebab, dan semuanya berfungsi bagus, maka korban bisa diminimalkan. Berapa yang dibutuhkan? Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan kita memiliki 22 alat deteksi tsunami yang dipasang sejak 2008. Jumlah itu memadai dengan catatan harus didukung paling tidak seribu sirene tsunami. Sirene ini yang menyebarkan informasi itu ke penduduk. Lalu berapa sirene sudah terpasang? Cuma ada 52 unit, jadi kurang lagi 948 unit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sirene tentu penting, namun masih bisa diakali dengan info berantai atau alat kuno seperti kentongan, misalnya. Atau cukup berteriak: ada tsunami... ada tsunami... Yang memprihatinkan, 22 alat pendeteksi tsunami ternyata sudah tidak aktif lagi sejak 2012. Astaga, bukankah sumbernya di sini?

Yang lebih mengenaskan, tidak aktifnya pendeteksi tsunami itu ada yang karena ornamennya dicuri, karatan sehingga tak berfungsi, baterainya mati, dan macam-macam. Intinya, pengawasan dan perawatannya kurang, sementara barang itu harganya lebih dari Rp 7 miliar per unit.

Kenapa perawatannya kurang? Ini susah-susah gampang untuk diurai. Semua orang tahu setiap bencana menimbulkan korban. Tetapi kapankah bencana itu datang? Tidak ada yang tahu. Tsunami yang melanda Aceh sudah 14 tahun berlalu. Kita tak berharap akan ada lagi tsunami di sana, namun pendeteksi tsunami, termasuk sirene di darat, tentu harus dipelihara. Dan itu membutuhkan biaya.

Maka, setiap kali ada bencana, kita baru teringat ada benda yang berfungsi mendeteksi tsunami. Saat tsunami melanda Palu dan Donggala, seluruh sirene tsunami diperiksa. Banyak yang tak berfungsi. Di Bali utara, sirenenya malah hilang. Tak jelas siapa yang menjaga. Sejak sirene dipasang, tak pernah berbunyi. Gempa besar di Bali utara terjadi pada 1976, dan itu pun tanpa tsunami. Gempa yang disertai tsunami di Bali terjadi pada 22 November 1815, 204 tahun yang lalu.

Seharusnya, merawat alat pendeteksi bencana diperlakukan seperti merawat akhlak, beramallah yang baik seolah-olah esok kita dipanggil Tuhan. Rawatlah alat pendeteksi itu seolah-olah esok bencana datang. Padahal dipanggil Tuhan dan datangnya bencana sesuatu yang tak pernah kita harapkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

16 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


18 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

25 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

28 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

44 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

44 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.