Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Konyol Membungkam IndonesiaLeaks

Oleh

image-gnews
Logo Indonesialeaks
Logo Indonesialeaks
Iklan

Sia-sia saja kepolisian membendung hasil liputan investigasi jurnalis yang tergabung dalam IndonesiaLeaks. Sikap reaktif polisi justru menguatkan gaung laporan tentang perusakan barang bukti kasus korupsi itu. Reaksi polisi yang berlebihan pun memantik kecurigaan: kalau tak ada yang salah, mengapa polisi sampai belingsatan?

Serangan balik terhadap IndonesiaLeaks akan sulit mematikan inisiatif bersama untuk membongkar korupsi. Apalagi IndonesiaLeaks hanyalah sebuah platform. Penopangnya adalah para jurnalis yang bekerja di sejumlah media. Kalaupun situs Indonesialeaks.id akhirnya ditutup, para jurnalis bisa membangun lagi platform serupa.

Liputan investigasi bersama bukan sekadar tren, tapi memang menjadi kebutuhan masyarakat dunia. Kolaborasi diperlukan untuk membongkar kejahatan yang pelik seperti korupsi. Sinergi itu bisa membuahkan hasil maksimal, seperti terbongkarnya skandal Panama Papers belum lama ini. Upaya penggelapan pajak dan penyamaran kekayaan oleh para pemimpin dan pesohor dunia itu tersingkap berkat liputan bersama jurnalis lintas negara.

IndonesiaLeaks lahir dengan spirit yang sama. Siapa pun tak akan mudah memadamkan semangat itu. Sebelum ribut di ruang publik, para ”utusan” polisi ditengarai berusaha mempengaruhi pengelola media agar tak memuat kisah perusakan buku catatan setoran dari importir daging sapi Basuki Hariman itu. Toh, sejumlah media tetap menerbitkan hasil liputan skandal itu.

Belakangan, gencar pula upaya menggiring opini bahwa laporan IndonesiaLeaks bohong belaka alias hoaks. Tapi tuduhan itu jauh panggang dari api. IndonesiaLeaks membongkar kejadian yang nyata. Penyobekan catatan setoran untuk petinggi polisi pada 7 April 2017 itu sempat membuat gaduh seisi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Soalnya, bukti itu amat penting untuk membongkar suap impor daging sapi yang sudah lama diselidiki KPK.

Pengawas Internal KPK juga telah menelisik dugaan pelanggaran oleh dua penyidik polisi yang bertugas di lembaga antirasuah itu. Namun, sebelum dijatuhi sanksi, kedua polisi itu dikembalikan ke markasnya. Anehnya, meski pulang membawa ”masalah”, mereka malah mendapat promosi di kepolisian.

Patut disayangkan, kala itu KPK tak bergegas menetapkan dua penyidik tersebut sebagai tersangka perusakan bukti kasus korupsi. Padahal KPK selama ini cukup sigap menjerat orang yang merintangi penyidikan.

Setelah liputan IndonesiaLeaks meledak, Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya mulai menyelidiki kasus perusakan barang bukti itu. Memang tak ada kata terlambat bila polisi serius mengusut siapa yang bersalah. Tapi urusannya bisa makin runyam bila pengusutan oleh kepolisian malah dirancang untuk ”mencuci” kesalahan anggota dan pimpinannya.

Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI pun turut mengusut perkara ini. Tapi sasarannya bukan perusak bukti pidana. Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim justru mencari-cari bukti pidana penghinaan dan pencemaran nama pejabat. Mereka meminta PT Jagat Informasi Solusi—perusahaan pengelola nama domain Internet—membuka profil IndonesiaLeaks dan menyerahkan data pribadi para penggagasnya. Ini jelas mengada-ada.

Petinggi polisi seharusnya menyampaikan hak jawab atau hak koreksi ke media yang menerbitkan laporan tersebut. Polisi juga bisa mengadu ke Dewan Pers bila hak jawab atau hak koreksi tak memuaskan mereka. Cara itu jauh lebih elegan ketimbang upaya membekap penggagas IndonesiaLeaks dengan menggunakan kekuasaan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

15 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


17 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

23 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

27 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

42 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

43 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.