Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dramaturgi Politik Patah Hati

image-profil

image-gnews
Sigi Sebut Prabowo Pesaing Terkuat Jokowi
Sigi Sebut Prabowo Pesaing Terkuat Jokowi
Iklan

Dahnil A. Simanjuntak
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah

Masyarakat disuguhi tontonan kesibukan politikus membangun komunikasi menjelang 10 Agustus 2018, batas akhir pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden. Atraksi seolah-olah paling siap dan solid ditunjukkan masing-masing kubu. Kubu inkumben rajin memproduksi narasi bahwa mereka paling siap dan partai koalisi mereka solid untuk mendukung siapa saja calon wakil presiden yang akan dipilih oleh Joko Widodo. Demikian pula kubu oposisi, yang menyatakan mendukung penuh Prabowo Subianto sebagai calon presiden penantang inkumben dan menyerahkan sepenuhnya pilihan calon wakil presiden kepada Prabowo.

Akhir dari adegan ini adalah dipilihnya K.H. Ma’ruf Amin oleh Jokowi dan Sandiaga Salahudin Uno oleh Prabowo. Keduanya tidak banyak bersolek dan "menari" di depan panggung. Mereka lebih banyak "menari" di belakang panggung yang tidak terlihat dan akhirnya terpilih.

Setelah masing-masing kubu menetapkan calon presiden dan wakil presiden, dramaturgi pun berlanjut. Kali ini semua pelakon memainkan adegan yang berbeda: membongkar aksi belakang panggung para "pemenang". Kali ini lakon yang dimainkan adalah patah hati politik.

Para politikus patah hati mulai meluapkan penyebab kekalahannya, dimulai dari kubu oposisi. Partai Demokrat, melalui Andi Arief, wakil sekretaris jenderalnya, menuduh Sandiaga memberikan mahar politik kepada Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera, serta menyebut Prabowo sebagai "jenderal kardus" yang tidak konsisten dan kalah oleh uang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Patah hati di kubu inkumben tidak kalah seru. Bukan hanya melibatkan partai politik, tapi juga organisasi keagamaan, yakni Nahdlatul Ulama (NU). Mahfud Md. buka suara di salah satu acara TV nasional soal kegagalannya menjadi calon wakil presiden. Ia memaparkan berbagai intrik partai politik dan tokoh NU untuk menggagalkannya menjadi calon. Ia sekaligus membuka borok ketidakmampuan Jokowi untuk mengambil sikap secara independen dan berani melawan tekanan partai koalisi dan tokoh NU.

Teori dramaturgi muncul sebagai reaksi atas konflik sosial danrasial dalam masyarakat. Dramaturgi berada di antara interaksi sosial dan fenomenologi. Pun demikian dengan dramaturgi politik. Ia lahir dari dialektika dan konflik politik, tempat para aktor politik saling berinteraksi sehingga melahirkan fenomenologi politik di ruang sosial kita. Dramaturgi politik patah hati, sebagai kelanjutan dari adegan drama berburu calon wakil presiden, agaknya harus dipahami masyarakat sebagai bagian dari drama panjang menuju pemilihan presiden 2019.

Adegan-adegan yang sudah dan akan muncul harus disikapi masyarakat dengan menghadirkan nalar sehat dan akhlak yang baik. Bila tidak melibatkan dua hal tersebut, masyarakat akan mudah larut dalam drama-drama melodramatik ataupun heroisme yang sejatinya adalah kamuflase. Bagi masyarakat melodramatik, dalam setiap manuver politik sering kali ada lakon dizalimi sebagai pihak yang memegang kebenaran. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat melodramatik akan mudah berubah dan lupa, dan pada akhirnya pihak yang menang adalah produsen tunggal kebenaran.

Mengikuti deretan dramaturgi politik menjelang pemilihan presiden 2019, kelompok sosial masyarakat, seperti organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, dan cendekiawan, agaknya harus berada pada pusaran merawat nalar sehat dan akhlak yang baik. Mereka harus memastikan bahwa masyarakat memahami dialektika dan konflik politik sebagai proses politik yang wajar, tanpa perlu terpengaruh secara emosional, apalagi anarkistis. Berikan saja penilaian terhadap semua adegan yang sedang dimainkan para aktor politik tersebut: apakah adegan tersebut memenuhi keadaban atau tidak? Selebihnya, berfokus pada penilaian adu gagasan para calon presiden dan wakilnya, bukan pada identitas mereka. Dan, akhirnya, silakan tentukan di belakang bilik suara. Dengan demikian, dramaturgi politik di panggung politik tersebut tidak mengganggu kehidupan sosial, budaya, dan persatuan kita sebagai bangsa dan negara. Di atas semua dramaturgi tersebut, ada dua hal yang tidak boleh diganggu, yakni Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

21 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


23 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

33 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.