Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memajukan Ilmuwan Muda, Memajukan Indonesia

image-profil

image-gnews
Bruce Albert dari US National Academic of Science, Sangkot Marzuki dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Jos van der Meer dari Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen dalam perayaan ulang tahun Akademi ke-25 di Jakarta Pusat, 25 Mei 2015. TEMPO/Amri Mahbub
Bruce Albert dari US National Academic of Science, Sangkot Marzuki dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Jos van der Meer dari Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen dalam perayaan ulang tahun Akademi ke-25 di Jakarta Pusat, 25 Mei 2015. TEMPO/Amri Mahbub
Iklan

Sangkot Marzuki

Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia," Sukarno, salah seorang pendiri negara kita, pernah berkata. Tak berlebihan, mengingat Indonesia juga lahir dari buah perjuangan para pemuda. Meski dengan modal senjata, mereka berani berjuang dan mengantarkan Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.

Tujuh puluh tiga tahun berselang, zaman sudah berubah. Medan perang kita tidak lagi perlu dimenangi dengan senjata. Bangsa-bangsa yang kini maju membekali diri mereka dengan ilmu pengetahuan dan teknologi termutakhir. Indonesia-dengan jumlah penduduk nomor empat terbesar di dunia-sesungguhnya memiliki modal untuk menjadi negara maju. Kita tak kekurangan kaum muda yang cer dik cendekia.

Selama tujuh tahun, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) rutin menyelenggarakan pertemuan ilmiah transdisiplin yang menjaring ilmuwan-ilmuwan muda terbaik dan mempertemukan dengan rekan sejawat dari Amerika Serikat dan Australia. Ada lebih dari 300 ilmuwan muda Indonesia, peneliti pasca-doktoral yang tetap aktif meneliti dan berusia kurang dari 45 tahun terjaring melalui pertemuan ini. Mereka adalah calon pemimpin masa depan Indonesia. Sama dengan para pemuda yang 73 tahun lalu memperjuangkan kemerdekaan, para ilmuwan muda ini juga masih harus berjuang mengisi kemerdekaan dengan modal seadanya.

Dibanding ilmuwan dari negara maju, mereka terkendala pendanaan yang minim serta regulasi yang terlampau membelenggu. Padahal, untuk bisa berkarya dengan baik, para peneliti memerlukan otonomi dan kesempatan berpartisipasi dalam riset-riset unggulan mendasar yang biasanya berlangsung dalam jangka panjang. Para pemimpin negeri kini juga cenderung mengedepankan riset-riset terapan jangka pendek yang langsung menghasilkan manfaat. Keinginan ini tentu tidak salah, tapi juga tak boleh dilupakan bahwa riset terapan hanya bisa lahir jika kita mampu mempunyai sumber daya manusia yang menguasai perkembangan ilmu secara lebih mendasar. Jika tidak, Indonesia hanya akan terus mengimpor ilmu pengetahuan yang dihasilkan negara lain.

Baca Juga:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kita tak boleh putus asa. Banyak juga ilmuwan muda Indonesia yang bisa menghasilkan prestasi cemerlang di tengah segala keterbatasan. Karena itu, para ilmuwan muda perlu didorong untuk terus menghasilkan karya yang bisa mengantarkan Indonesia menjadi negara maju, bahkan juga bermanfaat untuk kemanusiaan. Perkembangan ilmu pengetahuan tak hanya bermanfaat bagi para ilmuwan, melainkan bisa menjadi modal munculnya inovasi serta fondasi untuk pengambilan kebijakan yang bermanfaat bagi khalayak luas.

Tentu ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi. Pertama, dalam hal tata kelola, kita perlu menyediakan lahan yang subur bagi perkembangan ilmu pengetahuan dengan memberikan ilmuwan otoritas untuk meneliti tanpa banyak diganggu oleh hal-hal birokratis. Kedua, menyediakan pendanaan penelitian yang independen, bisa digunakan secara tahun jamak dan berkelanjutan, serta didapat melalui kompetisi yang sehat berdasarkan merit dan dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya. Ketiga, perlu ada keberpihakan bahwa sains dapat mendorong kemajuan bangsa.

Sebenarnya sudah cukup banyak upaya yang dilakukan untuk mendorong tumbuhnya ekosistem ilmu pengetahuan yang baik di Indonesia. Salah satunya dengan membentuk Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) yang berfungsi mendanai riset-riset fundamental di Indonesia. Di awal pembentukannya pada 2016, DIPI mendapat dukungan dari komunitas sains dan lembaga internasional. Salah satu peraih Nobel bahkan ikut bertindak sebagai reviewer bagi proposal penelitian yang masuk. Namun, tanpa dukungan dari pemerintah, lembaga ini akan sulit berkembang lantaran sifat penelitian fundamental yang manfaatnya mungkin baru bisa dirasakan masyarakat setelah puluhan tahun. Industri bisa didorong untuk mendanai penelitian terapan, tapi riset-riset dasar memerlukan dukungan dari pemerintah.

Sudah saatnya Indonesia membuka mata, bahwa cita-cita menjadi negara maju tak bisa terlepas dari penguasaan ilmu pengetahuan. Cita-cita itu sudah diutarakan sejak lama, tepatnya 60 tahun lalu sejak Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional I pada Agustus 1958 yang dihadiri proklamator kita, Sukarno dan Mohammad Hatta. Memajukan para ilmuwan muda juga berarti memajukan Indonesia. Di tengah kerasnya persaingan global, waktu kita tak banyak untuk bisa mengambil momentum memajukan Indonesia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

20 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


22 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

28 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

32 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

47 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

48 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.