Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemasan Saset Ekstasi

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Ilustrasi ekstasi. Flash90
Ilustrasi ekstasi. Flash90
Iklan

Pengedar narkotik dan obat-obatan terlarang rupanya tak pernah kehilangan akal. Kerap tertangkap lantaran mengedarkan pil ekstasi atau sabu, sindikat pengedar narkotik "berkreasi" memasarkan barang haram tersebut dalam bentuk yang tak lagi konvensional. Polisi harus membongkar jaringan pengedar narkotik dengan modus baru hingga ke akarnya.

Kemasan baru itu terhitung memikat. Pekan lalu, polisi menangkap pemilik sebuah apartemen di Jakarta Utara yang telah setahun mengedarkan ekstasi dalam bentuk saset. Bentuknya mirip dengan kemasan puyer obat, bubuk teh, atau creamer. Pembeli tinggal melarutkan kantong-kantong kecil berisi bubuk ekstasi itu ke dalam air mineral dan langsung meminumnya.

Untuk memberi daya tarik, peracik narkotik yang mengandung ketamin dan metamfetamin itu menambahkan vitamin dan rasa stroberi. Mereka pun menamai bubuk "kebahagiaan" itu "Happy Water". Dengan daya pikat ini, sindikat bukan tak mungkin akan meluaskan jaringan peredaran tidak hanya di diskotek dan tempat-tempat hiburan malam.

Pengedar yang tertangkap memang mengaku bahwa ekstasi yang dipasok dari Cina itu baru dipasarkan di tempat hiburan malam dan pembeli yang terbatas. Dalihnya, jenis ekstasi ini berharga mahal, Rp 2-2,5 juta per bungkus. Tapi pengakuan lain, yang menyebutkan bahwa mereka telah menjualnya dengan metode door to door, bisa mengungkap seberapa luas pengguna zat psikotropika kemasan baru ini. Polisi mesti mendalaminya.

Satu fakta yang mencemaskan adalah ditangkapnya seorang remaja yang sudah mengedarkan ratusan ekstasi ke beberapa sekolah di Jakarta pada Juli lalu. Ironisnya, ia dikendalikan oleh seorang narapidana yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang melalui telepon seluler. Cerita ini mengingatkan kita akan kisah Freddy Budiman, yang pernah mengimpor 1,4 juta ekstasi dan meraup untung Rp 250 miliar dari dalam penjara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Happy Water boleh jadi menggunakan operator-operator cilik serupa. Tambahan multivitamin dan rasa buah menunjukkan bahwa racikan ini menyasar kalangan muda. Ekstasi ini tampak ingin menggantikan popularitas ekstasi Minion pada tahun lalu, yang berbentuk seperti permen yang menyerupai karakter animasi Minion dalam film Despicable Me: bermata besar dan bercelana kodok. Tapi polisi sudah memotong jalur penyelundupan 1,2 juta butir Minion itu.

Tak hanya berhenti memangkas peredaran Minion, para penegak hukum mesti pula adu pintar menghadapi sindikat Happy Water. Peracik narkotik, selain lihai membuat kemasan baru, piawai mengekstraksi sabu padat menjadi sabu cair, dari yang berbau tajam menjadi tidak berbau, bahkan sulit diendus oleh anjing pelacak. Berbagai kreasi itu dilakukan untuk mengelabui petugas.

Orang tua dan kalangan pendidik di sekolah juga harus terus memperbarui pengetahuan mereka tentang berbagai jenis narkotik yang berkembang cepat. Setidaknya mereka mesti mewaspadai anak-anak mereka yang gampang tergoda oleh makanan-makanan baru yang berkemasan menarik dan wah tapi sesungguhnya sangat berbahaya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

2 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

6 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

21 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

22 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

42 hari lalu

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

45 hari lalu

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

45 hari lalu

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

51 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

52 hari lalu

Warga membawa beras dan bantuan presiden pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Presiden memastikan pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

Berita terkini: Seruan pemakzulan Presiden Jokowi karena dugaan penyelewengan Bansos, gaji Ketua KPU yang terbukti langgar etik meloloskan Gibran.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

52 hari lalu

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.