Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penampilan Arini Versi Basbeth

image-profil

Oleh

image-gnews
Poster film Arini. twitter.com
Poster film Arini. twitter.com
Iklan

Sutradara Ismail Basbeth mempunyai pesan: Jangan menyaksikan film adaptasi pertama tahun 1987, kecuali bagi yang sudah terlanjur menyaksikan, karena ini tafsir generasi masa kini.

Saya punya pesan juga untuk para sineas yang berani melakukan remake (pembuatan ulang) film yang berhasil di masa lalu (baik dari sisi komersil maupun dari kualitas dan penghargaan): bersiaplah untuk selalu dibandingkan. Jika tak siap, jangan terjun ke arena pembuatan ulang.

Apa yang dilakukan oleh Ismail Basbeth mengandung dua risiko: pertama film “Arini, Masih Akan Ada Kereta yang Lewat” diangkat dari novel karya Mira W yang populer bagi pembacanya. Kedua, sutradara Sophan Sophiaan berhasil mengadaptasi menjadi film yang laris sekaligus mendapatkan piala Citra untuk Widyawati yang berperan sebagai Arini.

Keistimewaan film yang disutradarai Sophan karena cinta si anak muda Nick yang bengal dan lincah (Rano Karno) kepada Arini yang 15 tahun lebih tua daripadanya tidak jatuh menjadi percintaan ‘tante-berondong’ yang didorong oleh lonjakan hormon. Widyawati dan Rano Karno memberikan harkat kepada tokoh-tokohnya. Arini dan Nick di tahun 1987 seperti sebuah cerita cinta yang baru, tulus dan tetap menampilkan keseimbangan antara Nick yang banyak bicara menghadapi Arini yang murung dan tegang.

Adegan film Arini yang diangkat dari novel Mira W digarap sutradara Ismail Basbeth. Dibintang Morgan Oey dan Aura Kasih (Falcon Pictures)

Bahwa sutradara Ismail Basbeth  menyarankan kedua pemain utamanya Aura Kasih dan Morgan Oey untuk tidak menyaksikan film versi tahun 1987 sebetulnya tak perlu, karena lazimnya setiap aktor yang baik tak akan dan tak ingin meniru tafsir aktor lain terhadap tokoh yang akan diperankannya.

Inti cerita film Arini terbaru ini tetap setia pada novel maupun film pertama. Nick (Morgan Oey) mendadak muncul begitu saja di hadapan Arini (Aura Kasih) di atas kereta api di Jerman. Nick yang asertif dan terus menerus mengejar Arini; sementara Arini sepanjang film membalas Nick dengan wajah cemberut. Persoalan mereka, ternyata bukan masalah perbedaan usia 15 tahun yang di tahun 1980-an tampaknya seperti momok heboh, melainkan masa lalu dan trauma Arini dalam berumah tangga. Apa boleh buat, meski sinematografi memperlihatkan serangkaian kecantikan panorama kota-kota di Jerman.

Adakah ‘kebaruan’ dalam film versi Basbeth seperti yang diucapkan pada wartawan, di luar pemain yang berbeda dan setting yang dikembalikan ke Jerman sesuai novel (sementara versi Sophan Sopiaan dipindahkan ke San Fransisco, AS)?

Kalau ‘kebaruan’ diartikan sebagai sebuah karya yang diproduksi dan ditafsir ulang 21 tahun kemudian, tentu memang itu yang dilakukan produser maupun sutradara. Tetapi menyaksikan versi ‘baru’ ini sejak awal hingga akhir bukan hanya mengecewakan karena  karya Sophan Sophiaan bersinar, tetapi karena Ismail Basbeth adalah sutradara yang pernah saya gadang-gadang setelah karyanya yang asyik berjudul “Mencari Hilal” (2015).

Adegan film Arini yang diangkat dari novel Mira W digarap sutradara Ismail Basbeth. Dibintang Morgan Oey dan Aura Kasih (Falcon Pictures)

Plot novel dan film Arini yang kompleks dan sedikit ganjil (bagaimana seorang ibu tak tahu anaknya masih hidup atau bahkan merelakan anaknya dirawat ayah dan perempuan yang merebut suaminya, itu agak sulit masuk nalar). Namun sutradara selalu memiliki lisensi kreatif untuk bisa mengambil dan menafsir inti novel tersebut: pergolakan batin Arini dan seorang Nick yang tetap mencintainya tanpa syarat.

Bagi generasi saya pasti kita pernah takjub bagaimana Teguh Karya pada 1977 menyulap Badai Pasti Berlalu (diangkat dari novel Marga T yang sangat laris dan populer) menjadi film serius, dalam, artistik. Tak heran meski Teddy Soeriaatmadja pada 2007 mencoba menafsir ulang novel tersebut, dengan segala kemodernan dan kebaruan (tokoh Siska yang digambarkan lebih asertif) tetap saja tak bisa mengejar kebesaran dan keabadian film versi Teguh Karya yang lagu-lagunya masih saja menembus ruang dan waktu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Problem Basbeth bukan karena film versi Sophan sudah telanjur melekat di hati generasi ‘sepuh’, melainkan karena skenario yang lemah yang tak berhasil menampilkan dialog-dialog yang meyakinkan bahwa pasangan ini sebetulnya memang duo yang jatuh cinta dengan hadangan soal psikologi. Meski Nick digambarkan sebagai lelaki muda yang lincah, spontan, sedikit bengal tapi berhati emas, dialog yang ditampilkan penulis skenario Titien Wattimena lebih memperlihatkan tokoh yang dikejar lonjakan hormon.

 Problem lain adalah Basbeth tak berhasil membuat penonton (atau saya) simpati pada Arini atau istilah lazim “rooting for the protagonist”. Arini adalah seorang perempuan paruh baya cantik, mandiri yang mempunyai masa lalu tragis. Apakah tragedi itu harus diterjemahkan dengan Arini yang setiap kali berbicara hanya menatap ke depan —ogah menatap lawan bicaranya siapapun dia—dan jutek pada semua orang (kecuali atasannya)?

Arini yang saya bayangkan mempunyai lapis-lapis karakterisasi dan tafsir yang jauh lebih kompleks daripada sekedar cemberut sepanjang 90 menit.

Dengan beberapa lagu populer seperti Kaulah Segalanya (Tito Sumarsono, dipopulerkan Ruth Sahanaya) dan Mencintaimu (Beby Romeo, dipopulerkan Kris Dayanti) serta lagu  Do You Really Love Me (Beby Romeo) yang dinyanyikan oleh Morgan Oey dan Claresta dengan aransemen baru sebetulnya menarik dan asyik didengar. Tetapi musik sebagus apapun tak bisa membantu film dengan skenario dan penyutradaraan yang lemah.

Tentu saja saya menulis sekeras ini karena masih peduli dan masih percaya bahwa film Mencari Hilal bukan sebuah ‘one hit wonder’.  Jika sudah putus asa, pastilah kita lewatkan saja dan sama sekali tak memusingkan. Saya  masih (ingin) percaya Basbeth adalah sutradara yang kelak menghasilkan karya yang tidak mengecewakan.

 ARINI

Sutradara: Ismail Basbeth

Skenario: Titien Wattimena

Pemain: Aura Kasih, Morgan Oey

LEILA S. CHUDORI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.