Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perang Media Sosial Tiada Akhir

image-profil

image-gnews
Ilustrasi Media Sosial. Kredit: Forbes
Ilustrasi Media Sosial. Kredit: Forbes
Iklan

Suwatno
Guru Besar Komunikasi Organisasi UPI

Media sosial adalah kekuatan baru dalam pengaruh politik. Berbagai peristiwa politik kontemporer di seluruh sudut dunia melibatkan adanya peran media sosial yang dahsyat. Gerakan 212 menjadi saksi sejarah pengorganisasian massa berbasis penggunaan media sosial.

Fenomena semacam ini telah dibayangkan oleh teoretikus semacam Marshall McLuhan sejak 1960-an dengan mewacanakan gagasan "desa global". Berkat penemuan Internet dan Web 2.0, sekat-sekat ruang dan waktu dalam pertukaran informasi di seluruh dunia dapat dipangkas. Thomas L. Friedman menyebutnya sebagai "dunia yang datar" (flat world).

Setelah Web 2.0, dunia komunikasi kemudian dikejutkan dengan Web 3.0 dan yang terbaru Web 4.0. Kecerdasan Web 3.0 dapat menghubungkan, mengintegrasikan, dan menganalisis data dengan berbagai pengaturan untuk memperoleh arus informasi baru (Aghaei dkk, 2012).

Adapun Web 4.0 adalah penemuan tercanggih. Motifnya adalah interaksi manusia dengan mesin secara simbiosis. Dengan web ini, mesin bisa lebih pintar dalam membaca konten dan memutuskan sendiri apa yang akan muncul lebih dulu untuk tampil di situs web secara cepat dengan kualitas dan kinerja yang superior. Web ini dapat menjadi paralel dengan otak manusia dan meningkatkan interaksi kecerdasan. (Choudhury, 2014).

Kita tidak bisa membayangkan apabila Web 4.0 nantinya dipakai untuk agenda diseminasi pesan-pesan politik. Perang politik masa depan tidak akan membutuhkan lagi "pasukan medsos". Berbagai bentuk kreasi isu dan penyebaran narasi politik dapat dilakukan oleh mesin. Perangkat tersebut bahkan mungkin bisa diatur sebagai mesin propaganda yang bekerja secara otomatis.

Jika cara pikir propagandis dalam perang medsos hari ini terus dipertahankan, tidak akan ada seorang pun yang mampu memprediksi kapan fenomena ini akan berakhir. David Patrikarakos, penulis buku War in 140 Characters: How Social Media Has Transformed the Nature of Conflict, mengatakan, menuliskan bahwa kemampuan media sosial dapat menjadikan orang non-kombatan (orang biasa) memiliki kekuatan untuk mengubah arah medan perang fisik dan narasi wacana di sekitarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Media sosial, menurut David, telah memberkahi setiap orang dengan dua kemampuan penting: memproduksi konten dan membentuk jaringan hingga skala transnasional. Karena itulah dewasa ini bermunculan banyak agen politik baru yang memiliki kekuatan pengaruh hampir setara dengan media arus utama. Selain itu, media sosial memberikan peluang untuk mempertemukan mereka yang memiliki kesamaan frekuensi (kepentingan) sehingga konten yang awalnya terserak-terpisah berubah menjadi satu gerakan kolektif.

Perang politik di medsos agaknya tidak dapat disetop dalam waktu dekat. Banyak pengamat media mengatakan hal demikian. Bahkan, amplitudonya akan kian menguat menjelang Pemilihan Umum 2019. Apakah fenomena ini dapat dikurangi dengan memakai regulasi, misalnya, dengan pendaftaran akun resmi? Banyak yang pesimistis, termasuk saya.

Perang di medsos ini hampir mirip seperti peredaran konten-konten porno. Pemblokiran konten-konten asusila mungkin dapat meminimalkannya, tapi tidak mengurangi jumlahnya. Konten-konten demikian sepertinya akan tetap tumbuh subur selama ada fabrikasi. Lagi-lagi ini menyalahkan kapitalisme. Tapi itu fakta yang tidak perlu pura-pura diingkari. Perselingkuhan kapitalisme, teknologi, dan politik dalam iklim demokrasi liberal dan logika mekanisme pasar menghasilkan perang cyber yang tidak kunjung usai.

Seruan moral juga tak bisa mengeremnya. Buktinya, fatwa Majelis Ulama Indonesia yang melarang penyebaran berita bohong (hoax) seolah tidak banyak mengubah atmosfer media sosial. Ketegangan dan konflik di dunia maya masih berlangsung sengit. Perisakan, fitnah, dan ujaran kebencian masih menghiasi ruang-ruang diskursus publik.

Lalu, apa solusinya? Boleh jadi edukasi akan berperan signifikan, tapi efeknya jangka panjang. Namun lebih baik kita berbuat daripada mengutuk keadaan. Ikhtiar untuk membangun sikap dan karakter bermedsos yang sehat dan bijaksana harus dilakukan secara integratif. Selain melalui regulasi, seruan moral, dan pendidikan, juga harus ada kehendak dan keberanian para pemain di arena ini untuk menunjukkan perlombaan yang sportif.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Terowongan Silaturahmi Penghubung Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang Didatangi Paus Fransiskus

2 hari lalu

Suasana Terowongan Silaturahim yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, Senin, 25 Oktober 2021. Terowongan yang dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 m2 dengan total luas shelter dan tunnel 226 m2 menelan dana sebesar Rp 37,3 miliar. TEMPO/Syara Putri
Mengenal Terowongan Silaturahmi Penghubung Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang Didatangi Paus Fransiskus

Terowongan silaturahmi yang dikunjungi Paus Fransiskus bukan sekadar untuk penyeberangan, melainkan juga simbol toleransi antarumat beragama


Selain Gratiskan Tiket, Benteng Vredeburg Yogyakarta Sediakan Layanan Antar Jemput Kelompok Rentan

9 hari lalu

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Selain Gratiskan Tiket, Benteng Vredeburg Yogyakarta Sediakan Layanan Antar Jemput Kelompok Rentan

Kelompok rentan disabilitas, lanjut usia, juga ibu hamil bisa menikmati layanan antar-jemput Benteng Vredeburg Yogyakarta mulai awal Agustus 2024


Ubah Formasi Batuan Berusia 140 Juta Tahun, Dua Pria Nevada AS Dituntut 10 Tahun Penjara

10 hari lalu

Mead Lake, Nevada-Arizona, Amerika Serikat (visitarizona.com)
Ubah Formasi Batuan Berusia 140 Juta Tahun, Dua Pria Nevada AS Dituntut 10 Tahun Penjara

Kedua pria tersebut mendorong bongkahan formasi batuan kuno ke tepi tebing dekat Redstone Dunes Trail di Area Rekreasi Nasional Danau Mead Nevada.


Strategi Pj. Gubernur Heru Menekan Pengangguran di Jakarta

11 hari lalu

Sejumlah pencari kerja mengunjungi pameran bursa kerja Jakarta Job Fair 2024 di Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Mei 2024. Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Sudin Nakertransgi) Jakarta Pusat menggelar Jakarta Job Fair yang diikuti oleh 40 perusahaan selama dua hari pada 28-29 Mei 2024. Dok. Pemprov DKI Jakarta
Strategi Pj. Gubernur Heru Menekan Pengangguran di Jakarta

Warga yang mencari lowongan kerja atau pelatihan meningkatkan keahlian dapat melihat informasi di laman milik dinas yang mengurusi ketenagakerjaan.


PDIP Berpeluang Usung Anies Maju di Pilkada Jakarta, Cak Imin: Semoga Lancar

13 hari lalu

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menghadiri Muktamar PKB di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali pada Sabtu, 24 Agustus 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
PDIP Berpeluang Usung Anies Maju di Pilkada Jakarta, Cak Imin: Semoga Lancar

Cak Imin merespon peluang pencalonan Anies oleh PDIP untuk Pilkada Jakarta.


26 hari lalu


BPOM Sebut Galon Guna Ulang Rawan Terkontaminasi BPA

28 hari lalu

BPOM Sebut Galon Guna Ulang Rawan Terkontaminasi BPA

elaksana Tugas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ema Setyawati mengatakan mayoritas kemasan galon air minum yang digunakan masyarakat memiliki potensi terkontaminasi senyawa kimia Bisfenol A atau BPA.


Cabut Seluruh Keterangan di Kasus Vina, Liga Akbar: Banyak Orang Baik Dukung Saya, Dulu Tidak Ada yang Percaya

38 hari lalu

Terpidana kasus pembunuhan Vina Cirebon Saka Tatal menjalani sidang Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu 24 Juli 2024. Saka Tatal yang telah bebas murni setelah menjalani hukuman 3 tahun 8 bulan itu mengajukan PK untuk memulihkan nama baiknya karena merasa tidak terlibat dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky pada tahun 2016. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Cabut Seluruh Keterangan di Kasus Vina, Liga Akbar: Banyak Orang Baik Dukung Saya, Dulu Tidak Ada yang Percaya

Dalam sidang PK Saka Tatal, Liga Akbar mencabut seluruh BAP yang ia berikan dalam kasus Vina Cirebon. Merasa lebih tenang.


Resensi Buku: Pengaruh Asing Dalam Kebijakan Nasional

41 hari lalu

Pesawat N250 karya Presiden RI ketiga, BJ Habibie saat menjabat sebagai Menristek dan Dirut IPTN di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Rabu, 11 September 2019. Pesawat N250 adalah karya monumentalnya yang menerapkan teknologi kendali otomatis fly by wire pertama di dunia. TEMPO/Prima Mulia
Resensi Buku: Pengaruh Asing Dalam Kebijakan Nasional

Sebagai sebuah pembahasan, buku ini berusaha menganalisis faktor-faktor yang memiliki pengaruh dalam kebijakan pengembangan industri pesawat terbang nasional.


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

52 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)