Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hawking

image-profil

Oleh

image-gnews
Fisikawan Stephen Hawking saat pengumuman inisiatif Breakthrough Starshot dengan investor Yuri Milner di New York 12 April 2016. Hawking lahir di Oxford tahun 1942 dan merupakan anak sulung dari empat bersaudara. REUTERS/Lucas Jackson
Fisikawan Stephen Hawking saat pengumuman inisiatif Breakthrough Starshot dengan investor Yuri Milner di New York 12 April 2016. Hawking lahir di Oxford tahun 1942 dan merupakan anak sulung dari empat bersaudara. REUTERS/Lucas Jackson
Iklan

Stephen Hawking bukan manusia yang lazim. Tapi adakah ia "luar biasa"?

Ia pernah diperkirakan akan meninggal di umur 11 tahun karena penyakit yang dirundungnya, tapi tidak; ia wafat pada usia 73 tahun. Orang pernah menduga, anak yang terkena ALS ini, yang saraf tubuhnya rusak hingga fisiknya lumpuh, tak akan dapat bertahan-sebab demikianlah lumrahnya-tapi ia bertahan: bahkan selama beberapa puluh tahun menyumbangkan pikirannya yang mengagumkan ke dunia ilmu. Ia harus duduk dan bergerak dengan kursi roda, memakai mesin dan komputer agar isi kepalanya muncul sebagai suara, tapi ia tak terpasung. Seperti dikatakannya, "Aku merdeka, dalam pikiranku."

Riwayat Hawking menunjukkan, pola sebab-dan-akibat yang lazim berlaku dalam hidup tak terlihat pada dirinya; hidupnya unik. Ia bukti tak adanya hubungan kausalitas yang pasti yang menentukan apa yang terjadi.

Saya bukan orang yang mengerti theorinya, tapi bagi saya aneh ketika Hawking justru bersuara seperti seorang determinis ketika ia mengambil contoh dari biologi. "Dasar molekuler biologi menunjukkan," tulisnya dalam The Grand Design, yang digubahnya bersama Leonard Mlodinow dan diterbitkan sewindu yang lalu, "bahwa proses hayati diarahkan hukum fisika dan kimia, dan sebab itu ditentukan seperti obyek-obyek planet."

Kesimpulan Hawking: "Kita tak lebih dari mesin biologis"; apa yang disebut "kehendak bebas" cuma "ilusi".

Baca Juga:

Perabot dan komputer membantu hidup jenius yang mengagumkan ini. Sebab itukah ia memandang laku manusia sedemikian mekanistis-manusia adalah bagian dunia benda-benda, bukan makhluk yang "luar biasa"?

Mungkin tak sesederhana itu. Hawking bukan ilmuwan abad ke-19, bukan Laplace yang yakin bahwa keadaan semesta kini adalah efek masa lalunya dan akan jadi sebab bagi masa depannya. Laplace, matematikawan Prancis terkemuka di zamannya, memandang alam semesta dengan kalkulasi (ia menulis lima jilid Mecanique Céleste-"mekanika langit"). Ia juga yang memperkenalkan theori probabilitas dalam statistik. Maka kita bisa mengerti dasar pandangan determinismenya: segala hal bisa diperhitungkan, bisa diprediksi.

Pengaruh Laplace di dunia ilmu amat membekas. Tapi seperti dikatakan Hawking, pandangannya "harus diubah".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 1927, fisikawan Jerman Heisenberg, dengan penelitian mekanika kuantum, mengguncang dunia sains dengan theori "ketidakpastian" (Unschärfeprinzip). Heisenberg menunjukkan bahwa untuk memprediksi masa depan, kita harus sanggup mengukur secermat-cermatnya posisi dan kecepatan gerak partikel hari ini. Paradoksnya: kian akurat kita mengukur posisi partikel itu, kian kurang cermat kita menangkap kecepatannya-begitu pula sebaliknya.

Buat beberapa lama, sedikit yang mendengarkan Heisenberg. Bagi Einstein, semesta tak acak-acakan. Di dalamnya tak ada yang serba kebetulan. "Tuhan tak bermain dadu," ujarnya. Yang tampak sebagai ketakpastian itu hanya gejala sementara. Ada realitas yang jadi dasar, yang membuat partikel-partikel punya posisi dan kecepatan yang tertentu. Kita hanya bisa melihat realitas itu seakan-akan lewat kaca yang gelap.

Tapi ilmu fisika terus bergerak. Pertanyaan baru muncul dan theori baru datang. Beberapa ilmuwan, dengan perkembangan mekanika kuantum, menunjukkan bahwa partikel tak seperti yang diduga Einstein: mereka tak punya posisi dan kecepatan yang bisa ditentukan dengan rapi. Mereka ada dalam bentuk "fungsi gelombang", wave function. Namun, di alam semesta, "lubang hitam", yang bertebar kecil-kecil di mana-mana, menelan informasi tentang partikel yang ada hari ini-maka apa yang akan mewujudkan satu partikel kelak tak bisa ditentukan. Determinisme guyah. Hawking: "Einstein dua kali keliru ketika ia mengatakan Tuhan tak bermain dadu. Tuhan bermain, dan tak hanya itu, Ia membingungkan kita dengan melemparkan dadu ke tempat yang tak terlihat."

"Alam semesta," tulis Hawking, "terus-menerus mengejutkan kita."

Meski demikian, Hawking tak menanggalkan determinismenya. Kutipan dari The Grand Design menunjukkan bias kuat ilmu-ilmu pasti. Ia berpendapat kita hidup di alam semesta yang tak tunggal, bukan uni-versum, melainkan multi-versum, tapi ia melihat proses kehidupan ditentukan sebab-dan-akibat yang polanya satu. Manifestasinya beraneka ragam.

Di sini ia tak sadar: ia tak jauh dari keyakinan agama-agama. Bhagavata Purana, kitab suci Hindu abad ke-8, menegaskan, "Ada semesta yang jumlahnya tak terhitung di samping yang kita tempati...." Tapi sebagaimana bagi agama umumnya, semesta yang berlapis-lapis itu tak terbuka: ada surga dan neraka, ada karma, ada narasi yang menutup proses.

Mungkin salah satu kelemahan perspektif agama dan ilmu-ilmu, juga pada Hawking, adalah gagalnya menangkap "gerak bebas" dari dalam yang dikenal dalam seni-gerak tak terhingga yang membuat gambar prasejarah dan karya Picasso bagian dari "alam semesta yang terus-menerus mengejutkan". Bukankah seni, kreativitas, adalah proses merayakan yang tak terduga?

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

15 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


17 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

24 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

27 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

43 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

44 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.