Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kura-kura

image-profil

Oleh

image-gnews
Seekor Tuntong Laut (Batagur borneoensis) tangkapan yang telah di rekam data, berjalan menuju sungai, di Pondok Patroli Telur Tuntong di Pantai Pusung Kapal, Seruway, Aceh Tamiang, Aceh, 2 Agustus 2017. Tuntong laut adalah salah satu spesies kura-kura langka di dunia. ANTARA/Ismar Patrizki
Seekor Tuntong Laut (Batagur borneoensis) tangkapan yang telah di rekam data, berjalan menuju sungai, di Pondok Patroli Telur Tuntong di Pantai Pusung Kapal, Seruway, Aceh Tamiang, Aceh, 2 Agustus 2017. Tuntong laut adalah salah satu spesies kura-kura langka di dunia. ANTARA/Ismar Patrizki
Iklan

Seekor kura-kura menantang Akhiles bertanding lari. Prajurit yang tangkas berperang dalam dongeng Yunani Kuno itu tertawa geli, tapi ia setuju.

Sadar akan keulungan fisiknya, ia memberi kesempatan si kura-kura bergerak maju lebih dulu 10 meter. Akhiles yakin dengan gampang ia bisa bergerak 10 kali lipat lebih gesit. Tapi ternyata soalnya tak semudah itu. Dalam argumen matematis, ia tak bisa menang berlomba. Tak akan bisa.

Zeno, filosof asal Italia Selatan yang hidup di abad ke-5 sebelum Masehi, membuktikan kenapa demikian: di saat ketika Akhiles mencapai posisi tempat si kura-kura mulai bergerak (K-0 = 10 meter), reptil itu, walaupun pelan, akan sudah maju ke K-1 = 11 meter. Dan ketika Akhiles mencapai K-1, penyu itu sudah akan di posisi K-2 = 11,1 meter. Demikianlah seterusnya, ad finitum: tiap kali sang jagoan yang termasyhur dalam Perang Troya itu tiba di titik tempat si kura-kura sebelumnya ada, ia sudah akan didahului.

Walhasil, Akhiles sang petarung akan kalah cepat oleh seekor kura-kura yang tak bisa berlari....

Paradoks yang dikemukakan Zeno itu (satu dari lebih dari 40 yang lain) memaksa kita berpikir. Jangan-jangan kecepatan yang kita lihat dan alami sebenarnya bukan kecepatan; jangan-jangan gerak yang kita saksikan dan mengerti sesungguhnya bukan gerak. Andai kata begitu, apa gerangan yang bisa kita ketahui tentang dunia dan kehidupan? Berabad-abad lamanya sederet matematikawan dan pemikir bergulat dengan paradoks tua itu-sejak Aristoteles pada 400 tahun tarikh Masehi sampai dengan 1.000 tahun sesudahnya. Mungkin karena akhirnya ini masalah eksistensial-bukan sekadar problem matematika.

Zeno merisaukan karena ia hendak menegaskan bahwa dalam hidup, gerak tak pernah ada. "Posisi-1 Akhiles" tak pernah pindah ke "posisi-2 Akhiles". Jika demikian, juga tak pernah ada situasi yang disebut "tadi". "Tadi" dan "kini" itu satu. Zeno, sebagaimana gurunya, Permenides, menegaskan bahwa manusia hidup dalam "kekinian yang tak berlanjut". Segala yang ada dalam alam semesta tak berubah. Waktu hanya ilusi. Yang ada hanya unggunan tak terhingga posisi yang mandek.

Tapi benarkah? Kita tahu, dari cerita di atas, pertandingan tak benar-benar terjadi di lapangan. Kemenangan Kura-kura Zeno ditarik dari analisis teoretis, dari "perhitungan di atas kertas".

Tapi seandainya pertandingan yang diatur Zeno dilanjutkan, akan kita lihat Akhiles tak berada dalam posisi mandek. Ia akan bergerak. Ia akan mengejar dan melampaui Kura-kura.

Bisakah kita, dan bagaimana kita, menunjukkan Zeno salah?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam La Pensée et le Mouvant (pertama kali terbit pada 1934), Bergson-yang terkenal dengan kata-katanya bahwa "ada" berarti "berubah"-menyarankan satu cara gampang: sebaiknya kita bertanya kepada Akhiles. Dan, kata Bergson, Akhiles, yang bertanding, akan menjawab: "Aku tak bergerak dari titik demi titik yang ditinggalkan si Kura-kura. Aku ambil selangkah pertama, lalu selangkah kedua, dan seterusnya; akhirnya, setelah sejumlah langkah tertentu, aku ambil satu langkah terakhir dan dengan itu mendahului si penyu. Yang kulakukan dan kucapai adalah rangkaian laku yang tak bisa diurai dalam bagian demi bagian." Dengan kata lain, gerak lari Akhiles adalah sebuah kontinuitas penuh, "une série d’actes indivisibles".

Kontinuitas itu sederhana, tapi yang justru tak diakui Zeno; filosof ini mengetahui dunia hanya melalui analisis. Tapi kesalahan Zeno yang lebih mendasar ialah mempersamakan gerak lari dengan ruang tempat berlari-ruang yang mandek dan sebab itu dapat dibagi-bagi: K-1, K-2, K-3.... Zeno menjelaskan gerak dengan bertolak dari apa yang tak bergerak. Ia mencampur-baurkan gerak dengan barang yang mandek.

Bergson sebaliknya. Gerak, itulah yang segalanya di sana. Baginya, gerak bukanlah sebuah posisi yang diikuti sebuah posisi berikutnya-dan seterusnya. Ada alur (passage), tapi alur ini umumnya dilihat orang analitis macam Zeno sebagai sederetan posisi. Orang umumnya menyukai demikian, sebab itu lebih mudah ditangkap ketimbang gerak sebagai gerak.

Tapi bagi Bergson, mandek itu ilusi. Kita hidup di antara benda dan manusia seperti ketika kita, seraya duduk di gerbong kereta api A, melihat ke gerbong kereta api B yang melaju sejajar, berbareng, dan dengan kecepatan yang sama, ke arah yang sama. Kita akan melihat B tak bergerak. Kita melihatnya tak berubah.

Gerak dan perubahan justru sesuatu yang tak terpisahkan dari hidup, meskipun manusia sering tak melihatnya. "Melihat" adalah kata yang tepat di sini: kita hidup dengan indra visual sebagai sarana terpenting menangkap kenyataan-satu hal yang di zaman ini kian dominan: huruf, meme, Instagram. Tapi indra visual punya kebiasaan memisah-misah; kita hanya bisa melihat sebatang jarum, seraut wajah, sebuah panorama, tak pernah sekaligus, selalu dari satu sisi ke satu sisi lain. Dalam proses itu, perubahan diasumsikan tak ada; gerak seakan-akan dibekukan.

Tapi untung. Ada yang bisa membuka kepekaan kita kepada gerak dan perubahan: kuping kita. "Mari kita dengarkan sebuah melodi," tulis Bergson, "dan kita biarkan diri kita dibuainya: bukankah kita akan dapat mencerap dengan jelas sebuah gerak yang tak terikat kepada sebuah benda yang bergerak, sebuah perubahan tanpa ada yang berubah? Perubahan itu sendiri cukup, perubahan itulah segalanya. Meskipun melodi itu berlangsung dalam waktu, ia tak bisa diurai, dibagi-bagi...."

Hmmm-mungkin kita butuh melodi. Kita tengah mengalami erosi kepekaan kepada gerak dan perubahan, kepada proses, apalagi kepada ritme. Kita dikerumuni kemandekan. Kita mencandu inersia-karena yang mandek itu mudah dimanfaatkan. Bunyi diulang-ulang, gerak diubah jadi repetisi, kata jadi klise, imbauan moral jadi hukum yang ajek. Kita tahu hidup bergerak. Tapi kita lebih gemar melihatnya seperti Kura-kura Zeno yang tenang dan pasti. Dalam posisi mandek.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.