Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelajaran dari Krisis Venezuela

image-profil

image-gnews
Harga ayam di Venezuela [Carlos Garcia Rawlins / Reuters]
Harga ayam di Venezuela [Carlos Garcia Rawlins / Reuters]
Iklan

Poltak Partogi Nainggolan
Profesor riset ekonomipolitik di Pusat Penelitian DPR

Venezuela kini terancam kosong ditinggalkan penduduknya yang meng­ungsi demi me­­­nye­­la­­mat­­­kan diri dan mem­­ba­ngun masa depan baru. La­­­­poran PBB menyebutkan, dari 32,4 juta penduduk ne­­geri itu, 2,3 juta lebih atau 7 persen telah mengungsi aki­bat krisis ekonomi dan po­litik di negeri yang dulu di­kenal ka­­ya dan sering me­­­me­­nangi kontes ratu ke­­cantikan sejagat itu.

Venezuela di bawah Pre­­siden Hugo Chavez telah m­e­la­­­ku­­­kan ke­­­salahan besar de­­ngan meng­­gantungkan 95 persen pendapatan na­­sionalnya pada ekspor mi­nyak bumi. Negeri itu me­­ngalami kemerosotan eko­­nomi drastis setelah jatuh­­nya harga minyak pada 2014.

Kondisi ini diperburuk lagi oleh kebijakan peme­­rintah sosialis Chavez yang me­matok harga kebutuhan po­kok, dari tepung, minyak go­reng, sampai keperluan man­di, demi meringankan be­ban penduduk miskin. Kebi­­jakan populis ini men­­­­­jadi bumerang karen­a mengakibatkan kebang­­krutan banyak pabrik dan pe­­rusahaan.

Mata uang bolivar tidak lagi berharga setelah US$ 1 setara dengan 248 ribu bo­­livar. Kejatuhannya telah me­micu inflasi yang dapat me­nyentuh sejuta persen pa­da akhir 2018. Harga 1 kg daging setara dengan 9,5 jut­a bolivar dan sebungkus ti­su toilet harus dibayar 2,6 ju­ta bolivar.

Baca Juga:

Prak­tik sosialisme yang keliru di Venezuela telah menguras devi­­­sa negara ka­­rena meng­­­abaikan pe­­nge­lolaan eko­­­nomi yang sehat dengan me­­nerbitkan ma­­ta uang baru dan men­ce­­taknya terus. Se­­men­ta­ra itu, belanja be­­sar un­tuk proyekpro­­yek in­­fras­truk­­tur telah mem­per­­be­sar de­­­fisit transaksi ber­­jalan. Ini berjalan terus sam­pai Chavez mangkat dan di­gantikan oleh Nicolas Ma­­duro lewat pemilihan umum yang kontroversial de­­mi mempertahankan ke­­­bijakan sosialis yang po­­pu­lis ini. Lalu, muncul de­­mon­strasi mahasiswa dan gelombang protes massa. Ko­­rupsi dan salah urus me­­lengkapi aksi represif apa­­rat sehingga timbullah keka­­cauan.

Seperti konflik vertikal dan horizontal di Medi­­terania yang telah menye­­bab­kan gagalnya musim se­mi demokrasi (Arab Spring), di Venezuela kon­­flik dan krisis mengancam eksistensi rezim sosialis pas­caChavez dengan im­­plikasi sama, yakni migrasi se­­cara masif

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti halnya Chavez, rezim Maduro menuding kaum ­­oposisi dan “kekuatan impe­­­rialis”, terutama Ame­­rika Serikat dan Kolom­­bia, berada di balik keka­­cauan ini. Apakah sosia­­lisme telah menjadi sum­­b­er atau penyebab krisis? Para pe­­­mikir dan pe­­mimpin so­­­sialis dapat ber­­­keberatan atas argumen ini. Namun penjelasan yang ob­­yektif akan mengungkap ke­­li­­runya kebijakan dan ja­­lan sosialisme yang telah di­­­tempuh Chavez dan di­­teruskan Maduro yang men­­­jadi sumber krisis di Ame­­rika Latin. Kekeliruan ini menjadi penyebab gagal­­nya sosialisme dewasa ini sebagaimana hancurnya sosia­­lisme di masa lalu, de­­ngan kelaparan massal di Ci­na pada era Mao Zedong pa­da dasawarsa 1960. Na­­mun, berbeda dengan di Vene­­zuela, penduduk Cina ha­­nya mampu melarikan di­ri ke wilayah daratan Ci­­n­a lain yang amat luas itu.

Jika krisis domestik be­lum teratasi, akan ba­­nyak warga Venezuela yang berbondongbondong me­­nuju perbatasan. Dalam se­­bulan terakhir, Kolombia, Ekua­dor, dan Peru telah mene­­rima ratusan ribu pe­­ngungsi Venezuela yang ke­­kurangan makanan. Pa­­da awal September 2018, lebih dari 2.500 orang telah me­lintasi kota kecil di per­­batasan Peru dan ribuan orang lainnya menyusul.

Pemerintah Brasil telah me­ngirim pasukan ke per­­batasan untuk menjaga sta­­bilitas keamanan dari kedatangan masif pe­­ng­­ungsi Venezuela. Sebab, war­­ga lokal Brasil telah me­­ny­erang pengungsi Ve­­ne­­zuela sehingga 1.200 pe­­ngungsi segera kem­­bali ke negaranya. Sedang­­kan pengungsi Vene­­­zuela me­­ngaku telah meng­­alami per­lakuan rasis, peng­­hinaan, kebencian, xeno­­­phobia, ser­­­ta persekusi eko­­nomi dan perbudakan.

Ketiga negara tetangga Venezuela telah meminta Pre­­siden Maduro segera mem­­­­fasilitasi pembuatan pas­­por bagi warganya yang me­­ngungsi demi menjaga ke­­­amanan regional. Negara ma­­ju, seperti Amerika, pun mem­­perketat pintupintu per­­­­batasan mereka dari eks­­odus imigran Amerika Latin dengan kebijakan Trump yang melanggar hak asasi ma­nusia, yang me­­­­misahkan anakanak dari orang tua mereka.

Bersama Amerika Serikat, Organisasi Negaranegara Amerika (OAS) mengancam akan melakukan intervensi militer ke Venezuela de­­­mi memulihkan demo­­­kra­­si, meredakan krisis ke­­­ma­­nusiaan, dan menjaga stabilitas kawas­­an. Kri­­sis Ve­­nezuela telah mem­­­buk­­ti­­kan bahwa ekonomi dan politik ti­­dak dapat di­­­pi­­­sah­kan dan negara sulit meng­­hin­­dari situasi global.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

16 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


18 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

24 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

28 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

43 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

44 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.