Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Robohnya Simbol Negara di Ciracas

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Polsek Ciracas Diserang dan Dibakar
Polsek Ciracas Diserang dan Dibakar
Iklan

Tim investigasi gabungan Kepolisian Daerah Metro Jaya bersama Kodam Jaya, Polisi Militer, serta TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara mesti mempercepat pengungkapan kasus pembakaran kantor Kepolisian Sektor Ciracas, Jakarta Timur. Sudah sepekan bekerja, belum ada tanda-tanda pelaku telah teridentifikasi, apalagi ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Tim gabungan seharusnya tak kesulitan mendapatkan saksi dan alat bukti. Rekaman video sebelum dan saat penyerbuan beredar luas di Internet. Wajah dan seragam mereka terlihat sangat jelas. Apalagi tersiar kabar bahwa sejumlah pemimpin teritorial dan pejabat kepolisian sempat mendatangi dan menenangkan massa pada malam itu. Artinya, siapa pelaku pembakaran semestinya sudah bisa diketahui.

Pangkal persoalan bermula saat Iwan Hutapea, Agus Pryantara, Herianto Panjaitan, Depi, dan Suci Ramdani diduga mengeroyok dua personel TNI di kompleks pertokoan Arundina di Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, Senin pekan lalu. Mereka adalah Kapten Komaruddin dan Prajurit Satu Rivonanda Maulana. Selasa malam setelah pengeroyokan, polisi mempertemukan salah seorang pelaku dengan korban pengeroyokan di Polsek Ciracas. Mereka sudah berdamai malam itu juga.

Kabar pengeroyokan kadung beredar luas. Empat pelaku lain tak kunjung tertangkap. Gerombolan pria berambut cepak dan berbadan tegap itu diduga menyisir dan mendatangi rumah orang tua salah satu pelaku lainnya. Pencarian itu berujung penggerudukan, yang lalu merusak dan membakar Polsek Ciracas. Kepala Polsek Ciracas Komisaris Agus Widar ikut terluka akibat penyerbuan itu. Tim dari Polda Metro Jaya menangkap seluruh pelaku sehari dan dua hari setelah penyerbuan.

Seharusnya persoalan ini tak akan membesar jika pihak-pihak terkait mampu meredam emosi dan mengabaikan provokasi. Masyarakat adalah pihak yang paling dirugikan dalam peristiwa ini. Mereka yang tak bersalah ikut merasakan dampak buruk saat sweeping dan penyerbuan itu. Para pelaku melampiaskan emosi dengan mengintimidasi, merusak harta, bahkan menganiaya warga yang dianggap menghalangi penyerbuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hukum harus ditegakkan kepada siapa pun dalam kasus ini. Penyidik harus menerapkan pasal yang berat kepada para pengeroyok. Selain karena menganiaya anggota TNI yang tak bersalah, mereka kerap meresahkan masyarakat karena aksi mabuk-mabukan di sekitar pertokoan.

Polisi bersama tim gabungan juga harus berani melindungi saksi yang melihat para penyerbu pada malam itu demi kelancaran penyelidikan. Mereka umumnya adalah penduduk sipil yang sedang melintas dan beraktivitas di sekitar markas polisi tersebut.

Sebaliknya, penangkapan pelaku perusakan kantor polisi juga harus dipercepat. Kantor polisi adalah simbol negara yang harus dijunjung tinggi, bukan justru dilecehkan. Penangkapan para pelaku akan menjadi bukti bahwa tidak ada satu pun orang atau lembaga yang kebal hukum di republik ini. Apalagi jika perusakan itu ternyata terbukti dilakukan oleh mereka yang seharusnya menjaga kedaulatan negara dan melindungi masyarakat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

2 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

6 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

21 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

22 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

42 hari lalu

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

45 hari lalu

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

45 hari lalu

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

51 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

52 hari lalu

Warga membawa beras dan bantuan presiden pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Presiden memastikan pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

Berita terkini: Seruan pemakzulan Presiden Jokowi karena dugaan penyelewengan Bansos, gaji Ketua KPU yang terbukti langgar etik meloloskan Gibran.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

52 hari lalu

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.