Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dampak Krisis Visa Antara Indonesia dan Israel

image-profil

image-gnews
Bayangan seorang pengunjuk rasa memegang bendera Palestina selama protes pada relokasinya kedutaan AS ke Yerusalem di Tunis, Tunisia 15 Mei 2018. REUTERS/Zoubeir Souissi
Bayangan seorang pengunjuk rasa memegang bendera Palestina selama protes pada relokasinya kedutaan AS ke Yerusalem di Tunis, Tunisia 15 Mei 2018. REUTERS/Zoubeir Souissi
Iklan

Setelah pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem, juga pembunuhan terhadap pengunjuk rasa Palestina di pagar perbatasan Gaza, pada 14 Mei 2018 lalu, Pemerintah Indonesia mengumumkan tidak akan melegalkan visa warga Israel. Sebagai balasan, pemerintah Israel mengumumkan mulai 9 Juni tidak ada visa yang akan diberikan untuk wisatawan Indonesia. Namun, keputusan ini belum berlaku hingga 26 Juni 2018, di mana peziarah Indonesa ke Yerusalem masih diizinkan selama Ramadan, meskipun sejumlah agen perjalanan membatalkan tur karena kurangnya informasi terkait.

Melihat "krisis visa” ini, rupanya Indonesia dan Israel sama-sama menegaskan posisi masing-masing terhadap konflik Israel-Palestina melalui peraturan visa. Bagaimanapun situasi ini lebih kompleks dari yang tampak. Pembatalan perjanjian visa akan berdampak pada pariwisata di Indonesia, Israel dan Palestina. Terlebih bagi warga Indonesia yang berharap mengunjungi situs suci Timur Tengah, dan warga Israel, termasuk Palestina, yang memegang kewarganegaraan Israel yang penasaran ingin berkunjung ke Indonesia.

Setiap tahun sekitar 25.000 hingga 30.000 warga Indonesia mengunjungi Israel dan Palestina untuk ziarah. Kawasan penting bagi tiga agama Abrahamistik; Yudaisme, Nasrani dan Islam adalah rumah bagi situs-situs suci ketiganya seperti Masjid Al-Aqsa, Gereja Makam Kudus, serta makam para nabi seperti Musa dan Ibrahim.

Tiga pria Palestina saat menjalani tradisi Musaharati, membangunkan sahur warga muslim di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 5 Juni 2018. AP Photo

Di sini pertemuan tiga agama, dan bukan hanya pada kesejarahannya. Kini pariwisata dari Indonesia ke Israel dan Palestina, Yahudi, Muslim, Nasrani, Palestina, Israel dan Indonesia saling terikat. Pasar Indonesia begitu penting untuk wisata ziarah, sehingga pemandu wisata, pengemudi bus, pegawai hotel dan penjual belajar Bahasa Indonesia. Pembatalan perjanjian visa akan berdampak buruk pada sektor wisata Palestina dan Israel. Apalagi pembatalan visa juga berdampak pada bisnis wisata di Mesir dan Yordania karena wisatawan Indonesia biasanya menggabungkan kunjungan wisata mereka di Israel dan Palestina dengan kunjungan ke Piramida di Mesir dan Petra di Yordania.

Mungkin langkah ini dimaksudkan untuk menunjukkan solidaritas kepada Palestina dengan membatalkan perjanjian visa. Namun konsekuensinya Israel juga membatalkan visa ke Indonesia. Buntut dari krisis visa ini berdampak buruk pada warga Yahudi dan Palestina-Israel yang bekerja di industri wisata termasuk warga Palestina di Yerusalem Timur yang memiliki biro perjalanan dan jasa bus, dan dampak ini juga termasuk kunjungan ke Tepi Barat. Kota Palestina seperti Bethlehem, Jericho dan Hebron membutuhkan pendapatan dari sektor wisata. Hotel Palestina, toko cindera mata dan pemandu wisata lokal di Tepi Barat juga menderita atas larangan wisatawan Indonesia. Untuk pihak di Indonesia, biro perjalanan yang menawarkan ziarah Al-Aqsa dan Tanah Suci khawatir usaha mereka akan bangkrut.

Seorang demonstran Palestina mengibarkan bendera saat bentrokan dengan tentara Israel ketika menolak kedubes AS pindah ke Yerusalem dan jelang peringatan Nakba ke-70 di Gaza, 14 Mei 2018. Lebih dari 2.700 pengunjuk rasa di Gaza juga mengalami luka-luka akibat bentrokan. AP

Tidak mendapat izin masuk ke negara lain menciptakan kesan negara homogen. Namun, masyarakat Israel dan Indonesia sama-sama majemuk. Larangan kunjungan untuk kewarganegaraan Israel berdampak pada Yahudi Israel serta 20-25 persen orang Palestina kewarganegaraan Israel. Ini berarti menjadi contoh bahwa pemandu wisata lokal yang fasih berbahasa Indonesia dan telah berjumpa dengan peziarah Indonesia selama bertahun-tahun, tidak bisa mengunjungi Indonesia karena memegang paspor Israel.

Warga Israel yang ingin lebih tahu dan belajar budaya, agama dan gaya hidup Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia harus pupus. Keinginan warga Israel yang ingin belajar tentang Indonesia dibuktikan lewat kegiatan akademik. Universitas Hebrew Yerusalem memiliki program studi tentang Indonesia, dan menjadikannya universitas pertama di Israel yang mengajarkan bahasa Indonesia. Tahun lalu, Profesor Ronit Ricci, menyelenggarakan konferensi pertama tentang Indonesia di Israel, dan Senin lalu. Indonesia mewakili “Asia Day” di Universitas Hebrew dengan menampilkan pertunjukkan seni oleh Jerusalem Gamelan, ensembel musik yang terdiri dari musisi Israel yang sebagian besar belum pernah mengunjungi Indonesia. Mereka tampil di hadapan mahasiswa yang penasaran (Mahasiswa Yahudi dan Palestina) yang berharap mereka bisa mengunjungi Indonesia suatu hari nanti.

Dari sisi Indonesia, pembatalan turis Israel akan berdampak pada Muslim dan Nasrani Indonesia yang ingin berkunjung ke situs suci Israel dan Palestina. Banyak pengunjung dari kedua pihak tertarik melihat langsung dua wilayah bertetangga yang berhubungan seperti teman dan musuh ini. Selama kunjungan, mereka bisa belajar kompleksitas dua masyarakat. Yahudi Israel yang ingin ke Indonesia melihat bahwa tidak semua orang Indonesia membenci Yahudi dan Indonesia yang berkunjung ke Israel ingin melihat dua masyarakat yang memiliki kompleksitas konflik di Timur Tengah, multietnis dan multireligius, bisa berdampingan satu sama lain. Jika krisis visa ini bisa berakhir dengan kedua pihak diizinkan mengunjungi satu sama lain,  bukan hanya perusahaan pariwisata yang diuntungkan dari hilangnya krisis visa.

Mirjam Lücking adalah Postdoctoral Fellow at the Department of Asian Studies, The Hebrew University of Jerusalem.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menanggapi Pelabelan dari Israel, AS: UNRWA Bukan Organisasi Teroris

1 jam lalu

Suasana pertandingan sepak bola yang digelar pengungsi Palestina di sekolah penampungan UNRWA, di tengah konflik Israel-Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara, 23 Juli 2024. Sejumlah pengungsi Palestina berkumpul di halaman sekolah penampungan UNRWA untuk bermain dan menyaksikan pertandingan sepak bola sebagai hiburan di tengah perang. REUTERS/Mahmoud Issa
Menanggapi Pelabelan dari Israel, AS: UNRWA Bukan Organisasi Teroris

AS, menurut jubir Departemen Luar Negeri AS, terus mendukung bantuan di Gaza melalui PBB, namun saat ini tidak dapat mendanai UNRWA.


Inggris Batalkan Rencana Menentang Surat Penangkapan Netanyahu

1 jam lalu

Perdana Menteri yang baru terpilih Keir Starmer menyampaikan pidato di depan kediaman resminya yang baru di Jalan Downing Nomor 10 London, Inggris, 5 Juli 2024. Melalui Keir Starmer, Partai Buruh sukses menang telak atas Partai Konservatif yang sudah berkuasa selama 14 tahun. Stefan Rousseau/Pool melalui REUTERS
Inggris Batalkan Rencana Menentang Surat Penangkapan Netanyahu

Pemerintahan baru Inggris membatalkan tuntutannya terhadap surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu


UNESCO Masukkan Biara Gaza dari Abad ke-4 dalam Daftar Situs Terancam Punah

10 jam lalu

Kompleks Saint Hilarion dibangun pada abad keempat. Mahmud HAMS
UNESCO Masukkan Biara Gaza dari Abad ke-4 dalam Daftar Situs Terancam Punah

Biara Saint Hilarion di Gaza, salah satu biara tertua di Timur Tengah, dimasukkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO yang terancam punah


Uni Eropa Kritik Keputusan Parlemen Israel Sahkan RUU Pelarangan UNRWA

12 jam lalu

Josep Borrell, Kelapa Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa. Sumber: AFP via Getty Images/politico.eu
Uni Eropa Kritik Keputusan Parlemen Israel Sahkan RUU Pelarangan UNRWA

Uni Eropa mengkritik langkah parlemen Israel untuk melarang operasi UNRWA dan mencapnya sebagai organisasi teroris.


Jenderal AS Akui Belum Lihat Rencana Pascaperang Gaza yang Jelas dari Israel

13 jam lalu

Jenderal AS Akui Belum Lihat Rencana Pascaperang Gaza yang Jelas dari Israel

Jenderal tertinggi Angkatan Udara AS mengatakan sejauh ini tidak banyak detail yang dapat dilihat dari rencana pascaperang Israel di Gaza.


Palestina Kritik Standar Ganda IOC Soal Keikutsertaan Israel di Olimpiade Paris 2024

21 jam lalu

Olimpiade Paris 2024. REUTERS/Abdul Saboor
Palestina Kritik Standar Ganda IOC Soal Keikutsertaan Israel di Olimpiade Paris 2024

Ketua Komite Olimpiade Palestina mengkritik "standar ganda" dari IOC atas keputusan untuk mengizinkan Israel berkompetisi di Olimpiade Paris 2024.


Militer Israel Klaim Rebut Jasad 5 Sandera dari Gaza

1 hari lalu

Warga Palestina melarikan diri dari bagian timur Khan Younis setelah mereka diperintahkan oleh tentara Israel untuk mengevakuasi lingkungan mereka, di tengah konflik Israel-Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 22 Juli 2024. Militer Israel  memerintahkan warga Gaza untuk meninggalkan bagian timur kota Khan Younis, dengan alasan pihaknya bersiap
Militer Israel Klaim Rebut Jasad 5 Sandera dari Gaza

Setidaknya 115 sandera masih ditahan di Gaza, menurut media Israel


Derita Anak-anak Gaza: Hidup di Tengah Sampah dan Ancaman Virus Polio

1 hari lalu

Anak-anak Palestina menangis saat berebut makanan dimasak oleh dapur amal, di tengah kelangkaan makanan, saat konflik Israel-Hamas berlanjut, di Jalur Gaza utara, 18 Juli 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Derita Anak-anak Gaza: Hidup di Tengah Sampah dan Ancaman Virus Polio

Anak-anak di Gaza menderita kelaparan, hidup di tengah tumpukan sampah hingga terancam virus mematikan.


Eks Ketua DPR AS Kritik Pidato Netanyahu, Sebut yang Terburuk

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden menandatangani
Eks Ketua DPR AS Kritik Pidato Netanyahu, Sebut yang Terburuk

Mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi tidak menghadiri pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kongres AS.


Hamas Kecam Pidato Netanyahu di Kongres AS: Penuh Kebohongan

1 hari lalu

Pengunjuk rasa anti-pemerintah di Bandara Internasional Ben Gurion membawa poster PM Israel Benjamin Netanyahu saat pengunjuk rasa berdemonstrasi menentang kepergiannya ke AS, di tengah agresi Israel di wilayah Palestina, di Lod, Israel, Minggu, 21 Juli 2024. Pengunjuk rasa meminta pemerintah untuk membebaskan warga Israel yang masih disandera Hamas. REUTERS/Ricardo Moraes
Hamas Kecam Pidato Netanyahu di Kongres AS: Penuh Kebohongan

Hamas mengatakan pidato Netanyahu di Kongres AS penuh kebohongan. Israel tak ingin mengakhiri perang dengan Hamas.