Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Haji dan Politik Identitas

image-profil

image-gnews
Kompleks Masjidil Haram terlihat dipadati jemaah menjelang haji tahunan di kota suci Mekah, Arab Saudi, Jumat, 17 Agustus 2018. Lebih dari 220 ribu jemaah asal Indonesia akan menjalani rangkaian ibadah haji. REUTERS/Zohra Bensemra
Kompleks Masjidil Haram terlihat dipadati jemaah menjelang haji tahunan di kota suci Mekah, Arab Saudi, Jumat, 17 Agustus 2018. Lebih dari 220 ribu jemaah asal Indonesia akan menjalani rangkaian ibadah haji. REUTERS/Zohra Bensemra
Iklan

Husein Ja’far Al Hadar
Peneliti di Gerakan Islam Cinta

Kesadaran identitas harus selalu berada pada presisi yang tepat. Tak boleh kurang atau lebih. Kurangnya akan mengarah pada hilangnya jati diri dan lebihnya akan mengarah pada fanatisme. Ironisnya, di sinilah salah satu dasar problem bangsa ini.

Sebagian kita kadang defisit identitas sehingga, misalnya, merasa perlu kebarat-baratan dalam budaya dan kearab-araban dalam agama (Islam). Di sisi lain, misalnya, kita merasa perlu mengedepankan etnisitas (Jawa dan non-Jawa, pribumi dan keturunan, dan lain-lain) dalam memilih pemimpin.

Pada dasarnya, identitas ada untuk dihayati lalu dileburkan. Dalam tradisi Islam, mengacu pada Surat Al-Hujurat ayat 13, identitas (gender, bangsa, dan suku) diciptakan sebagai anugerah Tuhan, tapi ditegaskan di pengujung ayat itu pula bahwa ia justru untuk saling mengenal dan pada akhirnya dirumuskan bahwa kemuliaan bukan perkara identitas, melainkan ketundukan: hilangnya ego.

Tanpa kejelian memahami presisi identitas, terlihat absurd memang. Namun kesadaran identitas memang patut selalu diletakkan secara dialektis. Sehingga, ia kerap dikonseptualisasi, direfleksi, dan didiskusikan, tapi absen dalam praktik hingga terkesan utopis.

Mengacu pada Ali Syariati, filosof dan sosiolog Iran, dalam kitabnya, Haji, maka ibadah haji bagi umat Islam sebenarnya pembelajaran praktis tentang perkara rumit itu. Kita diminta berangkat dari "Tanah Air" menuju "Tanah Suci", meninggalkan rumah kita menuju rumah Allah (baitullah). Lalu menanggalkan seluruh pakaian kita. Pakaian yang sering kali menjadi simbol identitas yang mengkotak-kotakkan hingga mencerai-berai: pejabat-rakyat, ningrat-priayi, kaya-miskin, etnis ini dan itu, dan lain-lain. Meninggalkan ego dan memakai "seragam" berupa selembar kain putih untuk kemudian melebur, menyatu, dan harmonis dalam satu gerakan saat tawaf mengelilingi Ka’bah sebagai simbol hanyutnya kita dalam haribaan Tuhan. Tak ada lagi saya, Anda, atau dia. Yang ada hanyalah kita: umat (ummah).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini pemaknaan yang luput dari manasik haji dan penghayatan yang sering terlewat begitu saja dari jemaah haji sehingga ketika pulang ke kampung masing-masing, egonya pun ikut kembali. Yang kaya atau pejabat berpikir untuk berhaji lagi, tak peduli harus menggeser jatah haji jemaah lain yang sudah antre menahun. Bahkan, gelar haji itu sendiri justru dijadikan identitas baru yang ikut dikontestasikan di antara identitas-identitas primordial lain. Saat pesta demokrasi, politik identitas diumbar dan laku keras. Yang tersisa adalah absurditas: fanatisme identitas tanpa jati diri. Islamisme yang tak Islami.

Lebih jauh, mengacu pada khazanah sufistik, tawaf seharusnya adalah pembelajaran tentang kesadaran akan tak adanya lagi diri kita masing-masing. Yang harus ada dalam kesadaran kita hanyalah Tuhan (manunggaling), sebagaimana, mengacu pada ayat di atas, yang paling mulia adalah yang paling menghamba kepada-Nya (bertakwa).

Di ranah keislaman, di sinilah sebenarnya kontras "akulah Kebenaran" ala sufi dan "akulah kebenaran" ala orang-orang radikal. Bagi seorang sufi, ia diktum habisnya ego seiring dengan leburnya identitas golongan, sekte, bahkan sekadar pandangan pribadi sehingga tumbuhlah inklusivitas dalam berislam dan beragama. Sedangkan bagi kalangan radikal, ia justru diktum ego, eksklusivitas. Keimanan atau keislaman menjadi identitas semata. Yang pertama melebur dan menyatu, yang terakhir menuding (bahkan menyakiti) dan memecah-belah.

Haji seharusnya menjadi pembelajaran penting untuk mengakhiri petaka politik identitas yang akhir-akhir ini menguat. Makna haji menjadi relevan untuk direnungkan, dihayati, lalu diformulasikannya menjadi komitmen dan sikap untuk meletakkan identitas pada posisi yang tepat. Sebagaimana Syariati tulis, setelah berhaji, seorang haji yang mabrur akan menjadikan negerinya seperti Mekah dan setiap perilakunya seperti sedang dalam keadaan ihram.

Menghadapi 2019, politik kita seharusnya politik kebangsaan, yang menempatkan (kepentingan) Indonesia sebagai simpul dalam segala manuver politik kita, sebagaimana Ka’bah menjadi simpul tawaf kita.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

25 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.