Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemenangan Demokrasi Malaysia

Oleh

image-gnews
Mahathir Mohamad, menggelar konferensi pers usai usai dilantik sebagai Perdana Menteri Baru Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, 10 Mei 2018. REUTERS/Lai Seng Sin
Mahathir Mohamad, menggelar konferensi pers usai usai dilantik sebagai Perdana Menteri Baru Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, 10 Mei 2018. REUTERS/Lai Seng Sin
Iklan

Kemenangan koalisi partai oposisi di Malaysia merupakan perubahan politik yang luar biasa. Mayoritas pemilih di negara tetangga ini telah menggunakan akal sehat untuk mengakhiri dominasi koalisi Barisan Nasional pimpinan Perdana Menteri Najib Razak.

Mayoritas pemilih tak termakan isu sentimen anti-etnis minoritas yang didengungkan Barisan Nasional-kekuatan politik yang berkuasa sejak Malaysia merdeka pada 1957. Mereka juga tak silau terhadap janji-janji manis Najib yang mau menggandakan bantuan uang tunai bagi penduduk miskin, menaikkan upah, mengurangi pajak, dan menggenjot investasi asing.

Publik Malaysia menginginkan perubahan. Mereka mengeluhkan biaya hidup sehari-hari yang mencekik akibat pemerintah menerapkan aturan baru pajak barang dan jasa. Kehidupan ekonomi makin sulit karena lapangan kerja pun berkurang dan harga bahan bakar minyak naik. Faktor lain yang menyumbang kekalahan Barisan Nasional adalah pengusutan kasus dugaan korupsi 1Malaysia Development Berhad-perusahaan investasi milik pemerintah. Nama Najib disebut-sebut dalam dugaan raibnya miliaran ringgit uang rakyat yang dikelola perusahaan itu.

Mahathir Mohamad, mantan perdana menteri yang berkuasa selama 22 tahun, menjadi tokoh sentral dalam mendorong perubahan itu. Mahathir berhasil merobohkan Barisan Nasional, kekuatan politik yang dia besarkan saat berkuasa. Sempat pensiun dari politik, ia masuk lagi ke gelanggang pertarungan dengan mendirikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia, dua tahun lalu. Partai ini bergandengan tangan dengan partai oposisi lain, seperti Partai Keadilan Rakyat pimpinan Wan Azizah Wan Ismail, Partai Aksi Demokratis, dan Partai Amanah Nasional.

Kelompok oposisi di bawah bendera Pakatan Harapan itu secara mengejutkan mampu mengalahkan Barisan Nasional. Mereka merebut 113 dari 222 kursi parlemen, jauh melampaui Barisan Nasional, yang hanya merebut 79 kursi. Mahathir, 92 tahun, yang di masa lalu menjadi mentor politik Najib, kini kembali memimpin Malaysia. Ia menjadi perdana menteri tertua di dunia. Adapun kursi wakil perdana menteri diduduki Wan Azizah Wan Ismail, istri mantan wakil perdana menteri Anwar Ibrahim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masyarakat Malaysia kini menaruh harapan besar pada Mahathir karena ia dulu mampu menjadikan negara ini salah satu kekuatan ekonomi Asia. Mahathir sendiri berjanji tidak menerapkan politik balas dendam dan menyerahkan pengusutan skandal 1MDB ke penegak hukum.

Transisi politik yang berjalan damai itu patut kita apresiasi. Ini merupakan babak baru demokrasi di Malaysia. Saat berkuasa dulu, Mahathir dicap sebagai pemimpin otoriter. Ia menggunakan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri-yang lebih dikenal dengan ISA-untuk membungkam lawan-lawan politiknya, termasuk Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim, yang dia pecat pada 1998. Anwar kemudian dituduh melakukan korupsi dan sodomi setelah mencanangkan gerakan reformasi ekonomi dan politik. Belakangan, Mahathir justru bergandengan tangan dengan Anwar untuk melawan Najib.

Proses demokrasi yang unik tapi berjalan lancar itu diharapkan berpengaruh positif bagi Indonesia dan negara anggota ASEAN yang lain. Mekanisme demokrasi jelas lebih bisa menjamin munculnya pemerintahan yang lebih akuntabel. Demokrasi pula yang lebih melindungi kebebasan berpendapat dan berekspresi, hal yang selama ini terasa diabaikan di Malaysia.

Mahathir semestinya pula tidak (bisa) mengulang cara-cara otoriter karena zaman sudah jauh berbeda.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

23 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


25 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

35 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.