Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sandyakalaning Garuda Indonesia

image-profil

image-gnews
Kapten pilot wanita pertama Garuda Indonesia, Ida Fiqriah (kiri) bersama Co pilotnya sebelum melakukan penerbangan khusus Hari Kartini dengan tema 'Kartini Flight' di Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang, Sabtu, 21 April 2018. (TEMPO/Yatti Febri Ningsih).
Kapten pilot wanita pertama Garuda Indonesia, Ida Fiqriah (kiri) bersama Co pilotnya sebelum melakukan penerbangan khusus Hari Kartini dengan tema 'Kartini Flight' di Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang, Sabtu, 21 April 2018. (TEMPO/Yatti Febri Ningsih).
Iklan

Tulus Abadi
Ketua Pengurus Harian YLKI

Predikat Garuda Indonesia (GA) sebagai maskapai penerbangan berkelas tampaknya mulai turun. Sebagai maskapai yang menyandang status layanan penuh bintang lima, GA justru mengalami pengurangan di berbagai lini pelayanan. Saban hari, apalagi pada saat akhir pekan, umpatan demi umpatan konsumen mengarah ke maskapai itu-suatu hal yang selama ini pemali bagi GA.

Klimaks dari itu, Serikat Pekerja GA dan bahkan Asosiasi Pilot Garuda (APG) mengancam mogok kerja pada akhir Mei mendatang. Dalam konteks perlindungan konsumen, mogok kerja karyawan, apalagi pilot sebagai profesi, merupakan tindakan yang tidak bisa ditoleransi. Mogok kerja kontraproduktif dengan pemenuhan hak-hak konsumen.

Namun aksi itu bukan untuk menuntut hak-hak mereka sebagai karyawan (karena adanya suatu pelanggaran), melainkan upaya untuk mengembalikan marwah GA sebagai maskapai bergengsi dan bahkan menyelamatkannya dari kebangkrutan.

Beberapa hal terjadi pada GA belakangan ini. Pertama, buruknya OTP (on time performance). OTP adalah roh dari sebuah maskapai. Ironisnya, OTP GA kian menurun, baik di skala nasional maupun ASEAN. OTP terakhir GA hanya mengantongi skor 72-75. Padahal skor ideal untuk sebuah maskapai adalah 85. Di tingkat ASEAN, peringkat GA hanya bertengger di angka 8, tergusur oleh Batik Air, yang bertengger di peringkat pertama. Pantas saja konsumen di berbagai bandar udara sering protes atas pelayanan GA karena seringnya terjadi penundaan keberangkatan.

Baca Juga:

Kedua, layanan GA di berbagai lini juga mengalami penurunan, terutama dari aspek layanan kabin, seperti hilangnya permen, tisu basah, koran, dan menurunnya kualitas makanan/minuman. Bahkan, di sisi sumber daya manusia pun mengalami hal serupa. Misalnya soal jumlah pramugari, yang idealnya ada enam orang di setiap penerbangan, disunat menjadi empat orang saja. Bahkan ada suatu insiden pembagian makanan ringan dilakukan saat proses boarding demi menghemat waktu karena berkurangnya jumlah pramugari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengapa hal itu terjadi? Pertama, manajemen GA melakukan pemotongan anggaran demi efisiensi. Sejatinya tidak ada yang salah dengan efisiensi. Namun, jika efisiensi itu berujung pada merosotnya pelayanan atau bahkan berpotensi tidak aman, ini jelas blunder serius (mismanagement) di internal manajemen GA.

Kedua, manajemen baru GA menerapkan sistem baru yang belum teruji keandalannya. Benar, itu sistem baru warisan manajemen lama. Tapi, jika sistem baru tersebut belum tuntas dan belum teruji, mengapa dijalankan? Amburadullah jadinya. Akibat dari pelaksanaan sistem baru yang sembrono itu, manajemen kru kabin jadi kacau. Sebagai contoh, berdasarkan sistem, kru kabin dinyatakan dalam posisi sedang bertugas (on duty), tapi faktanya tidak (off duty) atau sebaliknya. Atau kru kabin dalam posisi sedang bertugas di Tokyo, padahal sedang berada di Bali. Akibatnya, jadwal penerbangan GA menjadi kacau dan keterlambatan panjang tak bisa dihindari.

Ketiga, pemerintah (khususnya Menteri Badan Usaha Milik Negara) terlalu gegabah menempatkan personel yang tidak kompeten dan kapabel di bidangnya. Hal ini karena mayoritas anggota direksi adalah orang-orang perbankan dan konsultan yang pengetahuannya nol besar dalam perencanaan bisnis di sektor penerbangan. Bahkan, dua posisi direksi, yakni direktur operasional dan direktur keselamatan, yang seharusnya sesuai dengan regulasi harus diisi orang teknis (pilot), eh dilego pula ke orang non-maskapai. Inilah salah satu pangkal yang menjadi sumber keruwetan di GA.

Keempat, kondisi kian semrawut patut diduga dilakukan dengan sengaja. Ada pihak-pihak tertentu yang sengaja mengerdilkan GA. Bahkan, bisa jadi GA dirancang akan "dimerpatikan" dan kemudian memberikan ruang yang sangat besar bagi maskapai tertentu. Ingat, industri penerbangan di Indonesia kini sedang dalam puncak persaingan yang amat ketat.

Agar rencana aksi mogok pekerja serta pilot tidak benar-benar terjadi dan Garuda tidak sekarat secara sistematis, harus ada langkah penyelamatan yang cepat. Baik manajemen GA maupun pemerintah jangan menggunakan "jurus mabuk" dalam memasang personel manajemennya. GA tidak boleh terpuruk dan harus tetap menjadi operator penerbangan yang bergengsi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

17 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


19 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

25 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

29 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

44 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

45 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.