Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelajaran Pahit dari Kelapa Dua

Oleh

image-gnews
Sejumlah karangan bunga ucapan duka atas gugurnya lima anggota kepolisian di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok
Sejumlah karangan bunga ucapan duka atas gugurnya lima anggota kepolisian di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok
Iklan

KERUSUHAN di Rumah Tahanan Markas Komando Brigade Mobil Kepolisian Republik Indonesia pekan lalu menampar wajah aparat penegak hukum kita. Gugurnya lima polisi muda di sana seharusnya tidak terjadi jika prosedur pengamanan narapidana kasus terorisme dilaksanakan dengan tertib.

Strategi Detasemen Khusus 88 dalam memadamkan kerusuhan patut diapresiasi meski terlambat. Drama penyanderaan selama 36 jam memang dapat diakhiri. Namun sikap tertutup petugas patut disesali: bukan cuma masyarakat luas, bahkan pejabat setingkat menteri dan Presiden pun baru mengetahui kejadian ini setelah jatuh korban. Keterlambatan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian tiba di lokasi patut dipertanyakan. Berada di Yordania ketika insiden ini terjadi, ia selayaknya mempercepat kunjungan.

Markas Besar Kepolisian RI mengklaim pemicu kerusuhan adalah protes seorang tahanan terorisme asal Pekanbaru, Wawan Kurniawan alias Abu Afif, yang tidak memperoleh makanan titipan keluarganya. Mustahil persoalan sesepele itu memantik kerusuhan besar jika tak ada faktor lain yang berpengaruh. Kepala Polri dan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami wajib mengevaluasi seluruh sistem pengelolaan narapidana dan tahanan kasus terorisme di Rumah Tahanan Markas Komando Brimob untuk mengetahui akar masalah ini.

Mereka perlu menelisik semua kemungkinan penyebab kerusuhan itu, termasuk faktor padatnya sel-sel tahanan di Markas Komando Brimob. Ada 155 narapidana dan tahanan kasus terorisme di dalam sel yang terbatas. Sebagian dari mereka sebenarnya sudah menjalani persidangan dan divonis penjara, tapi nyatanya belum juga dipindahkan ke rumah tahanan lain.

Kondisi padat itu diperburuk oleh minimnya jumlah petugas yang berjaga. Ketika kerusuhan pecah, 155 narapidana yang rata-rata pernah mengikuti latihan paramiliter jelas bukan tandingan untuk 13 polisi yang bertugas di sana. Kerusuhan meluas setelah narapidana berhasil merebut sejumlah senjata dan bom yang disita polisi selama operasi penangkapan teroris. Fakta bahwa senjata-senjata itu masih disimpan di Markas Komando Brimob Kelapa Dua makin menunjukkan keteledoran polisi dalam mengelola rumah tahanan itu.

Lemahnya penjagaan di rumah tahanan Brimob ini jelas sulit diterima akal sehat. Ada kesalahan kebijakan yang cukup mendasar ketika sebuah penjara yang menampung seratusan narapidana berbahaya dari jejaring yang sama hanya dijaga seadanya. Apalagi ada laporan bahwa sebagian tahanan dan narapidana di Kelapa Dua bisa menggunakan telepon seluler dengan leluasa. Walhasil, ketika insiden nahas ini terjadi, para teroris dengan mudah bisa mengunggah foto-foto aksi mereka ke media sosial-lengkap dengan bendera organisasi Negara Islam (IS) yang dibentangkan. Bahkan ada yang sempat menghubungi pengacara dan meminta bantuan hukum.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kewaspadaan minimum ini mengherankan karena kerusuhan yang dipicu narapidana terorisme di Kelapa Dua bukanlah yang pertama. Pada 10 November 2017, terjadi kericuhan serupa ketika petugas penjara menyita telepon seluler milik beberapa narapidana. Kala itu, tahanan juga menjebol pintu sel dan pintu pagar serta memecahkan kaca-kaca jendela. Namun para penjaga bisa mengatasi kerusuhan itu dengan cepat. Ketika itu, jumlah narapidana yang terlibat pemberontakan memang tak sebanyak sekarang dan kerusuhan bisa diatasi sebelum meluas.

Tindakan Kepala Polri memindahkan semua narapidana dan tahanan yang terlibat kerusuhan pekan lalu ke Penjara Nusakambangan adalah kebijakan yang tepat, meski terlambat. Sejak awal, seharusnya para narapidana kelas kakap itu ditempatkan di penjara dengan pengawasan maksimum. Selain dipindahkan, semua narapidana yang terlibat kerusuhan harus segera disidik dan berkasnya dilimpahkan ke kejaksaan. Hukuman mereka harus diperberat untuk memberikan efek jera.

Efek domino insiden Kelapa Dua harus diantisipasi. Serangan kepada polisi sehari setelah kejadian itu membuktikan sel-sel teroris terus aktif bergerak. Penyanderaan memang sudah berakhir, tapi peristiwa ini dapat memberikan inspirasi bagi kelompok garis keras di luar penjara untuk merapatkan barisan.

Ke depan, selain pengamanan diperketat, identifikasi detail atas profil para narapidana terorisme perlu terus-menerus diperbarui di pangkalan data polisi. Jangan sampai pemerintah kecolongan lagi akibat tak cermat memilah mana narapidana terorisme yang sudah insaf meninggalkan jalan kekerasan dan mana yang masih bersemangat menyiapkan serangan teror. Para pemimpin jejaring teror yang sudah tertangkap perlu diperlakukan khusus agar tidak memprovokasi anggota kelompoknya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

23 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

35 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.