Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tantangan Kebijakan Non-Moneter BI

image-profil

image-gnews
Jajaran Dewan Gubernur Bank Indonesia saat jumpa wartawan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 2017, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, 16 November 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
Jajaran Dewan Gubernur Bank Indonesia saat jumpa wartawan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 2017, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, 16 November 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
Iklan

Haryo Kuncoro
Direktur Riset Socio-Economic & Educational Business Institute Jakarta

Gubernur terpilih Bank Indonesia (BI) tampaknya condong pada kebijakan non-moneter untuk mengantisipasi kondisi ekonomi makro ke depan. Misalkan, BI per 16 Juli 2018 akan melonggarkan giro wajib minimum (GWM) primer bagi bank umum dengan rata-rata 2 persen dari dana pihak ketiga (DPK).

Tambahan rata-rata 0,5 persen diproyeksikan tersalur pada surat berharga saat permintaan kredit masih seret. Sejalan dengan itu, ketentuan rasio pinjaman terhadap pendanaan (LFR) diubah menjadi rasio intermediasi makroprudensial (RIM), yang memasukkan surat berharga yang dibeli bank.

Korporasi pun diharapkan gencar menerbitkan surat berharganya. Pendalaman keuangan adalah tujuan lain yang dibidik BI. Penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) juga diintroduksikan untuk meredam mobilitas dana yang cenderung prosiklikal. Imbasnya, manuver mengejar target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen jadi lebih ringan.

Benang merah dari ketiga kebijakan di atas adalah stimulus pengelolaan likuiditas. Dalam pandangan BI, mobilitas dana tercapai antara DPK dan penjualan surat berharga terbitan perbankan. Harapannya, perpindahan dana juga terjadi antara kredit dan pembiayaan melalui pembelian surat berharga korporasi.

Baca Juga:

Pada gilirannya, ketiga kebijakan non-moneter (makroprudensial) tersebut bisa meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan pada sektor riil. Persoalannya, apakah kebijakan ini mampu meredamnya saat ruang kebijakan moneter melalui pemangkasan BI repo rate semakin sempit?

Secara teoretis, stabilisasi dan pertumbuhan dapat dikendalikan lewat kebijakan makroprudensial. Apabila tekanan inflasi naik, BI menanggapinya dengan menaikkan GWM sehingga suku bunga kredit mahal. Akibatnya, penyaluran kredit tertahan sehingga meredam laju perekonomian. Pada akhirnya, tekanan inflasi dan nilai tukar berkurang.

Kenaikan suku bunga kredit menyeret suku bunga simpanan. Hal ini memicu pemilik dana mengurangi konsumsi dan bergeser ke investasi. Konsumsi merupakan komponen terbesar dari permintaan agregat. Artinya, pertumbuhan ekonomi serta gejolak harga dan nilai tukar terkoreksi.

Faktanya, penyaluran kredit dan investasi pada surat berharga korporasi, obligasi misalnya, memiliki karakter berbeda. Masing-masing memiliki pangsa pasar tersendiri dengan perolehan imbal hasil yang berbeda pula. Nuansa segmentatif membuat keduanya tidak mudah dipertukarkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tesis di atas agaknya mendekati kenyataan. Kecenderungan penurunan suku bunga dan ketersediaan pasokan kredit belum menjadi daya tarik bagi debitor untuk datang ke bank guna bertransaksi kredit. Analoginya, pelonggaran RIM juga tidak serta-merta membuat korporasi menerbitkan obligasi.

Kalaupun banyak korporasi menerbitkan obligasi, masalahnya tidak berhenti di sini. Obligasi menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi daripada kredit. Karena itu, bank tidak bisa membatalkan kontrak kredit untuk kemudian dibelikan obligasi. Artinya, dugaan awal bakal terjadi perpindahan pembiayaan tidak berlaku.

Persoalan di atas juga terjadi pada sisi hulu. Bank mengalokasikan simpanan masyarakat yang bersifat jangka pendek untuk kebutuhan permintaan kredit dengan spektrum waktu jangka pendek pula. Sementara itu, ciri obligasi korporasi tipikal menyedot dana dalam jumlah yang material dan berjangka panjang.

Kebutuhan bank atas pendanaan jangka panjang hanya bisa diperoleh dari pasar modal. Tanpa perluasan akses ke pasar modal, dana jangka pendek akan digunakan untuk portofolio jangka panjang. Akibatnya, bank mengalami ketidaksesuaian maturitas pendanaan.

Dengan skema masalah di atas, bank mungkin akan menyiasati DPK dengan penjualan sertifikat deposito. Adapun kelebihan likuiditas akan disalurkan pada surat berharga komersial dan surat utang jangka menengah di pasar sekunder. Bukan tidak mungkin pula, kelebihan likuiditas akan dibelikan dolar.

Aktivitas semacam ini menjadi lahan spekulasi, alih-alih mitigasi risiko maturitas. Sadar atau tidak, relaksasi GWM dan perluasan konsep pembiayaan bisa ditafsirkan sebagai peluang untuk menggapai imbal hasil terbaik. Untuk itu, bank lebih berani ambil risiko demi imbal hasil yang lebih tinggi.

Tendensi ini pula yang mendorong RIM bisa menembus toleransi 80–92 persen. Namun kenaikan RIM (relatif terhadap LFR) mengalami reduksi makna. Pembelian surat berharga ada di area finansial, sedangkan penyaluran kredit lebih dekat dengan aktivitas produksi. Intinya, sektor finansial tidak berjalan seiring dengan sektor riil.

Pada akhirnya, kebijakan makroprudensial tanpa dibarengi kebijakan moneter akan berhadapan dengan imbal korban, pertumbuhan atau stabilisasi. Risiko terberatnya adalah stabilitas tidak tercapai, sementara cadangan devisa terkuras untuk intervensi, dan momentum pertumbuhan ekonomi terlewatkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

17 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


19 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

25 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

29 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

44 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

45 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.