Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Islam dan Strategi Kebudayaan

image-profil

image-gnews
Umat Islam melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Jami di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu, 22 Agustus 2018. Muslim di Pontianak melaksanakan salat Idul Adha dalam kondisi diselimuti kabut asap pekat yang berasal dari pembakaran hutan dan lahan. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Umat Islam melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Jami di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu, 22 Agustus 2018. Muslim di Pontianak melaksanakan salat Idul Adha dalam kondisi diselimuti kabut asap pekat yang berasal dari pembakaran hutan dan lahan. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Iklan

Amin Mudzakkir
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Pada mulanya, tidak ada masalah serius dengan Islam dan kebudayaan. Sejak masuk ke wilayah yang sekarang bernama Indonesia, Islam telah berdialog dengan kebudayaan setempat. Keduanya saling membentuk dan menghasilkan suatu corak keagamaan tradisional yang harmonis dengan lingkungan sekitar.

Namun sejak gerakan reformasi keagamaan berkembang, tuntutan untuk memurnikan ajaran dari unsurunsur lokal mengemuka. Hal ini muncul, misalnya, dalam Perang Padri pada era kolonial. Para ulama reformis mulai mendakwahkan Islam yang diyakini lebih murni daripada yang ada. Usaha ini jelas menimbulkan pertentangan, bahkan perang, apalagi setelah ada campur tangan ekonomi dan politik kekuasaan.

Pertentangan tersebut terus berlanjut. Pada awal abad ke20, gerakan reformis Islam menyerang corak keagamaan tradisional yang dituduh penuh dengan takhayul, bidah, dan khurafat. Mereka berpendapat, agama dan kebudayaan harus dipisahkan. Jangan sampai yang kedua mempengaruhi yang pertama. Sebaliknya, yang pertama diharapkan mengubah yang kedua.

Para pelaku corak keagamaan tradisional tidak diam saja. Mereka merumuskan argumen keagamaan, khususnya fikih, yang mendukung penyesuaian antara ritual ibadah dan kebiasaan setempat. Bagi mereka, Islam adalah agama yang bisa diterapkan dan disesuaikan dengan konteks masyarakat yang beragam.

Pertentangan antara arus reformis dan tradisionalis sempat mereda. Pada era Orde Baru, terjadi modernisasi yang masif luar biasa. Beberapa hal yang dulunya dipertentangkan, seperti ziarah kubur, tahlilan, dan perayaan maulid Nabi Muhammad, mulai diterima semua kalangan. Tampaknya, ketika itu ada semacam modus vivendi yang menyurutkan pertentangan di antara dua arus yang berseteru.

Surutnya pertentangan itu terjadi dalam suasana yang nondemokratis. Ekspresi Islam apa pun memang dibiarkan, bahkan didukung, sejauh tidak menyentuh politik praktis. Strategi kebudayaan yang ditekankan rezim penguasa adalah mereduksi pertentangan itu menjadi sekadar masalah kesenian. Aspirasi ideologisnya ditekan. Namun justru dengan demikian ia menggumpal dan meledak pada akhir dekade 1990an.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ledakan ideologis yang mempersoalkan kembali hubungan antara Islam dan kebudayaan dibawa suatu lapisan masyarakat Indonesia. Mereka terbentuk dari sebuah proses sosial yang berjalan sejak dua dekade sebelumnya. Mereka menyuarakan aspirasi keagamaan yang cukup keras. Bertolak dari orientasi Islam di Timur Tengah yang puritan, mereka mempromosikan sebuah bentuk Islam kafah, yang merujuk pada pembayangan kehidupan Nabi Muhammad di Madinah.

Dampak dari aspirasi baru itu cukup besar. Di banyak daerah, ekspresi kebudayaan yang sesungguhnya sangat Islami menghilang. Di Priangan, Jawa Barat, misalnya, festival tagoni atau terbangan sudah jarang ditemukan dan digantikan dengan lomba nasyid. Wacana bahwa Islam dan kebudayaan adalah dua hal yang berbeda menemukan contoh keberhasilannya.

Keberhasilan paling nyata bisa dilihat di perkotaan. Berbagai perumahan khusus muslim dibangun dengan fasilitas yang khas, seperti arena berkuda dan memanah, selain tentu saja masjid dan sekolah berbasis agama. Fenomena ini merefleksikan sesuatu yang serius. Bagi para penghuninya, dunia di luar kompleks perumahan mereka dianggap tidak suci, tercampur dengan kebudayaan yang tidak Islami. Dalam jangka panjang, fenomena ini bisa berbuah aspirasi politis tertentu yang eksklusif.

Karena itu, kampanye Islam Nusantara oleh para pemimpin Nahdlatul Ulama ditentang habishabisan. Kampanye yang sejatinya lahir dari keprihatinan adanya pereduksian makna Islam itu dituduh sebagai usaha untuk mencampuradukkan agama dengan kebudayaan. Bagi mereka yang menentangnya, pencampuran itu bertentangan dengan akidah dan bisa merusak iman.

Setelah memahami gejala sosiologis ini, pemerintah Indonesia saat ini mau tak mau perlu merumuskan strategi kebudayaan baru yang sesuai dengan zaman. Dalam hubungannya dengan Islam, strategi tersebut harus mampu memilah dan memilih corak keagamaan yang paling bisa diandalkan untuk menopang keberadaannnya. Tanpa topangan agama yang kuat, legitimasi strategi kebudayaan yang diputuskan akan lemah.

Bagaimanapun, Islam adalah plural. Namun, dalam proses pengambilan kebijakan tertentu, negara mesti berani bersikap untuk menunjukkan suatu model terbaik yang diharapkan mampu mengakomodasi pluralitas Islam dan kebudayaan Indonesia itu sendiri. Saya melihat corak keagamaan tradisional mempunyai potensi untuk menjawab kebutuhan itu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.