Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bencana dan Pembangunan Pesisir

image-profil

image-gnews
Anggota Tentara Nasional Indonesia berada di dermaga pelabuhan yang rusak akibat gempa bumi di kawasan wisata Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Rabu, 8 Agustus 2018. Sejumlah fasilitas publik untuk wisatawan rusak terdampak gempa berkekuatan 7 skala Richter (SR). ANTARA
Anggota Tentara Nasional Indonesia berada di dermaga pelabuhan yang rusak akibat gempa bumi di kawasan wisata Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Rabu, 8 Agustus 2018. Sejumlah fasilitas publik untuk wisatawan rusak terdampak gempa berkekuatan 7 skala Richter (SR). ANTARA
Iklan

Yonvitner
Kepala Pusat Studi Bencana IPB

Kejadian bencana gempa di Lombok, yang berdampak pada evakuasi lebih dari 8.000 wisatawan dari Gili Meno, Gili Trawangan, dan Gili Air, harus menjadi catatan tersendiri dalam sejarah kelautan. Membangkitkan ekonomi kelautan berbasis pesisir dan pulau-pulau kecil ternyata tidak mudah. Bila kita tidak mengintegrasikan konsep kebencanaan dalam investasi tersebut, sulit berbicara soal investasi yang berkelanjutan. Apalagi kemampuan pemulihan dan bangkit juga tidak cepat.

Tren pertumbuhan ekonomi kelautan dalam tiga tahun terakhir relatif stabil dengan kontribusi di bawah 10 persen. Proporsi kontribusi sektor minyak dan gas masih dominan dibanding perikanan, industri kapal, dan ekonomi kelautan lain. Dalam kondisi normal, kontribusi dapat dipacu dengan kebijakan yang atraktif, misalnya keringanan pajak dan regulasi lain. Namun keadaan ini akan terdistorsi ketika variabel bencana dimasukkan. Dengan kondisi bangsa Indonesia yang hampir setiap waktu mengalami bencana, mau tidak mau investasi kelautan di pesisir dan pulau kecil harus berbasis bencana. Saya berpandangan paling tidak ada empat langkah strategis yang perlu dilakukan.

Pertama, reformasi kelembagaan pengelolaan bencana. Ini sangat perlu dan mendesak untuk memastikan investasi berjalan baik. Dengan masifnya kejadian bencana, maka penguatan kelembagaannya harus ditingkatkan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana harus menjadi unit koordinatif setingkat kementerian. Pengelolaan bencana tidak hanya terjadi saat bencana, tapi juga sebelum dan sesudah bencana terjadi, termasuk pemulihan sosial. Maka perlu dipikirkan kelembagaan kebencanaan setingkat menteri yang memiliki kemampuan manajemen dan teknis yang lebih luas.

Bencana tidak linier karena memiliki kompleksitas dengan berbagai dimensinya. Indonesia negara yang tinggi potensi bencana dan menjadi kiblat dunia dalam belajar mengenai pengendalian bencana. Transformasi kelembagaan pengelolaan kebencanaan penting agar investasi maritim dapat segera beradaptasi dengan baik dari risiko bencana. Selanjutnya, peran kelembagaan pengelolaan pesisir juga harus diperkuat sehingga mampu mendorong ekonomi berbasis pesisir dan pulau kecil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, penempatan risiko bencana pada arus utama pembangunan ekonomi maritim. Lebih dari 25 kota besar Indonesia berada dekat pantai atau pesisir. Semua wilayah ini rentan dan berisiko tinggi dari pengaruh tsunami serta gelombang pasang. Perencanaan pembangunannya harus selalu menyertakan pertimbangan risiko kebencanaan.

Perencanaan tata ruang tidak sekadar menuliskan informasi potensi bencana, tapi menjadikan bencana sebagai pertimbangan pengalokasian ruang. Daerah yang berisiko tinggi semestinya tidak menjadi area pertumbuhan utama. Daerah yang berisiko rendah dapat didorong sebagai pusat aktivitas masyarakat. Ketika pembangunan di daerah berisiko tinggi dianggap penting, maka perlu dirancang sistem yang mampu beradaptasi dalam menghadapi risiko tersebut.

Ketiga, mempercepat akselerasi pemangku kepentingan di kawasan pesisir dan laut yang potensial bencana. Akselerasi adalah upaya membangun kesepahaman dengan semua pihak bahwa risiko bencana menjadi tanggung jawab bersama. Tidak boleh ada yang tidak mengerti rencana, tindakan, dan aksinya di kawasan rawan bencana. Kesadaran komunal menjadi penting untuk menciptakan masyarakat yang peduli dan sadar bencana.

Keempat, kemauan mengadaptasi dan menjiwai bencana sebagai bagian dari kehidupan. Penting bagi kita untuk menjiwai bahwa setiap langkah, aktivitas, dan rencana kita mengandung risiko bencana. Tidak selalu kita mampu menghindari. Tapi, ketika kita mengenal dengan baik risiko dan bencana yang akan muncul, maka kita akan mudah beradaptasi sehingga dampak bencana bisa diminimalkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.