Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Muslim Cyber

image-profil

Oleh

image-gnews
Polisi tengah menyelidiki aliran dana dan otak kelompok penyebar berita hoax The Family Muslim Cyber Army atau The Family MCA. AMSTON PROBEL
Polisi tengah menyelidiki aliran dana dan otak kelompok penyebar berita hoax The Family Muslim Cyber Army atau The Family MCA. AMSTON PROBEL
Iklan

ORANG yang waras sudah pasti akan mengapresiasi langkah kepolisian untuk memberangus apa yang disebut sebagai kelompok Muslim Cyber Army. Kelompok ini menyebarkan berita kebohongan dengan isu-isu provokatif di berbagai media sosial. Sejumlah pelaku sudah ditangkap.

Kita berharap agar pelaku ini diproses secara hukum. Bahwa di antara mereka sudah mengaku menyesal dan bahkan minta maaf, tentu hal itu tak akan menghentikan proses hukum. Sudah berkali-kali ada pelaku yang gemar mengumbar ujaran kebencian kemudian menyatakan meminta maaf setelah ditangkap. Sepertinya permintaan maaf itu tak ada efeknya bagi pelaku yang lain. Seolah-olah ada anggapan, toh jika ketahuan dan sampai tertangkap, cukup dengan meminta maaf.

Banyak yang sudah mengecam kelompok Muslim Cyber Army ini karena apa yang diperbuatnya bisa meresahkan masyarakat. Dukungan kepada polisi, khususnya Bareskrim Polri, mengalir dari sejumlah tokoh, politikus, bahkan sampai Ketua MUI, yang meminta agar kelompok ini diusut hingga tuntas. Namun ada banyak pula orang yang berhati-hati memberikan komentar terhadap kelompok ini, terutama dari kalangan non-muslim, khususnya adalah saya. Karena itu, sejak mengawali tulisan ini, kalimat-kalimat yang saya susun penuh kehati-hatian dan nyaris seperti "menulis berita biasa". Semoga Anda tak mengira saya "kehilangan angin".

Kenapa saya berhati-hati mengomentari Muslim Cyber Army? Ya, karena ada kata "muslim" yang dipakai kelompok itu. Kalau saya menggebu-gebu memberi komentar-dan orang tahu bahwa komentar saya pastilah sama dengan Ketua MUI yang ingin kasus ini diusut tuntas-ada kemungkinan saya akan mendapat cercaan lebih ganas di media sosial yang saya ikuti. Baru menulis kalimat "salut untuk polisi, lanjutkan..." saat menanggapi unggahan Bareskrim Polri di media sosial, saya langsung mendapat balasan yang aneh. Misalnya "lu bukan muslim, jangan ikut campur" atau balasan "negara kok anti-Islam...", dan beberapa lagi. Segera saya menyadari bahwa kasus ini ternyata ada yang membela, tentu saya tak perlu mengusutnya apakah para pembela itu menggunakan akun abal-abal atau tidak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagi saya awalnya, kata "muslim" dalam Muslim Cyber Army hanyalah sekadar nama, bukan mewakili kaum muslim secara umum. Artinya bukan suara umat Islam. Yang saya tahu dan sampai sekarang saya amat yakin, umat Islam itu sangat toleran dan sangat mencintai kedamaian. Tidak mungkin menebar kebencian dan memprovokasi permusuhan sebagaimana yang dilakukan kelompok Muslim Cyber Army. Dan polisi pun, dalam menindak pelaku kejahatan di media sosial, tak peduli dengan label "muslim" di kelompok itu. Saya yakin kalau misalnya ada kelompok sejenis yang melakukan provokasi dan menyebar berita bohong dengan nama Hindu Cyber Army atau Kristen Cyber Army-bahkan Sunda Wiwitan Cyber Army-pasti polisi akan menindaknya pula. Yang ditindak itu bukan lantaran label agama, melainkan perilaku anggotanya.

Kalau pembela Muslim Cyber Army adalah "anak baru gede" (tapi bukan generasi Dilan dan Melia yang cerdas) lewat akun dengan nama sembarangan, saya tak begitu risau. Tapi ada Yang Terhormat Wakil Ketua DPR yang juga condong "membela" Muslim Cyber Army, setidaknya tak suka dengan tindakan kepolisian-yang dianggap pesanan pemerintah-menangkapi kelompok ini.

Saya kira kalau kita sepakat menjaga kerukunan dan keutuhan bangsa dan sepakat bahwa menyebarkan berita bohong dan provokatif adalah berbahaya, seharusnya kita bersatu memerangi kelompok-kelompok seperti ini, apa pun label agamanya. Setuju? PUTU SETIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

23 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


25 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

35 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.