Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sepak Bola dan Dunia Islam

Oleh

image-gnews
Pemain Liverpool Mohamed Salah melakukan sujud syukur usai mencetak gol bersama rekannya Sadio Mane saat bertanding melawan Manchester City dalam Perempat Final Liga Champions di Etihad stadium di Manchester, Inggris, 10 April 2018. Reuters/Jason Cairnduff
Pemain Liverpool Mohamed Salah melakukan sujud syukur usai mencetak gol bersama rekannya Sadio Mane saat bertanding melawan Manchester City dalam Perempat Final Liga Champions di Etihad stadium di Manchester, Inggris, 10 April 2018. Reuters/Jason Cairnduff
Iklan

DUNIA sepak bola tengah berubah. Sejumlah pemain muslim kini mewarnai berbagai liga. Mohamed Salah, bintang Liverpool, menjadi idola pencinta bola seluruh dunia. Ketika Salah mencetak gol, lalu sujud syukur di lapangan, semua penonton bertepuk tangan dan mengelu-elukannya. Samir Nasri, ketika menjadi gelandang Manchester City, mencetak gol yang menentukan kemenangan timnya saat berlaga melawan Southampton dengan skor 3-2 pada Liga Primer 2012. Nasri merayakan gol itu dengan mengangkat jersey-nya yang memperlihatkan kaus dalam bertulisan "Eid Mubarak" ("Selamat Idul Fitri").

Dalam satu dekade terakhir, pemain muslim membanjiri berbagai klub bergengsi Eropa, seperti Arsenal dan Manchester United di Inggris, Juventus di Italia, serta Sevilla dan Barcelona di Spanyol. Sejumlah pemain, seperti Sami Khedira dan Mesut Oezil, memperkuat tim nasional Jerman. Muslim pun mewarnai organisasi sepak bola di Eropa. Rimla Akhtar, misalnya, menjadi perempuan pertama yang duduk di Dewan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA). Perempuan berhijab itu mantan kapten kesebelasan perempuan muslim Inggris.

Negara-negara Islam pun ambil bagian sebagai tuan rumah banyak kompetisi olahraga internasional. Pertandingan tenis, atletik, golf, balap sepeda, dan Formula One digelar di Qatar, Uni Emirat Arab, dan Bahrain. Bahkan Federasi Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA) akhirnya memenangkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Ini pertama kali dalam sejarah mega-olahraga itu digelar di negara muslim.

Puncaknya adalah Piala Dunia 2018, yang dimulai di Rusia pada pertengahan Juni ini. Tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim akan berlaga di sana: Mesir, Arab Saudi, Tunisia, Maroko, Senegal, Iran, dan Nigeria. Pesta sepak bola itu akan dibuka dengan pertandingan tim nasional Rusia melawan Arab Saudi.

Kehadiran muslim itu membuat kompetisi olahraga internasional, yang selama ini tumbuh pesat di negara-negara sekuler, harus bernegosiasi dengan tradisi Islam. Alkohol, misalnya, adalah produk yang lazim ada dalam pesta olahraga di negara Barat. Perusahaan minuman beralkohol hampir selalu menjadi sponsor. "Tradisi" ini bahkan dapat mengubah aturan di kampung halaman tuan rumah. Brasil, misalnya, harus mencabut larangan penjualan bir ketika menjadi penyelenggara Piala Dunia 2014.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal itu sangat sulit terjadi bila acaranya digelar di negara berpenduduk mayoritas muslim. Grand Prix di Bahrain, misalnya, tak lagi memakai sampanye saat upacara penyerahan hadiah pemenang balapan dan menggantinya dengan air mawar. Setelah berunding dengan FIFA, Qatar akhirnya mengizinkan penjualan minuman beralkohol selama Piala Dunia 2022 di tempat khusus tertutup yang jauh dari stadion.

Para pemain muslim juga bereaksi atas hal-hal yang berhubungan dengan ajaran agamanya. Gelandang Manchester City, Yaya Toure, menolak hadiah sampanye sebagai pencetak gol penentu kemenangan timnya di Liga Primer. Papiss Cisse, saat menjadi pemain Newcastle, menolak memakai jersey dengan logo sponsor perusahaan perkreditan karena menganggapnya riba.

Yang paling ramai adalah perkara hijab. FIFA selama ini mengatur ketat cara dan jenis pakaian olahragawan. Keputusan FIFA yang melarang hijab pada 2007 membuat tim sepak bola perempuan nasional Iran tak bisa lolos kualifikasi Olimpiade 2012. Gugatan menyerbu FIFA dan perdebatan tentang hijab pun berlangsung alot. Akhirnya, FIFA mencabut larangan itu pada 2014. Perubahan kebijakan itu membuka partisipasi yang lebih besar bagi perempuan muslim.

Pada akhirnya, berbagai organisasi olahraga harus kembali ke nilai-nilai dalam olahraga yang digariskan, antara lain, oleh FIFA, seperti menjunjung kejujuran, saling menghormati, serta menolak korupsi, rasisme, kekerasan, dan hal lain yang merusak reputasi olahraga. Kaum muslim, juga masyarakat dengan keyakinan lain, sepatutnya diberi tempat pula di Piala Dunia. Peraturan tentu bisa dirundingkan, tapi niat baik untuk memberikan kesempatan harus didahulukan. Sikap semacam itulah yang membuat olahraga dipercaya mampu menjadi jembatan perdamaian. Rujuknya Korea Utara dan Korea Selatan pada April lalu, misalnya, bisa terwujud berkat sumbangan "diplomasi olahraga", ketika kedua negara sepakat berada di bawah satu bendera saat bertanding di Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan, Februari lalu. Dengan cara demikianlah olahraga memberikan sumbangan besar bagi peradaban dunia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

2 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

6 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

22 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

22 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

43 hari lalu

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

45 hari lalu

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

45 hari lalu

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

51 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

52 hari lalu

Warga membawa beras dan bantuan presiden pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Presiden memastikan pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

Berita terkini: Seruan pemakzulan Presiden Jokowi karena dugaan penyelewengan Bansos, gaji Ketua KPU yang terbukti langgar etik meloloskan Gibran.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

53 hari lalu

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.