Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemakmuran dan Sentimen Anti-Asing

image-profil

image-gnews
Sejumlah mahasiswa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI membentangkan spanduk dalam acara penyampaian petisi oleh Gerakan Rakyat untuk Kedaulatan Blok Rokan (GRKBR) di Gedung Nusantara V, Kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin, 30 Juli 2018. Tempo/Fajar Pebrianto
Sejumlah mahasiswa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI membentangkan spanduk dalam acara penyampaian petisi oleh Gerakan Rakyat untuk Kedaulatan Blok Rokan (GRKBR) di Gedung Nusantara V, Kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin, 30 Juli 2018. Tempo/Fajar Pebrianto
Iklan

Yustinus Prastowo
Direktur Eksekutif CITA

Belakangan ini, sentimen nasionalisme menguat, terutama berkaitan dengan isu penguasaan kekayaan alam dan aset ekonomi. Misalnya soal pengambilalihan Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina dan sebelumnya Blok Mahakam dari Total ke Pertamina. Ini diimbuhi heroisme divestasi saham PT Freeport Indonesia yang mengharu biru. Namun, di lipatan sejarah yang lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengizinkan PT Lapindo Brantas kembali beroperasi, seolah hanya mempertegas amnesia kolektif kita.

Tentu saja menjadi hal baik dan konstitusional bahwa seluruh kekayaan alam harus diusahakan bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Tapi tidak otomatis bahwa semua harus dikelola dan dijalankan sendiri, apalagi anti-asing. Ilmu ekonomi cukup benderang menjelaskan bahwa efisiensi, skala ekonomi, kemampuan modal, dan tata kelola yang baik menjadi faktor penentunya. Maka, isunya bukan pada apakah sumber daya harus dikelola perusahaan nasional, melainkan tata kelola seperti apa yang efisien dan menghasilkan keuntungan maksimal? Venezuela berhasil menasionalisasi pengelolaan minyak yang sebelumnya dikuasai asing, tapi apakah hasilnya berujung pada kemakmuran rakyat? Tidak, karena tata kelolanya buruk disertai komplikasi politik dan ekonomi.

Ada dua kutipan penting yang layak dibaca generasi saat ini. Yang pertama dari Ide Anak Agung Gde Agung, tokoh nasional berpengaruh pada awal kemerdekaan. Dalam sepuruk suratnya kepada Bung Hatta, 30 Maret 1965, ia menulis: "Keputusan pemerintah… di dalam bidang perminyakan, dilihat dari sudut politik ekonomi sama sekali tidak tampak keuntungannya bagi rakyat Indonesia. Mungkin dilihat dari segi ‘gagah-gagahan’ oleh karena berhasil lagi menggegerkan dunia atau mempersulit kepentingan Amerika dan dapat dengan ini memperlihatkan sikap anti-Amerika yang ekstrem para pemimpin di Jakarta akan berasa puas."

Lalu Bung Hatta menulis dengan bernas dalam "Cita-cita Koperasi dalam Pasal 33 UUD 1945", 6 Desember 1971: "Antara aktivitas koperasi yang bekerja dari bawah dan aktivitas pemerintah yang bekerja dari atas, masih luas bidang ekonomi yang dapat dikerjakan oleh swasta… di mana orang asing dan kapital asing diikutsertakan… Pokoknya modal asing yang bekerja di Indonesia itu membuka kesempatan bekerja bagi pekerja Indonesia sendiri. Daripada mereka hidup menganggur, lebih baik mereka bekerja dengan jaminan hidup yang cukup."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal yang perlu diwaspadai saat ini justru bukan soal sentimen nasionalisme pada pengalihan blok-blok, melainkan minimnya investasi baru di sektor pertambangan serta hulu minyak dan gas (migas). Tentu saja ini alarm tanda bahaya yang perlu diperhatikan. Beberapa lembaga kajian internasional bereputasi tinggi, seperti Fraser Institute, Energy Intelligence, IHS, dan WoodMackenzie, membandingkan seberapa kompetitif Indonesia dalam menarik investasi global di sektor hulu migas dan/atau pertambangan. Semuanya menyatakan Indonesia kurang atau malah tidak kompetitif dengan beragam gradasi "kesopanan". Artinya, calon investor tidak tertarik berinvestasi di Indonesia karena dianggap tak menarik dan tidak kompetitif. Faktornya, selain perpajakan, adalah keekonomian dan kepastian hukum.

Ketiadaan investasi baru berakibat pada rendahnya eksplorasi serta produksi dan ujungnya lifting minyak nasional yang cekak berakhir pada membesarnya tagihan impor bahan bakar minyak kita. Ini seperti menyimpan bom waktu yang akan menjadi masalah di kemudian hari.

Kita tak punya banyak pilihan. Meminjam pendapat Ide Anak Agung Gde Agung dan Bung Hatta, masalahnya bukan soal asing atau pribumi, melainkan bagaimana aliran modal dan pengelolaan ekonomi itu membawa manfaat bagi rakyat. Pemerintah adalah penilik yang wajib menjamin perekonomian berjalan dengan efisien dan adil.

Sentimen anti-asing seringkali dimunculkan menjelang pemilihan umum. Ini tak sehat dan tidak mencerdaskan masyarakat. Wacana yang sehat adalah yang berfokus pada manfaat atau mudarat dari suatu investasi, bukan asal investasi tersebut. Kita juga harus adil bahwa banyak perusahaan Indonesia, termasuk badan usaha milik negara, juga berinvestasi di mancanegara. Globalisasi investasi adalah keniscayaan dan kita harus cerdas menyiasatinya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

25 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.