Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belajar dari Krisis Turki

image-profil

image-gnews
Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Rupiah Indonesia pada 15 Desember merosot ke tingkat terendah terhadap dolar sejak krisis keuangan Asia 16 tahun yang lalu, karena pasar negara berkembang terpukul seiring kemajuan perbaikan ekonomi Amerika Serikat. Adek Berry/AFP/Getty Images
Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Rupiah Indonesia pada 15 Desember merosot ke tingkat terendah terhadap dolar sejak krisis keuangan Asia 16 tahun yang lalu, karena pasar negara berkembang terpukul seiring kemajuan perbaikan ekonomi Amerika Serikat. Adek Berry/AFP/Getty Images
Iklan

Ronny P. Sasmita
Staf Ahli Komite Ekonomi dan Industri Nasional

Turki telah mengalami turbulensi ekonomi yang sangat menegangkan. Mata uang lira tercatat anjlok lebih dari 40 persen dibanding posisi dolar Amerika Serikat hingga Agustus lalu. Struktur perekonomian Turki memang sudah tidak sehat karena defisit neraca transaksi berjalan yang akut, ketergantungan yang semakin besar terhadap investor asing, dan menguatnya pengaruh kebijakan ekonomi Presiden Amerika Donald Trump serta sentimen politik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang kian tak bersahabat.

Defisit transaksi berjalan Turki yang berkelanjutan menjadi titik sentral kelemahan perekonomiannya. Selama 2000-2017, total defisit transaksi berjalannya mencapai US$ 555,37 miliar. Celakanya lagi, pada periode yang sama, total defisit transaksi perdagangannya mencapai US$ 768,17 miliar. Dan, sepanjang tahun itu tidak ada transaksi perdagangan yang positif.

Turki harus memperoleh sumber pembiayaan lain. Maka, pinjaman asing pun otomatis kian besar. Jadi, sangat wajar jika volatilitas ekonominya juga menjadi sangat bergantung pada ekspektasi dan psikologi pasar dari para pendana asing. Sejak 1992 sampai hari ini, setidaknya Turki mempunyai utang terhadap orang asing senilai total defisit transaksi berjalannya, yaitu US$ 566,53 miliar. Bagi perekonomian sebesar Turki, yang pendapatan domestik brutonya pada 2017 masih US$ 852 miliar, posisi utang yang bersumber dari dana asing tersebut tentu sangat membebani.

Titik lemah perekonomian Turki ketiga adalah struktur sumber dana asing, yang digunakan untuk membiayai defisit transaksi berjalan, didominasi oleh dana panas berupa portofolio investasi, baik saham maupun obligasi pemerintah. Dana asing tersebut bersifat "segera dapat kembali" tatkala muncul sentimen negatif atas ekonomi Turki.

Hampir 80 persen dana panas tersebut ditanam dalam obligasi pemerintah Turki, yang notabene dana tersebut juga digunakan untuk pembiayaan operasional pemerintah Turki. Artinya, struktur ekonomi Turki selalu diwarnai dengan defisit kembar, yaitu defisit transaksi neraca berjalan dan defisit fiskal yang persisten dan akut. Keduanya adalah ciri dari suatu struktur ekonomi yang tidak sehat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masalahnya tentu akan semakin sulit tatkala defisit transaksi berjalan tersebut terus membesar di satu sisi dan aliran dana panas juga mulai keluar dari Turki di sisi yang lain. Eksodus uang panas tersebut masih berlanjut hingga batas waktu yang belum jelas, sampai terjadi kepanikan pasar uang berikutnya, setelah terjadi kepanikan pada 10 Agustus lalu.

Dengan defisit kembar yang terus melebar dan tingkat pengangguran yang mencapai 10 persen, wajar jika investor bereaksi negatif. Situasi bertambah parah setelah konflik politik Turki dengan Amerika menajam. Yield obligasi negara Turki melonjak hingga 22 persen dan selama tahun berjalan mata uang lira anjlok 45 persen. Walhasil, proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini pun hanya sekitar 4,1 persen, terbilang rendah dibanding 2017 yang sebesar 7,4 persen.

Krisis ekonomi dan risiko gagal bayar obligasi Turki tentu berpotensi menekan ekonomi Eropa. Sumber Bank for International Settlement per kuartal pertama tahun ini mengungkapkan bahwa Spanyol memiliki exposure sekitar 36 persen surat berharga Turki, disusul Prancis (16 persen), Italia-Inggris-Amerika (masing-masing 8 persen), dan Jerman (6 persen).

Bagaimana dengan Indonesia? Dengan asumsi perbankan Indonesia tidak memiliki exposure atas surat berharga Turki, dampak langsung krisis ekonomi Turki tentu relatif terbatas. Namun krisis Turki sangat berpengaruh pada perpanjangan siklus "dolar kuat" yang hanya bisa diredakan apabila ekonomi Eropa menguat, seperti yang terjadi selama 2017. Celakanya, krisis Turki justru membuat zona Eropa semakin rentan atas berbagai risiko perlambatan. Artinya, secara umum Indonesia akan turut terkena dampak risiko mata uang yang terkait dengan penguatan dolar, kemudian berlanjut dengan kian memburuknya sentimen terhadap negara berkembang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

25 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.