Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perang Dagang Trump dengan Cina

image-profil

image-gnews
Presiden Cina, Xi Jinping dan Presiden AS, Donald Trump. REUTERS
Presiden Cina, Xi Jinping dan Presiden AS, Donald Trump. REUTERS
Iklan

Tri Winarno
Ekonom senior Bank Indonesia

Ekonom dan analis kebijakan publik pada umumnya lebih menyukai tarif yang lebih rendah, bahkan tanpa tarif sekalian, guna meningkatkan kesejahteraan global. Lantas, bagaimana cara memaknai keputusan Presiden Donald Trump menaikkan tarif impor baja dan aluminium baru-baru ini?

Trump dengan lihai meraup keuntungan politik potensial di daerah produsen baja dan aluminium dan sedang meningkatkan tekanan kepada Kanada dan Meksiko ketika sedang berlangsung renegosiasi NAFTA (North American Free Trade Agreement). Adapun Uni Eropa, yang berencana untuk membalas ekspor Amerika ke kawasan itu dengan tarif yang lebih tinggi, seperti produk Levi’s dan Harley Davidson, pada akhirnya setuju melakukan negosiasi dengan Amerika dengan mengurangi tarif produk Amerika yang disesuaikan dengan tarif produk Uni Eropa yang masuk ke Amerika.

Namun target utama kebijakan kenaikan tarif impor baja dan aluminium Amerika adalah Cina. Pemerintah Cina telah berjanji untuk mengurangi kelebihan kapasitas produksi baja dan aluminium sehingga dapat memotong surplus produksi yang dijual ke Amerika dengan harga subsidi. Pemangku kebijakan Cina telah menunda berkali-kali untuk menjalankan kebijakan itu karena tekanan domestik untuk melindungi tenaga kerja Cina di sektor tersebut. Kebijakan tarif Amerika akan menyeimbangkan tekanan domestik di Cina dan meningkatkan rencana Cina mempercepat pengurangan kelebihan kapasitas produksi.

Karena kebijakan tarif Trump demi keamanan nasional, bukan dumping, dan peningkatan impor, maka dimungkinkan untuk mengecualikan pengenaan tarif dari sekutu Amerika, seperti NATO, Jepang, dan Korea Selatan, serta menargetkan kenaikan tarif hanya pada Cina. Hal ini akan menghindari risiko perang dagang yang lebih luas.

Di balik isu tarif tersebut, bagi Amerika, isu terpenting dalam perdagangan dengan Cina adalah keprihatinan Amerika terhadap kebijakan alih teknologi yang diterapkan oleh Cina, bukan pada isu ekspor baja dan aluminium bersubsidi. Walaupun subsidi tersebut merugikan produsen baja dan aluminium Amerika, harga yang lebih rendah juga membantu perusahaan Amerika menggunakan baja dan aluminium itu serta menguntungkan konsumen yang membeli produk tersebut. Namun Cina benar-benar merugikan kepentingan Amerika ketika dia mencuri teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan Amerika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa tahun yang lalu pemerintah Cina menggunakan keahlian Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk menginfiltrasi perusahaan Amerika dan mencuri teknologinya. Pemerintah Cina membantah tuduhan tersebut hingga Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Cina Xi Jinping bertemu di California pada Juni 2013. Obama menunjukkan kepada Xi bukti-bukti rinci dari mata-mata cyber-nya. Akhirnya, Xi setuju bahwa pemerintah Cina tidak lagi menggunakan PLA atau institusi pemerintah lainnya untuk mencuri teknologi Amerika. Sejak itu pencurian teknologi Amerika oleh perusahaan Cina melalui cyber turun drastis.

Namun teknik pencurian itu kini berubah. Perusahaan Amerika yang ingin berbisnis di Cina diwajibkan melakukan alih teknologi. Perusahaan itu dengan terpaksa melakukannya agar dapat masuk ke pasar dengan 1,3 miliar penduduk dan skala ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Namun para pengusaha Amerika mengeluhkan bahwa syarat tersebut merupakan bentuk lain dari pemerasan. Bahkan mereka khawatir pemerintah Cina sengaja menunda persetujuan sedemikian rupa sehingga perusahaan domestik dapat menggunakan teknologi itu untuk menguasai pasar terlebih dulu.

Pemerintah Amerika tidak dapat memakai cara tradisional atau menggunakan prosedur Organisasi Perdagangan Dunia untuk menghentikan praktik culas Cina tersebut. Amerika juga tidak dapat melakukan cara Cina, yaitu mewajibkan perusahaan Cina yang beroperasi di Amerika melakukan alih teknologi karena Cina tidak memiliki keunggulan teknologi.

Amerika lantas menggunakan kebijakan tarif untuk menekan Cina agar patuh pada praktik bisnis yang sehat. Juru runding Amerika akan menggunakan ancaman tarif lainnya kepada Cina untuk menekan Cina agar kebijakan alih teknologi itu dihapuskan. Kalau itu berhasil, ancaman tarif akan menjadi kebijakan perdagangan internasional yang sangat mujarab.

Tentu kebijakan ini akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Produk-produk Cina yang tidak dapat masuk ke Amerika akan mengalir ke negara lain, termasuk ke Indonesia. Karena itu, perumus kebijakan publik harus memperhatikan kepentingan industri nasional agar tidak gulung tikar. Jika industri nasional bankrut, bukan hanya ketahanan industri nasional yang akan semakin lemah, tapi juga masalah tambahan pengangguran akan semakin berat di tengah situasi ekonomi yang kembang-kempis.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.