Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Langkah Awal Perdamaian Yaman

image-profil

image-gnews
Anggota militan Houthi mengibarkan bendera Yaman berkeliling kota dengan menggunakan sebuah mobil saat merayakan ulang tahun pertama militan Houthi berhasil kuasi kota Yaman di Sanaa, 21 September 2015. REUTERS
Anggota militan Houthi mengibarkan bendera Yaman berkeliling kota dengan menggunakan sebuah mobil saat merayakan ulang tahun pertama militan Houthi berhasil kuasi kota Yaman di Sanaa, 21 September 2015. REUTERS
Iklan

Smith Alhadar
Direktur Eksekutif Institute for Democracy Education

Setelah berunding pada pertengahan Desember lalu di Rimbo, dekat ibu kota Swedia, Stockholm, pihak-pihak yang bertikai di Yaman menyetujui pembangunan kepercayaan sebagai langkah awal menuju perdamaian di Yaman, yang terjerumus dalam perang proksi sejak hampir empat tahun lalu. Kubu Presiden Yaman Abdrabbuh Mansour Hadi dukungan koalisi Arab dan kubu Houthi dukungan Iran menyetujui gencatan senjata, termasuk di Al-Hudaydah, kota pelabuhan yang merupakan akses bagi 80 persen impor barang ke negeri itu.

Tercapainya gencatan senjata yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa itu tak lepas dari dinamika internal Yaman, kesulitan Arab Saudi, dan tekanan internasional setelah terbunuhnya jurnalis Jamal Khashoggi. Perang Yaman dimulai pada Maret 2015, saat koalisi Arab pimpinan Saudi menyerang Houthi untuk memulihkan pemerintahan Hadi.

Di luar dugaan koalisi Arab, perang berlangsung berkepanjangan tanpa prospek kemenangan di salah satu pihak. Komunitas internasional terus menyuarakan keprihatinan atas tragedi kemanusiaan di sana. Koalisi Arab dianggap bertanggung jawab atas dampak perang yang menghancurkan semua infrastruktur vital negara Arab termiskin itu. PBB juga mempersalahkan Houthi atas pelanggaran hak asasi manusia. Tekanan negara-negara Barat dan Kongres Amerika Serikat telah memaksa Saudi mengakhiri perang di Yaman.

Putaran perundingan perdamaian berikut rencananya akan berlangsung pada Januari 2019. Namun, mengingat peliknya masalah Yaman, perundingan mendatang tidak akan berjalan mudah. Pada 2016, misalnya, perundingan selama 108 hari di Kuwait gagal total. Saat itu, kubu pemerintah menuntut perundingan berpijak pada Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2216 dan hasil Inisiatif Arab Teluk. Resolusi 2216 menuntut Houthi mundur dari wilayah yang diduduki dan menyerahkan senjata beratnya. Inisiatif Arab Teluk menuntut pengembalian posisi Hadi sebagai presiden.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Houthi menolak prinsip-prinsip perundingan itu. Menerima Resolusi 2216 sama artinya dengan bunuh diri. Inisiatif Arab Teluk pun ditolak karena Houthi beranggapan pemerintahan Hadi telah kehilangan legitimasi. Pada 2012, penunjukan Hadi sebagai presiden untuk menggantikan Ali Abdullah Saleh merupakan Inisiatif Arab Teluk untuk meredakan gejolak politik di sana. Saleh diminta mundur oleh rakyat dengan imbalan tidak dituntut atas semua kesalahan pemerintahannya pada masa lalu. Ketika itu, masa kepresidenan Hadi ditetapkan hanya sampai 2014. Pada tahun itulah Houthi merangsek ke Sanaa untuk mengambil alih kekuasaan dan Hadi kabur ke Saudi.

Kesulitan lain bagi mulusnya rekonsiliasi adalah fakta sejarah dan mazhab keagamaan antara Yaman utara dan Yaman selatan yang dikendalikan kubu Hadi. Kedua Yaman pernah terpisah lebih dari seabad ketika Yaman utara dijajah Turki dan Yaman selatan di bawah dominasi Inggris. Pada 1967, rakyat di selatan mendepak Inggris dan mendirikan Republik Demokratik Rakyat Yaman dengan ibu kota Aden. Yaman Utara, setelah perang enam tahun antara kaum nasionalis dan konservatif (1962-1968) yang berhasil dimenangi kaum nasionalis, mendirikan Republik Arab Yaman dengan ibu kota Sanaa.

Pada 1990, terjadi unifikasi kedua Yaman. Namun pada 1994 pihak selatan memberontak, tapi berhasil dipadamkan pihak utara. Sementara itu, mayoritas penduduk selatan menganut Sunni mazhab Syafii , sedangkan mayoritas populasi utara menganut mazhab Syiah Zaidiyah. Kedudukan penting dalam struktur kaum Zaidi adalah imam, yang merupakan kedudukan keagamaan sekaligus politik. Perbedaan-perbedaan ini membuat sentimen regional kedua Yaman sangat kuat. Meskipun demikian, bukan tidak mungkin pihak-pihak yang bertikai mencapai perdamaian. Hasil perundingan di Rimbo menunjukkan kedua pihak menyadari penghentian perang merupakan keniscayaan demi konstruksi Yaman menuju kemajuan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

23 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


25 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

35 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.