Sebuah rumah yang tak bertuan di ujung jalan itu senantiasa harus dijaga. Rumah ini adalah sebuah ruang gelap yang terus menerus berkawan dengan gelap dan muslihat. Sang Ibu (Marissa Anita) dan puteranya, Jodi (Muzakki Ramdan) diminta oleh seorang perempuan untuk membersihkannya. Kebetulan si ibu sudah enam bulan tak membayar sewa kamarnya sendiri. Setelah bertengkar dengan pemilik kos sialan (Farishad Latjuba), dia memutuskan bermalam di rumah kosong. Lalu ibu dan anak itu membersihkan rumah dengan sigap, makan mie instan, berbincang dengan kompak. Sesekali si anak merengek minta sekolah sementara si ibu berjanji kalau sudah ada uang. Kali lain Jodi ngambeg kalau si Ibu tak mengijinkan bermain di luar rumah. Untuk beberapa menit pertama, di luar persoalan rumah sunyi itu, tampaknya kita disuguhkan drama keluarga biasa.
Tetapi mulailah terjadi hal-hal yang tak nyaman. Sang Ibu mendengar suara-suara tak jelas dari loteng rumah. Sepre yang dicucinya mendadak dilempari kotoran. Tak jelas siapa yang melakukan itu semua. Ibu menuduh Jodi si kecil yang terkadang protes soal keterbatasannya bergerak. Tapi kali ini Jodi berurai airmata meyakinkan ibunya: “bukan saya bu, sungguh bukan saya…” sembari mengambil topo dapur dan terisak-isak berjanji akan membersihkan kotoran di atas sepre itu.
Adegan yang sungguh sedih ini nyaris membuat kita lupa, sesungguhnya film HBO “A Mother’s Love” ini adalah sebuah film horor. Perlahan-lahan, sutradara dan penulis skenario Joko Anwar mengungkap horor di dalam rumah itu. Horor, bagi Joko Anwar, yang tahun lalu mengguncang dengan film Pengabdi Setan, adalah drama. Dia tidak membelah-belah genre itu menjadi batasan yang tegas. Tanpa drama, film horor cuma berisi serangkaian teknik jumpscare dengan musik yang menggedor-gedor dan drama itu justru sangat penting untuk membangun. Artinya di dalam film horor versi Joko tampaknya tak akan mengandalkan adegan yang mendadak melompat dengan visual hantu yang mengerikan itu demi sebuah daya kejut.
Seperti pada film Pengabdi Setan yang hanya sesekali memperlihatkan sosok hantu, dan bahkan ada saat-saat hantu sang ibu disorot dari jauh, dalam film “A Mother’s Love ini pun Joko Anwar tak ingin mengobral sosok ngeri ‘wewe gombel’ –sosok hantu yang dalam mitos digambarkan perempuan yang sangat ingin mempunyai anak.
A Mother's Love film horor karya Joko Anwar, tayang di HBO Asia sejak 7 Oktober 2018 (HBO Asia)
Mengapa Joko Anwar memilih ‘Wewe Gombel’?
“Latar belakang Wewe Gombel sangat kuat dan menarik bagi saya, yaitu: perempuan yang meninggal dan membawa mati keinginan besar untuk punya anak karena saat hidup tak bisa punya anak,” kata Joko Anwar.
Joko mengakui bahwa sebagian besar tema film-filmnya memang selalu ada elemen sosok ibu dan segala kompleksitasnya, misalnya Pintu Terlarang dan Pengabdi Setan (2017), dan karena itulah apakah film thriller atau horor, unsur drama dalam film-film Joko akan selalu tetap kental dan emosional karena konflik dalam keluarga akan selalu diramu dengan persoalan ‘dunia yang lain’ di luar yang tersentuh manusia.
Film ini adalah episode pertama dan antologi enam film horor berjudul “Folklore” yang diproduksi HBO Asia dan digagas oleh sutradara Singapura terkemuka Eric Khoo. Adalah Khoo yang mempunyai ide untuk memproduksi antologi tentang hantu, atau mitos atau urban legend di berbagai negara Asia dengan mengundang enam sutradara. Joko Anwar sebagai sutradara dari Indonesia yang dipilih tim HBO Asia itu mengatakan mereka diberikan kebebasan untuk bercerita apa saja. Dengan demikian, maka para sutradara lain juga menampilkan berbagai kisah hantu dan urban legend yang khas dari negara masing-masing yakni: Jepang, Korea, Malaysia, Singapura dan Thailand.
Film porsi Joko Anwar sudah ditayang pada hari Minggu dua pekan lalu dan sudah ditayang ulang oleh kanal HBO. Sementara akhir pekan lalu episode berikut berjudul “Tatami” (Jepang) juga sudah mulai bisa ditonton.
Yang menarik sebetulnya adalah film Joko Anwar A Mother’s Love dan Pob episode dari Thailand, terpilih untuk tayang perdana di Toronto International Film Festival, satu-satunya dan pertama kali sebuah serial televisi Asia masuk dalam seksi Prime Time di festival ini.
Mungkin dengan menyaksikan antologi ini, film horor tak hanya bercokol di ‘paviliun’ industri perfilman karena selalu dianggap perusak selera. Yang ada hanyalah film yang baik dan buruk, bukan genre yang baik dan genre yang buruk.
FOLKLORE: A MOTHER’S LOVE
Sutradara: Joko Anwar
Skenario: Joko Anwar
Pemain: Marissa Anita, Muzakki Ramdan, Arswendy Nasution