Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemilu Kamboja 2018: Refleksi dari Demokrasi yang Penuh Semangat

image-profil

image-gnews
Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, memberikan hak suaranya pada Pemilu Kamboja 2018, Minggu, 29 Juli 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, memberikan hak suaranya pada Pemilu Kamboja 2018, Minggu, 29 Juli 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Iklan

Jutaan warga Kamboja telah memilih anggota Majelis Rendah dari Majelis Nasional (Parlemen) ke-6 pada hari Minggu, 29 Juli 2018. Sekitar 8,4 juta warga Kamboja, kira-kira 85 persen dari total pemilih, telah terdaftar untuk memilih.

Menurut data terbaru dari Komite Pemilihan Umum (NEC), sekitar 530 ribu pemilih baru telah mendaftar dari total 1,6 juta pemilih yang sebelumnya tidak terdaftar. Selain itu, NEC telah mengkonfirmasi secara resmi bahwa 20 partai politik telah terdaftar dan berpartisipasi dalam pemilihan umum.

Sistem politik Kerajaan Kamboja telah didefinisikan dengan sangat jelas oleh Konstitusinya, sebagaimana diartikulasikan dalam Bab IV, Pasal 51 hingga 55, dengan mengadopsi demokrasi multi-partai yang liberal. Dengan begitu, warga Khmer adalah tuan dari negara mereka sendiri di mana semua kekuatan adalah milik mereka.

Mungkin, pada titik ini alangkah lebih baik untuk mengingat kembali definisi dari Prof. Joseph Schumpeter, seorang profesor Ilmu Politik Austria-Amerika di Universitas Harvard, mengenai demokrasi dasar, yakni: "Kewenangan pemerintah berasal dari persetujuan masyarakatnya atau partisipasi pemilihan umum melalui pemilihan yang bebas, terbuka dan bersaing.”

Dengan demikian, dalam konteks ini, dapat diposisikan bahwa semangat proses demokrasi Kamboja melalui pemilihan umum dapat ditanamkan tidak dalam pemikiran semu para oposisi yang didukung oleh tentakel asing, tetapi pada kerangka "quid pro quo", yang berarti sesuatu yang diberikan atau diterima secara signifikan oleh masyarakat dalam peningkatan kualitas hidup mereka sebagai ganti dari sesuatu yang lain, khususnya masyarakat demokratis yang berkembang serta pembangunan ekonomi.

Baca Juga:

Pemilu ini adalah sebuah festival demokrasi besar bagi Kamboja karena satu sistem partai multi-politik telah berkomitmen untuk berpartisipasi secara bebas meskipun ada seruan untuk memboikot pemilu oleh partai politik yang dibubarkan oleh Mahkamah Agung pada November 2017. Partai itu dibubarkan akibat percobaan secara sembunyi-sembunyi untuk menggulingkan pemerintah melalui cara-cara ekstra-konstitusional dengan pemimpinnya yang diasingkan, yang mengoperasikan kegiatan politiknya di Paris, Perancis, dan yang juga sedang menghadapi beberapa proses pengadilan di Kamboja.

Perlu diingat bahwa demokrasi tidaklah mungkin tanpa suara dari para pemilih. Untuk itu, partisipasi dari para pemilih sangatlah penting. Dengan demikian, pada dasarnya, memboikot pemilu bukanlah solusi untuk situasi politik dan persamaan saat ini. Itu adalah suatu tindakan pengecut untuk melukis skenario suram terhadap sebuah usaha demokratis yang dinamis di mana kekuatan rakyat harus muncul, karena kedaulatan ada pada para pemilih.

Terbukti, hanya dalam beberapa dekade belakangan ini, Kamboja menikmati kedamaian, stabilitas, dan kemakmuran berkat kerja keras Partai Rakyat Kamboja (CPP) dan pemimpinnya, Perdana Menteri Hun Sen. CPP memiliki sejarah gemilang selama perjuangan pembebasan dan berperan pro-aktif dalam pembangunan ekonomi Kamboja baru-baru ini.

Perekonomian negara ini telah tumbuh pada tingkat rata-rata tahunan lebih dari 8 persen antara tahun 2000 dan 2010, dan sekitar 7 persen sejak tahun 2017. Bank Dunia menganggap Kamboja sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia dengant terciptanya ratusan ribu pekerjaan di bidang industri dan pariwisata. Pada tahun 2017, Kamboja mendapatkan investasi asing senilai US$2,5 miliar dan diperkirakan mencapai sekitar US$3 miliar di tahun 2018 ini, dibandingkan dengan US$536 juta di tahun 2006.

Yang terpenting, tingkat kemiskinan menurun tajam dari 53,5 persen pada tahun 2004 menjadi 13,5 persen pada tahun 2014, dan terus menurun menjadi kurang dari 10 persen pada tahun 2017.

Sebagai konsekuensi dari perdamaian dan stabilitas politik di bawah pemerintahan demokratis yang kuat yang bertanggung jawab kepada rakyat, ekonomi Kamboja sekarang berada di antara negara-negara berkembang, tak tertandingi oleh masyarakat pasca-konflik lainnya selama dua dekade terakhir. Berdasarkan klasifikasi, Kamboja telah maju dari negara dengan ekonomi berpenghasilan di bawah standar Bank Dunia pada tahun 2015 menjadi negara dengan ekonomi menengah bawah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Kamboja telah berhasil menyelenggarakan pemilihan yang bebas, adil dan bersaing beberapa kali di masa lalu. Semua dengan sistem multi partai. Karena itu, tidak benar dugaan para oposisi yang menuding di bawah pemerintahan CPP, Kamboja telah bermutasi menjadi sistem satu partai. Itu hanyalah suatu khayalan sehingga mereka bisa membongkar semua keuntungan positif dan produktif yang telah didapatkan oleh CPP selama ini.

Memang, tingkat demokrasi berbeda di setiap negara. Semua didasarkan pada geografi, budaya, sejarah dan ekonomi. Atas kemauannya sendiri, Kamboja telah mencoba untuk menerapkan demokrasi sesuai dengan kebutuhan negara yang kongruen. Demokrasi di Kamboja sangat bersemangat, hidup dan berkembang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tentu ada catatan yang menyedihkan dan mengkhawatirkan, misalnya adanya kekuatan asing menggunakan partai lokal untuk mendiskreditkan Pemerintah Kerajaan Kamboja dengan dalih pelanggaran hak asasi manusia. Namun, faktanya, tidak boleh dilupakan bahwa Kamboja menyusun Deklarasi Hak Asasi Manusia ASEAN di tahun 2012 dengan bantuan dari negara anggota ASEAN lainnya ketika memimpin KTT ASEAN.

Inti dari masalah saat ini adalah bahwa orang miskin Kamboja lebih membutuhkan hak atas pendidikan, makanan, layanan perawatan kesehatan, perumahan yang layak dan pekerjaan daripada hak-hak politik, seperti yang ditemukan di negara-negara demokrasi maju.

Semua hak politik tersebut dapat diatasi dan diberikan kemudian jika orang Kamboja melakukan latihan, menegaskan hak pilih mereka dan tidak terlibat dalam boikot yang kejam terhadap pemilihan umum.

Di bawah kepemimpinan CPP, Pemerintah Kerajaan Kamboja telah mewujudkan pembangunan ekonomi inklusif dan adil, yang terus tumbuh 7 persen setahun. Hal ini merupakan suatu kejadian penting dalam sejarah, karena pertumbuhan tersebut telah memindahkan Kamboja dari negara berpendapatan rendah ke negara berpendapatan menengah bawah secara resmi pada tahun 2015. Kini Kamboja telah dianggap sebagai 'macan ekonomi baru di Asia'.

Secara riil, kondisi kehidupan masyarakat meningkat melalui indikator sosial, terutama pertumbuhan PDB sebesar US$1.042 per orang pada tahun 2013 menjadi US$1.435 pada tahun 2017, dan akan menjadi US$1,563 pada tahun 2018. Selisih penghasilan orang-orang juga telah menyempit.

Pemerintah Kerajaan Kamboja telah meningkatkan pendapatan bagi pegawai negeri sipil dan angkatan bersenjata dari tahun ke tahun sesuai dengan tujuannya untuk mencapai satu juta Riel pada tahun 2018. Tingkat pengangguran di Kamboja telah turun menjadi 0,3 persen sementara tingkat kemiskinan yang parah telah dihilangkan pada tahun 2018.

Semua itu dicapai dengan inflasi tetap rendah sementara nilai valuta asing masih stabil. Seiring dengan ini, aliran uang yang dikirim dari luar negeri oleh para pekerja jumlahnya cukup besar, yaitu sekitar US$560 juta di tahun ini, dan akan mencapai US$600 juta tahun depan. Hal ini telah membawa faktor positif bagi neraca pembayaran negara sehingga cadangan devisa Kerajaan dapat menunjang enam setengah bulan impor, dibandingkan sebelumya yang hanya cukup untuk tiga bulan.

Perekonomian Kamboja pada tahun 2018 diperkirakan tumbuh 7 persen. Pertanian diperkirakan akan tumbuh 1,8 persen. Sektor industri akan terus mempertahankan pertumbuhan pada tingkat 10 persen dengan didukung oleh sektor konstruksi. Industri garmen mempertahankan pertumbuhan dalam kisaran 5 persen karena status ekonomi dunia, terutama ekonomi negara-negara yang bermitra dengan Kamboja, telah lebih baik dari yang diharapkan.

Perlu dicatat bahwa prestasi Kamboja dan prospek pengembangan yang kuat pada tahun 2018, dan tahun-tahun mendatang, bisa didapat karena kepemimpinan politik yang benar, kemauan yang kuat dan keberanian kepala Pemerintah Kerajaan dan CPP, yang dipimpin oleh Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen.

Bersama dengan ini, ada juga dukungan dan pengorbanan dari orang-orang Kamboja secara keseluruhan dalam membela perdamaian, stabilitas politik, keamanan, dan ketertiban umum untuk memelihara dan mendorong pembangunan nasional lebih lanjut.

Berdasarkan semangat inilah, setiap warga Kamboja yang memenuhi syarat di seluruh negeri menunaikan hak pilihnya: memilih anggota Majelis Nasional pada 29 Juli 2018. Mereka memenuhi hak warga negara mereka guna menentukan takdir mereka sendiri. (*)

Penulis adalah Duta Besar Kerajaan Kamboja untuk Republik Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

20 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


22 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

28 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

32 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

47 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

48 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.