Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saatnya Merayakan Kopi

Oleh

image-gnews
ilustrasi kopi (pixabay.com)
ilustrasi kopi (pixabay.com)
Iklan

KOPI Nusantara telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Starbucks, gerai kopi dari Amerika Serikat, kini mendapat pesaing baru yang serius dari para pengusaha lokal, yang membangun kedai-kedai kopi di mal hingga pinggir jalan. Banyak eksportir kini menghentikan pengiriman kopi ke luar negeri karena kewalahan memenuhi permintaan dalam negeri, yang naik rata-rata empat persen setiap tahun.

Ada kesadaran masif di masyarakat bahwa kopi lokal lebih bermutu dibandingkan dengan kopi impor. Dunia sudah mengakui mutu kopi Indonesia bahkan sejak tiga abad lalu.

Lihat juga video: Ini Rahasia Sukses Bisnis Kopi Ala Anomali Coffee

Pada 1711, Bupati Cianjur mengekspor empat kuintal kopi ke Amsterdam-tercatat sebagai pengiriman kopi terbesar dalam sejarah kolonial. Pemerintah Belanda, yang meneliti dengan serius biji kopi Cianjur ini, menyimpulkan bahwa Java coffee adalah kopi terbaik di antara biji kopi dunia di koloni-koloninya.

Tentara-tentara Belanda lalu membawa biji kopi Nusantara ini ke wilayah jajahan mereka hingga ke Amerika Selatan. Dari koloni Belanda, kopi Nusantara tersebar ke negara tetangga. Tiga abad kemudian, negara-negara yang menanam kopi Nusantara itu merajai pasar kopi dunia. Brasil dan Kolombia kini menjadi produsen kopi nomor satu dan dua. Indonesia menempati urutan keempat, setelah Vietnam.

Ironisnya, Brasil hanya punya 600 ribu hektare kebun kopi, dengan produksi 1 ton per hektare. Sedangkan Indonesia punya 1,3 juta hektare kebun kopi, yang menjadi perkebunan kopi terluas di dunia, dengan produksi 600 kilogram per hektare. Kebun kopi Indonesia tak produktif karena merupakan sisa perkebunan Belanda. Tamparan telak datang dari Vietnam karena para penelitinya datang ke Lampung belajar budi daya kopi robusta pada 1986.

Lihat juga video: Cita-cita 'Tak Jelas' Pendiri Anomali Coffee

 

Kebiasaan minum kopi yang dibawa penjajah Eropa ke Amerika Selatan membuat Brasil dan Kolombia serius mengembangkan budi daya kopi di era modern. Setelah memenuhi kebutuhan konsumsi enam kilogram per kapita per tahun di dalam negeri, Brasil kini mengekspor kopi ke negara-negara Eropa yang terkenal sebagai peminum kopi ulung meski tak punya kebun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kini antusiasme serupa tengah melanda masyarakat Indonesia-gairah yang selayaknya dapat memicu ekonomi kita. Untuk itu, kampanye minum kopi lokal mesti terus digalakkan untuk mengedukasi masyarakat yang tengah berubah gaya hidupnya akibat pertumbuhan ekonomi dan teknologi.

Kampanye itu harus dibarengi dengan riset oleh kampus dan lembaga-lembaga penelitian agar produktivitas perkebunan kopi terus dapat ditingkatkan. Kebutuhan akan kopi lokal membuat petani selayaknya tak hanya menanam dan memetik biji kopi, tapi mengolahnya lebih dulu agar kopi memiliki nilai jual yang tinggi.

Kita harus meniru Belanda dan Prancis dalam melakukan riset yang serius terhadap tanaman ini. Penelitian akademik akan membantu petani lebih berdaya sebagai produsen kopi lewat temuan budi daya dan inovasi-inovasi pengolahannya. Di Brasil dan Vietnam, alat panen sudah memakai perkakas modern jika dibandingkan dengan petani Indonesia, yang masih memetik memakai tangan.

Kopi yang berkualitas lahir sejak ia ditanam hingga proses pascapanen. Para pencinta kopi bahkan merumuskan 60 persen rasa dan aroma kopi ditentukan pada tahap ini. Cara menyeduh hanya berperan kecil dalam menentukan kualitas akhir kopi di cangkir-cangkir. Petani-petani kita harus mendapatkan referensi empiris agar dapat menghasilkan kopi berkualitas-seperti kopi Cianjur yang tiga abad lalu dipuji orang-orang luar.

Pemerintah dapat mengambil peran dengan membangun pusat penelitian dan memastikan distribusi kopi tak terhambat lewat perbaikan infrastruktur. Kebijakan 20 juta hektare perhutanan sosial pemerintah Joko Widodo layak dipadukan untuk mendukung ini.

Hutan dan kebun milik negara yang pengelolaannya diserahkan kepada masyarakat sekitar layak didorong untuk membudidayakan kopi. PT Perhutani memiliki jutaan hektare hutan yang sangat cocok untuk pengembangan kopi arabika, yang produksinya masih 27 persen dari total produk kopi Nusantara.

Akses yang mudah terhadap lahan, bibit, dan modal bagi petani, juga infrastruktur untuk distribusinya, akan menjadi penopang sempurna dalam memelihara kegairahan orang Indonesia terhadap kopi. Jangan sampai kesempatan emas ini luput seperti kisah tiga abad silam.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia; Jembatan Ambruk di Cina dan WNI Buka Kedai Kopi di Swiss

5 hari lalu

Jembatan runtuh di China tewaskan 11 orang, Presiden Xi Jinping minta tim penyelamat lakukan evakuasi besar-besaran. (Foto: X/@ChinaNews)
Top 3 Dunia; Jembatan Ambruk di Cina dan WNI Buka Kedai Kopi di Swiss

Top 3 dunia pada 21 Juli 2024, berita tentang jembatan ambruk di Cina yang menewaskan 12 orang dan 20 kendaraan hilang.


Orang Indonesia Dirikan Warkop di Swiss, Obati Rindu Kopi dari Tanah Air

6 hari lalu

Alista Ponti, pemilik kedai kopi Omnia Coffee di Zurich, Swiss. Foto: Krisna Akassa
Orang Indonesia Dirikan Warkop di Swiss, Obati Rindu Kopi dari Tanah Air

Kopi Indonesia diusung oleh pasangan suami istri asal Swiss di kedai kopi Omnia Coffee. Mengobati rindu akan kopi di tanah air.


Sumsel Siapkan Destinasi Wisata Kopi, Libatkan Petani di Lima Daerah

9 hari lalu

Ilustrasi buah kopi
Sumsel Siapkan Destinasi Wisata Kopi, Libatkan Petani di Lima Daerah

Agrowosata kopi akan memberdayakan daerah penghasil kopi seperti Pagar Alam, Lahat, Empat Lawang, OKU Selatan dan Muara Enim


Sumsel Gelar Ngopi di Pinggir Sungai Musi untuk Promosikan Kopi

12 hari lalu

Ngopi di Pinggir Sungai Musi yang dipusatkan di Pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Kota Palembang pada Sabtu, 13 Juli 2024. TEMPO/Yuni Rahmawati
Sumsel Gelar Ngopi di Pinggir Sungai Musi untuk Promosikan Kopi

Ngopi di Pinggir Sungai Musi diselenggarakan di berbagai daerah di Sumsel yang di sepanjang Sungai Musi.


Harapan Petani Kopi Saat Jokowi Berkunjung ke Lampung Barat

14 hari lalu

Presiden Joko Widodo melihat biji kopi yang dipanen petani di Desa Kembahang, Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat, Jumat, 12 Juli 2024. Dalam kunjungannya, Jokowi menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas kopi Indonesia, yang memiliki sekitar 1,2 juta hektare lahan produksi yang tersebar di seluruh negeri. Foto: Sekretariat Presiden
Harapan Petani Kopi Saat Jokowi Berkunjung ke Lampung Barat

Presiden Jokowi berkunjung ke lahan kopi di Lampung Barat pada hari ini. Seorang petani kopi mengharapkan dukungan ini.


Jokowi Panen Kopi di Lampung Barat: Permintaan Ekspor Naik Terus

14 hari lalu

Presiden Joko Widodo melihat hasil biji kopi yang dipanen petani di Desa Kembahang, Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat, Jumat, 12 Juli 2024. Dalam kunjungannya, Jokowi menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas kopi Indonesia, yang memiliki sekitar 1,2 juta hektare lahan produksi yang tersebar di seluruh negeri. Foto: Sekretariat Presiden
Jokowi Panen Kopi di Lampung Barat: Permintaan Ekspor Naik Terus

Jokowi mendorong pentingnya meningkatkan produktivitas kopi Indonesia, saat ikut panen bersama para petani di Desa Kembahang, Lampung Barat.


Jokowi Bakal Hadiri Panen Raya Kopi di Lampung Barat Hari Ini

15 hari lalu

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana mencoba kopi lokal jenis Lintong Arabica saat mengunjungi kawasan Sipinsur Geosite di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, Senin, 29 Juli 2019. Dalam kunjungan kerja ini, Jokowi dijadwalkan meninjau pengembangan proyek infrastruktur. ANTARA
Jokowi Bakal Hadiri Panen Raya Kopi di Lampung Barat Hari Ini

Usai meninjau panen raya kopi, Jokowi akan kembali ke Stadion Bumi Sekala Bekhak guna lepas landas menuju Kabupaten Tanggamus.


Miliki Indra Penciuman yang Tajam, Berikut 8 Bau yang Tidak Disukai Kucing

16 hari lalu

Ilustrasi kucing. Sumber: Unsplash/asiaone.com
Miliki Indra Penciuman yang Tajam, Berikut 8 Bau yang Tidak Disukai Kucing

Indra penciuman kucing sangat tajam, bahkan 9 sampai 16 kali lebih kuat dibandingkan manusia.


5 Negara Penghasil Kopi Terbesar di Dunia, Ada Indonesia dan Vietnam

16 hari lalu

Kopi yang merupakan komoditas kedua paling banyak diperdagangkan. Berikut ini beberapa negara penghasil kopi terbesar di dunia, termasuk Indonesia. Foto: Canva
5 Negara Penghasil Kopi Terbesar di Dunia, Ada Indonesia dan Vietnam

Kopi merupakan salah satu komoditas yang paling banyak diperdagangkan. Berikut negara penghasil kopi terbesar di dunia, termasuk Indonesia.


Menilik Kedai Kopi di Palembang yang Berdayakan Bekas Gudang Kopi Berusia Hampir 70 Tahun

18 hari lalu

Suasana Kedai Kopi Agam Pisan yang menggunakan bekas gudang kopi yang berusia hampir 70 tahun di kawasan 13 Ilir Kota Palembang. Sabtu, 6 Juli 2024. TEMPO/Yuni Rahmawati
Menilik Kedai Kopi di Palembang yang Berdayakan Bekas Gudang Kopi Berusia Hampir 70 Tahun

Kedai kopi Agam Pisan, di Palembang menggunakan bekas bangunan gudang kopi tua bergaya tempo dulu