Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rupiah dan Elegi Dunia Usaha

image-profil

image-gnews
Petugas Bank Indonesia menghitung dan memeriksa uang Rupiah tidak layak edar dari berbagai pecahan yang ditukarkan oleh masyarakat di loket Gedung C Bank Indonesia, Jakarta, 26 Juli 2017. Tempo/Tony Hartawan
Petugas Bank Indonesia menghitung dan memeriksa uang Rupiah tidak layak edar dari berbagai pecahan yang ditukarkan oleh masyarakat di loket Gedung C Bank Indonesia, Jakarta, 26 Juli 2017. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

Ronny P. Sasmita
Direktur Eksekutif Economic Action Indonesia

Bagi industri yang berbasis bahan baku impor, saat rupiah anjlok dan harga barang impor ikut terkerek, menaikkan harga jual adalah pilihan yang paling rasional. Ada cara lain, tapi tak semua perusahaan bisa mengambil pilihan tersebut. Beberapa perusahaan, terutama perusahaan makanan skala besar, misalnya, ada yang memilih pengurangan margin agar pelanggan tidak hengkang. Sayangnya, pengurangan margin bukanlah pilihan yang sehat bagi keberlangsungan bisnis.

Dengan kondisi depresiasi saat ini, diperkirakan kenaikan harga makanan bisa mencapai 3–6 persen. Yang paling rentan menaikkan harga jual adalah industri makanan berbahan baku impor, seperti terigu, gula, dan susu. Soal besaran kenaikan harga sangat bergantung pada besar-kecilnya usaha. Boleh jadi industri besar bisa menunda kenaikan harga karena memiliki stok bahan baku yang cukup, tapi tentu tidak dalam waktu yang lama.

Efek kenaikan harga makanan dan minuman biasanya tidak akan langsung dirasakan konsumen. Secara teknis, kenaikannya terasa sekitar dua bulan kemudian. Di sisi lain, kenaikan itu tak hanya terjadi karena kenaikan harga bahan baku impor, tapi juga kenaikan biaya produksi akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi dan kenaikan harga kemasan.

Kondisi serupa diperkirakan akan dialami oleh industri manufaktur lain, misalnya, tekstil bahan baku seperti serat sintetis yang sudah biasa memakai patokan harga dalam dolar Amerika Serikat. Apalagi, pada saat bersamaan, harga minyak bumi juga meningkat. Kabar buruknya, serat sintetis adalah bahan baku yang berasal dari minyak dunia sehingga masuk akal jika harganya mengekor kenaikan harga minyak.

Lantas, apa opsi yang tersisa selain menaikkan harga? Dengan kenaikan biaya produksi, pilihan industri tekstil adalah mengurangi produksi. Apalagi kondisi pasar saat ini masih terbilang sepi karena lebaran telah berlalu. Di pasar, pukulan lain sudah menunggu: produk tekstil murah impor melenggang masuk, baik secara legal maupun ilegal. Otomatis, ceruk pasar dalam negeri juga semakin tercekik dan penjualan akan mengendur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Depresiasi akut kurs rupiah juga dipastikan akan membuat kontraktor dan pedagang pusing tujuh keliling. Nilai proyek, yang semula dipatok saat kurs rupiah bertengger di level 13.300 per dolar Amerika Serikat, tiba-tiba kini nilainya membengkak karena kurs berada di level 14.400 per dolar AS. Semua hitung-hitungan awal tentu saja akan kacau-balau. Apalagi untuk kontraktor yang mengerjakan proyek besar dan menggunakan material yang riskan terhadap gejolak pelemahan rupiah. Akibatnya, tak sedikit kontraktor yang mengajukan revisi kontrak.

Berdasarkan data dari Indonesian Olefin & Plastic Industry Association (Inaplas), sejak Juni 2018 sudah banyak kontraktor yang mengajukan revisi nilai kontrak proyek. Alasannya, jika proyek tetap dilanjutkan, kontraktor akan menanggung rugi. Sayangnya, tidak semua kontrak proyek bisa direvisi, apalagi kontrak-kontrak jangka pendek. Diperkirakan, kontraktor yang dominan akan mengajukan revisi kontrak adalah yang menggarap proyek Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan bersifat jangka panjang, khususnya proyek yang baru berjalan setelah Juni 2018. Untuk proyek yang sedang berjalan atau hampir selesai, biasanya kontraktor akan menyiasati dengan efisiensi atau dengan ikhlas menanggung kerugian.

Tampaknya, kondisi yang sama juga akan terjadi pada perusahaan perdagangan, terutama yang ikut proyek pengadaan barang kebutuhan pemerintah. Perusahaan memenangi tender saat kurs masih berada di level 13.300 per dolar AS tapi saat penyerahan barang nilainya sudah 14.400. Untuk itu, pilihan yang tersisa hanya bersiap rugi atau melakukan negosiasi ulang.

Ada pula anjuran agar perusahaan melakukan aksi lindung nilai (hedging) untuk menurunkan risiko terhadap perubahan nilai tukar mata uang. Cara ini telah dilakukan banyak pelaku industri, khususnya yang bergantung pada bahan baku impor. Artinya, secara teknis, perusahaan menempatkan dana dalam dolar sebagai cadangan devisa. Namun, bisa dibayangkan, jika begitu banyak perusahaan yang membenamkan devisanya dalam bentuk dolar, mimpi untuk membuat rupiah kembali ke level moderat akan semakin utopis. Demikianlah kondisi dunia usaha saat ini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.