Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orasi

image-profil

Oleh

image-gnews
Iklan

Seorang orang tua di abad ke-19 menyaksikan dengan masygul gejala yang berkembang di sekitarnya, di Surakarta: anak-anak muda merasa hebat, kumaki, dalam menjalankan syariat. Ibadah mereka, yang dasarnya tipis bak bedak di kulit (boreh), adalah untuk pamer dan promosi diri.

Orang tua itu, Mangkunegara IV, pun menulis serangkaian tembang yang sampai kini dikenal di sudut-sudut Jawa Tengah: Wedhatama.

Anggung anggubel sarengat, / Saringane tan den wruhi, / Dalil dalaning ijemak, / Kiyase nora mikani, / Ketungkul mungkul sami, / Bengkrakan mring mesjid agung, / Kalamun maca kutbah, / Lelagone Dandanggendis, / Swara arum ngumandhang cengkok palaran.

Wedhatama mencemooh anak-anak muda yang melekat ke syariat tapi tak tahu menyaring mana yang harus diikuti mana yang bukan. Ada ijma, konsensus para ulama; ada qiyas, pedoman, melalui analogi, untuk menghadapi persoalan yang belum diatur Quran dan Hadith. Sebagian ulama menerima ijma dan qiyas sebagai sumber hukum yang kukuh, tapi ada yang menampik.

Anak-anak muda yang disebut Wedhatama tak kenal lapis-lapis perbedaan itu; mereka terobsesi (katungkul) ibadah, mungkul atau takut menyimpang barang sedikit pun. Di masjid sikap mereka berlebihan: membaca khotbah dengan mendayu-dayu seperti tembang dandanggula, nyaring merangsang bagaikan alun palaran.

Di sini Wedhatama menunjukkan sesuatu yang jarang dilihat orang: hubungan antara retorika dan kuasa. Ada jarak yang dekat antara mimbar dan mihrab, antara khatib dan imam, antara padri dan pulpitum. Berdasarkan kemampuan retorik seseorang, mukminin menyusun dan menampakkan hierarki-dan itulah yang diikuti anak-anak muda. Mereka inginkan derajat sosial, ngajab-ajab tibaning drajat.

Agama-agama memang berubah.

Di awal riwayatnya, ibadah bersama hampir tak dibentuk sebuah struktur. Di bangunan bersahaja di Madinah, Nabi berkhotbah sambil bersandar pada pokok kurma. Baru ketika ia cepat lelah, Tamim, seorang sahabat, membuat tempat berdiri untuknya, meniru platform yang ia lihat di Suriah. Jauh sebelum katedral-katedral didirikan, Yesus mengabarkan ajarannya sambil duduk di sebuah bukit di Plateau Korazim yang hanya 50 meter tingginya dari permukaan laut. Khotbah pertama Buddha disampaikan di sebuah taman di Sarnath tempat kijang berkeliaran.

Tapi kemudian agama membangun arsitektur dan menjadi arsitektur, dan kekuasaan pun niscaya. Sejarahnya mencatat tegak dan runtuhnya hierarki kesalehan dan susunan lapisan sosial lain yang menyertainya. Dan senjata dan kekerasan berperan, juga orasi dan komunikasi.

Orasi yang efektif dibangun lidah yang petah, sikap yang yakin, alun suara yang enak. Seperti pidato penjual obat di pasar-pasar masa lalu, swara arum itu (meminjam kata-kata Wedhatama tentang para pengkhotbah muda) tak harus berbobot, benar, atau tulus. Bahkan di sepanjang pantai Pacitan para dai berbicara seenaknya, padha nyalemong, dan ribuan orang mengikuti, ewon wong kang padha nggugu.

Di sini satu faktor lain berperan: ribuan orang itu. Orator sebenarnya bukan subyek 100%. Ia mirip sebuah pemantul; melentingkan kembali hasrat orang ramai yang terpendam di bawah sadar, sering cemas dan agresif. Ketika seseorang melontarkan kata dengan bergelora dan pas di perasaan, gayung pun bersambut-meskipun kata itu tak dikenali.

Saya ingat film Viva Maria!, komedi Louis Malle di tahun 1965. Alkisah, di satu bagian Amerika Tengah di awal abad ke-20, serombongan sirkus Prancis berkeliling. Keadaan sedang panas: di bawah Gereja dan tuan tanah yang sewenang-wenang, pemberontakan petani berkecamuk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para pemain sirkus itu bersimpati. Maria, aktor dan penyanyi utama, yang dimainkan Jeanne Moreau, bahkan jatuh cinta kepada Flores, pemimpin pemberontak yang karismatis. Seluruh rombongan pun ikut dalam revolusi yang rada kacau itu.

Tapi Flores gugur. Harapan guncang di antara para pejuang. Maria merasakannya. Menjelang pemakaman, ia turun ke pelataran. Di sisi peti mati Flores ia berpidato. Kalimatnya mantap memukau ke arah massa yang berkumpul; antara lain:

Bersabarlah, teman-teman yang baik,

...kalian tahu betapa Flores mencintaimu.

Kalian bukan kayu, bukan batu, tapi manusia.

Dan sebagai manusia, memanggul wasiat Flores

akan membakar hatimu; kalian akan murka;

Kalian adalah ahli warisnya…

Mendengar ini, meskipun tak paham benar kata-kata Maria, para pemberontak tergugah. Mereka angkat senjata lagi. Revolusi menang.

Tapi para aktor sirkus tahu, antara geli dan terharu, yang diucapkan Maria dengan penuh cinta tentang Flores sebenarnya saduran bebas naskah yang dia hafal dari lakon Julius Caesar-ditulis Shakespeare untuk teater Inggris di akhir abad ke-16.

Tiruan atau asli, dusta atau tulus, retorika tak bisa diabaikan ketika politik berarti gerakan massa untuk kekuasaan. Maka ketika agama jadi politik jenis ini, orasi jadi suara hasrat wisesa winisesa, kuasa-menguasai. Ibadah bukan lagi sinuksmaya winahya ing ngasepi, diresapkan dalam sukma dan didapatkan dalam sepi.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.