Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pejabat Menjadi Juru Kampanye

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Presiden Jokowi menjadi inspektur dalam Upacara Penurunan Bendera HUT Ke-73 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 17 Agustus 2018. Posisi pembawa bendera Merah Putih diamanahkan kepada Zanati Tahta Umahati, yang mewakili Provinsi Sumatera Selatan. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Presiden Jokowi menjadi inspektur dalam Upacara Penurunan Bendera HUT Ke-73 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 17 Agustus 2018. Posisi pembawa bendera Merah Putih diamanahkan kepada Zanati Tahta Umahati, yang mewakili Provinsi Sumatera Selatan. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Iklan

PRESIDEN Joko Widodo seharusnya tidak menyeret menteri dan kepala daerah ke arena politik elektoral. Pelibatan mereka dalam tim kampanye akan menciptakan konflik kepentingan, karena mereka mesti membela kepentingan Jokowi-Ma’ruf Amin. Padahal, sebagai pejabat publik, mereka memiliki tanggung jawab kepada masyarakat luas, bukan cuma kepada kelompok dan partainya.

Para pejabat yang mendapat tugas politik tersebut adalah Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, beserta para kepala daerah yang berasal dari partai koalisi pendukung Jokowi. Nama mereka tertera dalam daftar tim kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin yang diserahkan kepada Komisi Pemilihan Umum, Senin lalu. Para menteri bertugas menyebarluaskan kabar keberhasilan pemerintah Jokowi, sementara kepala daerah menjadi pengarah teritorial untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin di daerah masing-masing.

Memang tak ada aturan yang melarang pejabat terlibat dalam kampanye untuk mengusung kandidat tertentu asalkan tidak mengganggu tugas mereka. Tapi bagaimana mungkin tugas mereka tak bakal terganggu. Sebab, dengan menjadi anggota tim kampanye, mereka tidak lagi sepenuhnya bekerja demi kepentingan publik. Para pejabat ini pun sangat rentan menyelewengkan fasilitas negara.

Sangat naif kalau ada yang mengatakan asalkan pejabatnya cuti pada saat hendak berkampanye, tak ada masalah. Cuti tidak menyelesaikan masalah. Yang paling mengkhawatirkan adalah mereka mencampuradukkan kerja pemerintah dengan tugas pemenangan.

Kita mengapresiasi keputusan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk mundur. Dengan alasan hendak berkonsentrasi menangani keuangan negara yang sedang membutuhkan perhatian lebih, dia menolak terlibat dalam tim kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin. Seharusnya para pejabat lainnya mengikuti langkah Sri Mulyani.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tidak bisa dimungkiri, kebanyakan pejabat tersebut adalah tokoh politik berpengaruh yang bisa diandalkan untuk menggaet pemilih. Terutama para kepala daerah yang memiliki basis pendukung besar di wilayahnya. Namun, apa pun alasannya, pelibatan pejabat publik tidaklah etis dan berisiko mengganggu pelayanan masyarakat.

Jokowi dan Ma’ruf Amin semestinya mengeluarkan para pejabat publik tersebut dari tim kampanye mereka. Tidak sepatutnya mencampurbaurkan kepentingan politik golongan dengan pelayanan publik. Seharusnya Jokowi-Ma’ruf Amin mempercayakan kerja pemenangan mereka kepada politikus dan pengurus partai yang tidak sedang menduduki jabatan publik.

Perlu diingat, semenjak dilantik, para pejabat tersebut memiliki tanggung jawab kepada seluruh masyarakat, melampaui kepentingan kelompok, golongan, dan partai politiknya. Dengan menjadi anggota tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin, mereka dengan mudah terjebak dalam pengkubuan yang, kalau sampai merembet ke kebijakan, pada akhirnya akan merugikan masyarakat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

23 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


25 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

35 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.