David McAllister
Anggota dan Ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Eropa
Parlemen Eropa mendukung penuh hubungan yang lebih mendalam dan luas dengan Asia Tenggara. Empat tahun lalu Parlemen Eropa dan Komite Urusan Luar Negeri-nya (AFET) merekomendasikan agar hubungan Uni Eropa dengan Indonesia ditingkatkan menjadi kemitraan strategis sejati. Kami meyakini bahwa kemitraan antara kawasan Uni Eropa dan ASEAN perlu menjadi lebih strategis.
Pekan ini, saya memimpin misi resmi Komite Urusan Luar Negeri dari Parlemen Eropa dalam lawatan ke Indonesia dan ASEAN. Kami datang untuk menunjukkan dukungan kuat kami terhadap hubungan bilateral dan untuk menekankan bahwa para sahabat kami di Indonesia merupakan mitra penting.
Asia Tenggara adalah salah satu wilayah paling dinamis di dunia. Adapun Indonesia berada di jantung kawasan ini. Secara geografis, Indonesia sangat luas, baik darat maupun lautan, serta menjadi salah satu rute perdagangan dan navigasi tersibuk di dunia. Indonesia merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, negara keempat terbesar di dunia, dan demokrasi terbesar ketiga. Ini jelas menjadikan Indonesia mitra penting untuk Eropa. Parlemen Eropa percaya bahwa kemitraan antara Uni Eropa dan Indonesia punya potensi yang besar. Sudah saatnya untuk meningkatkan hubungan ini.
Indonesia termasuk kelompok negara-negara inti yang bekerja sama dengan Eropa untuk mengatasi masalah-masalah global, seperti perubahan iklim, perdagangan global dan isu finansial, permasalahan keamanan regional dan global, serta pembajakan laut atau ancaman cyber.
Pada 2014, Parlemen Eropa memberikan persetujuannya pada Perjanjian Kemitraan dan Kerja Sama (PCA) antara Uni Eropa dan Indonesia. PCA telah memperkuat hubungan bilateral kita.
Banyak yang dapat Indonesia tawarkan dalam kerja samanya dengan Eropa. Negeri ini memiliki warga yang bekerja dengan ulet dan kelas menengah yang tumbuh dengan pesat. Negeri tersebut sangat kaya sumber daya alam. Indonesia adalah anggota aktif dalam forum regional dan global, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), G20, dan ASEAN.
Uni Eropa dan Indonesia juga memiliki banyak persamaan. Kita sama-sama pendukung kuat PBB dan tata kelola global berdasarkan hukum internasional. Hal ini, antara lain, ditunjukkan oleh komitmen bersama kita memerangi perubahan iklim dan upaya melestarikan lautan melalui Perjanjian Paris dan Konferensi Samudra Kita (Our Ocean Conference), yang telah diselenggarakan Uni Eropa tahun lalu dan akan diselenggarakan Indonesia pada Oktober mendatang. Kita sama-sama memiliki pula keprihatinan terhadap masalah proliferasi nuklir dan masalah pemulangan para pengungsi Rohingya ke Myanmar.
Ikatan ekonomi kita juga penting. Uni Eropa merupakan penanam modal asing langsung terbesar keempat di negara ini, yakni 2,2 miliar euro atau sekitar Rp 36,7 triliun, dan yang pertama di ASEAN. Perusahaan-perusahaan Eropa memberi lapangan kerja yang signifikan di Indonesia, yaitu bagi 1,1 juta pekerja. Hubungan antar-warga juga menjadi penting dalam hubungan bilateral kita. Lebih dari 11 ribu mahasiswa Indonesia saat ini studi di Eropa.
Saya yakin bahwa kunjungan kami akan membawa kawasan kita kembali menjadi lebih erat. Saya berharap kunjungan kami juga akan membantu Eropa untuk lebih dikenal warga Indonesia dan mendorong pertukaran antar-mahasiswa, akademikus, olahragawan, dan lainnya, serta saling memperkuat pemahaman dan pertukaran budaya.
Kita perlu bekerja sama untuk memastikan jangan sampai terlalu lama kita harus menunggu untuk dapat menyaksikan berlangsungnya pertemuan-pertemuan puncak secara reguler antara mitra strategis Uni Eropa dan Indonesia.