Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rentetan Teror di Tahun Politik

image-profil

image-gnews
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan menunjukkan foto keluarga Dita Upriyanto terduga pelaku pembom bunuh diri saat penggerebekan rumah terduga teroris di kawasan Wonorejo Asri, Rungkut, Surabaya, 13 Mei 2018. ANTARA/Nanda Andrianta
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan menunjukkan foto keluarga Dita Upriyanto terduga pelaku pembom bunuh diri saat penggerebekan rumah terduga teroris di kawasan Wonorejo Asri, Rungkut, Surabaya, 13 Mei 2018. ANTARA/Nanda Andrianta
Iklan

Noor Huda Ismail
Pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian

Kurang dari sepekan, Indonesia dilanda rentetan teror pola baru. Pertama, teror dilakukan dengan membantai secara sadis lima polisi di dalam Rumah Tahanan Markas Komando Brigade Mobil Kepolisian RI (Mako Brimob) di Depok yang disiarkan secara langsung melalui media sosial milik para pelaku pada 8 Mei 2018. Kedua, penusukan aparat kepolisian di depan Mako Brimob pada 9 Mei 2018 dan kemarin kita dikejutkan lagi dengan aksi teror di tempat ibadah umat Nasrani di Surabaya. Apakah ini aksi teror murni ataukah ada muatan sosial-politik lainnya? Mengapa kita sebagai bangsa seolah-olah tidak belajar dari peristiwa-peristiwa teror sebelumnya, sejak bom Bali pertama pada 2002?

Tanpa bermaksud mendahului hasil investigasi dari aparat kepolisian, saya untuk sementara mengambil beberapa kesimpulan. Pertama, sulit rasanya untuk tidak melihat rentetan aksi teror ini berdiri sendiri. Serangan di Rutan Mako Brimob itu menjadi sebuah pemantik dari sebuah rencana teror yang telah dipersiapkan secara matang oleh para pelaku. Lalu, apakah serangan ini digerakkan oleh satu tokoh sentral seperti Aman Abdurrahman? Bukankah ia di dalam penjara dan sekarang sedang menjalani persidangan kasus teror di Starbucks Thamrin pada 2016?

Aspek baru dari terorisme sekarang adalah munculnya beragam platform media sosial, seperti Facebook, Telegram, dan WhatsApp, yang berperan dalam menyebarluaskan dan menyemangati antar-anggota jaringan serta berkoordinasi akan serangan lanjutan.

Menurut hemat saya, sosok seperti Aman itu hanyalah penjual "pisau tajam" yang laku keras karena disebarluaskan penjualannya melalui media sosial. Para "pembeli" boleh jadi belum pernah bertemu sama sekali dengan pembuat pisau. Namun mereka dengan sukacita memberikan "tinjauan" tentang keampuhan pisau ini kepada calon pembeli lainnya. "Pisau tajam" ini adalah ideologi takfiri, ideologi yang mengkafirkan kelompok di luar mereka, terutama ideologi Pancasila yang dianggap sekuler. Ironisnya, ideologi ini kemudian dibalut dalam bahasa agama. Di tengah sentimen keberagamaan masyarakat yang meninggi seperti sekarang ini, maka ideologi takfiri mendapat pasarnya.

Baca Juga:

Kedua, munculnya seorang ibu yang membawa anak sebagai pelaku teror haruslah ditanggapi dengan serius. Pola baru ini akan memprovokasi kaum lelaki dari jaringan tersebut bergerak lebih menggila. Serangan ini seolah-olah memberikan pesan: "Di mana kalian wahai para lelaki tentara daulah (sebutan bagi pendukung ISIS)? Haruskah kami para perempuan dan anak-anak yang melakukan amanat jihad ini? Mengapa kalian masih berdiam diri?" Pesan ini bukan rekaan saya, tapi sudah bermunculan di berbagai media sosial para pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan wawancara dengan beberapa perempuan pendukung ISIS untuk pembuatan film dokumenter Pengantin, saya menemukan justru para perempuan lebih radikal dan setia dalam mendukung ISIS. Di media sosial, mereka menemukan ruang untuk bisa berperan langsung dalam aksi jihad. Mereka tidak senang melihat suami mereka melunak.

Tapi saya perlu menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik dan berburuk sangka kepada para perempuan bercadar hitam. Mereka memang mempunyai cara pandang dan selera berpakaian tidak seperti masyarakat umum, tapi bukan berarti mereka semua berpikiran seperti ISIS, apalagi berniat menjadi teroris.

Ketiga, hampir semua aksi terorisme di dunia punya dimensi politik. Ketika terjadi serangan 11 September di New York, Amerika Serikat, Presiden George W. Bush mendapat dukungan politik yang tinggi. Bahkan jumlah warga Amerika yang kemudian mendaftar ke militer sebagai bentuk ekspresi patriotisme meroket.

Ironisnya, setiap teror muncul di sini, justru masyarakat seolah-olah terbelah dua. Kelompok pertama jelas mengecamnya. Sedangkan kelompok kedua, terutama yang anti-rezim penguasa, cenderung menuding bahwa teror ini adalah rekayasa atau pengalihan isu atas kondisi sosial-politik atau ekonomi. Bahkan ada yang terang-terangan menyebut teror ini hanya upaya memojokkan Islam. Hal ini mengaburkan masalah bahwa ancaman terorisme itu nyata dan semakin tersebar.

Serangan bom di Surabaya bukanlah yang terakhir. Pisau takfiri itu sudah telanjur laku keras. Negara harus bergandengan tangan dengan masyarakat untuk melawan terorisme ini bersama-sama.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

12 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


14 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

20 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

24 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

40 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

40 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.