Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Urgensi Terobosan Moneter

image-profil

image-gnews
(ki-ka) Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman Zainal, Gubernur BI Agus Martowardojo, Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto, dan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Doddy Zulverdi saat konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, 26 April 2018. Tempo/M Yusuf Manurung
(ki-ka) Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman Zainal, Gubernur BI Agus Martowardojo, Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto, dan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Doddy Zulverdi saat konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, 26 April 2018. Tempo/M Yusuf Manurung
Iklan

Ronny P. Sasmita
Direktur Eksekutif Economic Action Indonesia

Kombinasi kebijakan moneter ketat yang ditempuh Bank Indonesia (BI), lalu relaksasi aturan kredit dan perbaikan iklim investasi, memang diharapkan bisa menjadi senjata ampuh yang berfungsi ganda. Pertama, agar aset keuangan atau portofolio Indonesia tetap atraktif di mata investor sehingga tetap bergigi untuk menarik animo asing sekaligus mencegah terjadinya arus keluar modal. Kedua, agar investasi di sektor riil tetap berjalan dengan baik. Dengan demikian, BI tidak harus terjebak dalam pilihan dilematis di satu sisi serta pertumbuhan ekonomi pun tidak harus dikorbankan di sisi yang lain.

Masalah utama memang datang dari langkah bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen menjadi 1,75-2 persen belum lama ini. Langkah tersebut memberikan sinyal kuat bahwa kenaikan lanjutan akan dilakukan dua kali lagi pada tahun ini.

Gubernur BI Perry Warjiyo secara tegas menyatakan bahwa peluang penaikan suku bunga acuan, BI 7-Day Reverse Repo Rate, terbuka lebar. Setelah menaikkan suku bunga acuan dua kali, kemungkinan besar suku bunga acuan akan dikerek lagi ke posisi 5 persen.

BI menyatakan kebijakan lanjutan yang ditempuh bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan baru The Fed. BI tampaknya tidak ingin terlambat lagi, seperti pada kebijakan kenaikan suku bunga pertama pada 17 Mei lalu. Keterlambatan itulah yang dinilai sebagai biang keladi terpuruknya nilai tukar rupiah hingga menembus batas psikologis Rp 14.000 per dolar Amerika.

Ada sejumlah tujuan yang hendak dicapai dengan kenaikan lanjutan suku bunga acuan. Selain untuk menjaga stabilitas nilai rupiah, BI ingin menjaga agar aset-aset keuangan Indonesia tetap atraktif di mata investor. Rencana BI menaikkan lagi suku bunga acuan rasanya cukup tepat, terutama untuk mencegah larinya modal asing dari pasar portofolio. Lihat saja, gelombang arus modal keluar tahun ini terbilang sangat deras. Di pasar saham, asing telah mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 43,44 triliun selama tahun berjalan (year to date).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagaimanapun, kenaikan suku bunga sebenarnya menjadi berita kurang produktif untuk prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pengetatan likuiditas melalui kenaikan suku bunga tersebut haruslah dibarengi dengan kebijakan relaksasi, antara lain pelonggaran loan to value (LTV). Keringanan uang muka untuk kredit properti maupun otomotif diharapkan mampu mendongkrak konsumsi, yang selama ini menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional.

Langkah BI untuk menyesuaikan diri dengan suku bunga global memang serba dilematis. Jika BI tidak mengikuti arus global dan tetap bertahan pada rezim bunga rendah, tidak hanya nilai tukar rupiah yang terancam, tapi juga aset-aset keuangan Indonesia akan ditinggalkan investor asing.

Langkah BI menaikkan suku bunga tentu akan memberikan implikasi kurang produktif, misalnya berupa penambahan energi untuk perlambatan ekonomi. Ekspansi kredit diperkirakan akan terhambat. Target untuk menggenjot pertumbuhan kredit dua digit akan semakin sulit terwujud. Tapi, apa boleh buat, BI tidak mungkin melawan arus utama kebijakan moneter global.

BI memang perlu menciptakan kebijakan lain sebagai penyeimbang agar ekonomi tumbuh sesuai dengan harapan. Apalagi ekonomi Indonesia bergerak relatif stagnan dalam dua-tiga tahun terakhir. Yang paling penting, kebijakan BI juga perlu ditopang penuh oleh kebijakan pemerintah, terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Iklim investasi mutlak harus terus dibenahi, terutama di daerah. Keluhan utama para pengusaha adalah hambatan perizinan oleh pemerintah daerah yang tidak sejalan dengan gembar-gembor pemerintah pusat.

Realisasi nyata dari paket kebijakan ekonomi harus terus dilanjutkan, sembari terus dievaluasi dan dipantau apakah sudah berjalan efektif. Paket-paket insentif yang tepat dan kreatif perlu didesain tanpa harus mengorbankan penerimaan negara. Hanya dengan perbaikan iklim investasi, semangat para investor akan bergairah kembali. Hanya dengan peningkatan investasi, "efek dorong" yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi nasional dapat diraih.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

25 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.