Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Darurat Regenerasi Petani

image-profil

image-gnews
Seorang petani memanen cabai di lahan pertanian lereng Gunung Merapi, Stabelan, Tlogolele, Selo, Jawa Tengah, 22 Mei 2018. Sebagian warga yang mengungsi akibat letusan freatik Merapi pada Senin (21/5), telah beraktivitas meski status Gunung Merapi naik dari Normal menjadi Waspada. ANTARA
Seorang petani memanen cabai di lahan pertanian lereng Gunung Merapi, Stabelan, Tlogolele, Selo, Jawa Tengah, 22 Mei 2018. Sebagian warga yang mengungsi akibat letusan freatik Merapi pada Senin (21/5), telah beraktivitas meski status Gunung Merapi naik dari Normal menjadi Waspada. ANTARA
Iklan

Kadir
Mahasiswa Program Magister Ekonometrika Terapan di Monash University Australia

Hasil Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Padi 2017 yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama ini mengungkapkan sejumlah fakta miris ihwal usaha tanaman padi di Tanah Air. Profil petani padi kita kian mengkhawatirkan karena didominasi generasi tua dan berpendidikan rendah. Konsekuensinya, upaya peningkatan produksi melalui inovasi di sektor pertanian tanaman pangan, khususnya padi, dihadapkan pada tantangan yang kian berat, yakni daya dukung sumber daya manusia yang lemah.

Faktanya memang sangat miris. Hasil survei menyatakan sekitar 61 persen petani padi sawah kita ternyata berumur 50 tahun ke atas. Hanya sekitar 13 persen berumur 20–39 tahun. Survei serupa pada 2014 menunjukkan bahwa persentase petani tanaman padi sawah berumur 50 tahun ke atas sebesar 52 persen. Sementara itu, proporsi petani padi sawah berumur 20–39 mencapai sekitar 18 persen.

Pola perubahan komposisi umur petani ini memperlihatkan bahwa peningkatan proporsi petani beumur tua dan penurunan proporsi petani berumur muda terjadi secara bersamaan. Itu artinya, regenerasi petani kita jalan di tempat. Hal ini diperparah oleh fakta bahwa 68 persen petani padi sawah hanya menamatkan pendidikan maksimal sekolah dasar dan sisanya tidak bersekolah atau tidak tamat sekolah dasar.

Kondisi ini diperburuk oleh kurang menguntungkannya usaha tanam padi. Survei ini memotret struktur ongkos usaha tanaman padi secara nasional dan kegiatan budi dayanya, seperti kendala usaha, penggunaan input produksi, penggunaan alat dan mesin pertanian, dan penguasaan lahan.

Hasil survei menunjukkan bahwa nilai produksi sawah seluas 1 hektare rata-rata sebesar Rp 18,5 juta per musim tanam. Adapun ongkos produksinya rata-rata Rp 13,6 juta. Artinya, rata-rata pendapatan yang diperoleh dari 1 hektare sawah sebesar Rp 5 juta per musim tanam atau sekitar Rp 1,2 juta per bulan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ongkos produksi itu sudah mencakup perkiraan biaya faktor produksi milik sendiri atau cuma-cuma-seperti sewa lahan pertanian dan alat milik sendiri serta upah pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar-dan ongkos penggunaan input produksi yang diperoleh tanpa harus membeli. Jika semua komponen biaya ini dikeluarkan, keuntungan totalnya bisa lebih dari Rp 10 juta per hektare per musim tanam.

Keuntungannya tampak lumayan. Sayangnya, mayoritas mereka adalah petani gurem dengan penguasaan lahan sawah kurang dari setengah hektare. Berdasarkan Survei Kajian Cadangan Beras yang dilaksanakan BPS pada Maret 2015, sekitar 70 persen rumah tangga usaha tanaman padi menguasai lahan sawah kurang dari setengah hektare. Padahal, break even point (BEP) dan surplus usaha tani untuk komoditas padi sawah bisa tercapai jika petani mengusahakan lahan minimal 0,5 hektare.

Kondisi ini kian diperparah oleh distribusi penguasaan lahan yang sangat timpang. Hasil perhitungan INDEF, dengan menggunakan hasil Sensus Pertanian 2013, menunjukkan bahwa rasio Gini penguasaan lahan pertanian mencapai 0,64. Ini memperlihatkan bahwa sebagian besar lahan pertanian dikuasai oleh segelintir petani bermodal besar yang diuntungkan dari fragmentasi lahan yang cukup masif, khususnya di Pulau Jawa.

Struktur ongkos usaha tanaman padi sawah memperlihatkan bahwa fraksi terbesar biaya total produksi dialokasikan untuk tenaga kerja dan jasa pertanian, yang mencapai Rp 6,6 juta per hektare per musim tanam atau sekitar 48,8 persen dari biaya total produksi. Jadi, usaha tanaman padi di Tanah Air cenderung bersifat padat karya.

Akses terhadap penguasaan lahan yang sulit dan keuntungan ekonomi yang kurang menggairahkan inilah yang menjadi penyebab utama regenerasi petani kita mandek. Hal ini merupakan ancaman nyata terhadap keberlanjutan produksi beras kita di masa datang. Pemecahannya, pemerintah harus meningkatkan akses penguasaan lahan pertanian dan keuntungan kegiatan usaha tani padi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.