Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jepang

image-profil

Oleh

image-gnews
Pemain Jepang, Takashi Inui, melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Belgia dalam pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Rostov Arena, Rostov-on-Don, Rusia, 3 Juli. AP
Pemain Jepang, Takashi Inui, melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Belgia dalam pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2018 di Rostov Arena, Rostov-on-Don, Rusia, 3 Juli. AP
Iklan

Toriq Hadad
@thhadad

Ketika tim Jepang melawan Belgia di babak 16 besar Piala Dunia Rusia, Selasa dinihari lalu, saya memilih tidak menonton. Saya tidur lebih cepat. Tapi saya berpesan kepada anak saya, remaja kelas III SMP yang lagi keranjingan sepak bola, untuk membangunkan saya pada babak kedua jika skor Jepang versus Belgia masih imbang. Sejujurnya, saya yakin akan tidur terus sampai subuh. Saya kira Belgia menggilas Jepang sejak babak pertama.

Kalimat anak saya, "Pak, Jepang menang 1-0," membuat saya melompat dari tempat tidur. Pertandingan babak kedua baru berjalan tiga menit. Belum sempat mata melek benar, Takashi Inui mencetak gol dari jarak jauh. Belgia dengan segudang bintang tertinggal dua nol. Anak saya yang sejak awal memihak Jepang tertawa senang melihat saya mengusap-usap mata seperti tak percaya.

Dari awal dia tidak setuju atas tulisan saya di Koran Tempo, edisi 20 Juni, ketika saya menulis: tak akan ada satu pun kesebelasan Asia dan Afrika yang lolos penyisihan grup. "Masak sih orang Asia dan Afrika enggak bisa main bola, Pak?" dia memprotes. Maka, ketika Jepang lolos sebagai satu dari sepuluh negara Asia dan Afrika di babak 16 besar, dia girang. "Ternyata ramalan Bapak salah," katanya cekikikan.

Saya membiarkan dia gembira. Saya yakin, dia pun tahu: kunci lolosnya Jepang dari Grup H adalah pertandingan melawan Kolombia. Pada menit ketiga, pemain Kolombia Carlos Sanchez diusir wasit dan Jepang mendapat hadiah penalti, yang dieksekusi Shinji Kagawa dengan sempurna. Kolombia, yang bermain dengan sepuluh orang, masih bisa membalas satu gol, walaupun akhirnya kalah 1-2. Jepang mencatat prestasi sebagai negara Asia pertama di Piala Dunia yang mengalahkan tim Amerika Selatan. Jepang lolos setelah menahan seri Senegal dan hanya kalah oleh Polandia. Saya juga tidak ingin mengurangi pujian untuk Jepang, walaupun mereka lolos hanya karena perbedaan fair play point alias jumlah kartu kuning yang lebih sedikit dari Senegal.

Ketika akhirnya Jepang kalah secara dramatis 2-3 melawan Belgia, saya mencoba menghibur anak saya. "Jepang sudah mencatat sejarah, Nak. Mereka sudah enam kali berturut-turut ikut Piala Dunia sejak 1998. Jepang ini sudah seperti Brasil-nya Asia dalam soal tampil di Piala Dunia. Tidak pernah absen. Di Rusia, mereka lebih hebat dari juara bertahan Jerman yang tidak lolos grup. Prestasi tim Samurai Biru sama dengan Portugal dan Argentina yang juga kalah di babak 16 besar. Padahal, tadinya Jepang bukan negeri sepak bola, tapi negeri sumo dan sejumlah olahraga bela diri," cerita saya.

"Kok, tiba-tiba Jepang hebat, Pak?" ujar anak saya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tidak tiba-tiba, Nak. Mereka kerja keras membangun sepak bolanya mulai 1985. Tujuh tahun kemudian, mereka sudah punya kompetisi profesional J.League, dengan dukungan pemerintah dan swasta. Mulai 1998, mereka merebut tiket Piala Dunia dan tak pernah gagal datang di Piala Dunia, juga Piala Dunia usia 17 dan 20 tahun. Pembinaannya luar biasa bagus, berjenjang dan terencana," ujar saya.

"Kalau nanti tim Jepang ini datang ke Asian Games di Jakarta, kira-kira kesebelasan Indonesia nasibnya gimana, Pak?" ucap anak saya.

Saya agak gelagapan. Jadi, saya jawab seingat saya, "Indonesia di Asian Games Tokyo tahun 1958 lumayan juga lo, mendapat medali perunggu setelah menang atas India."

Rupanya anak saya tak puas dengan jawaban itu. "Tahun 1958 udah lama sekali. Bapak aja kan belum lahir waktu itu. Maksudku, kalau Indonesia nanti ketemu Jepang, Korea, Arab Saudi, Iran, terus kalahnya berapa? Bapak kan suka meramal, tuh. Coba ramal berapa gol," tanya dia.

Saya ketawa kecut, benar-benar tak punya jawaban. "Oh iya, Nak, sudah mau subuh. Kita tidur dulu, yuk."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

25 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.