Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bentuk Tim Independen Kasus Novel

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Penyidik senior KPK Novel Baswedan, menerima petisi tim gabungan pencari fakt , di gedung KPK, Jakarta, 22 Februari 2018. TGPF ini untuk mengusut tuntas penyiraman air keras terhadap  Novel Baswedan. TEMPO/Imam Sukamto
Penyidik senior KPK Novel Baswedan, menerima petisi tim gabungan pencari fakt , di gedung KPK, Jakarta, 22 Februari 2018. TGPF ini untuk mengusut tuntas penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

Presiden Joko Widodo semestinya tak berlama-lama untuk membentuk tim gabungan pencari fakta guna mengungkap kasus penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan. Sudah hampir setahun penyelidikan polisi bergerak lamban. Presiden harus menindaklanjuti desakan masyarakat untuk membentuk tim independen demi terjaminnya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi di Indonesia.

Pembentukan tim yang berada dalam wilayah kewenangan Presiden itu sangatlah penting. Sejak penyiraman air keras ke wajah Novel pada April tahun lalu yang hampir membutakan matanya hingga ia keluar dari rumah sakit di Singapura, tak ada kemajuan berarti dalam penyidikan. Polisi bahkan sama sekali tak merasa tertampar atas kepulangan Novel, Kamis pekan lalu. Mereka malah terkesan menganggap belum terpecahkannya pelaku penyerangan itu sebagai persoalan biasa.

Polisi menyatakan ada banyak kasus kriminal yang belum terungkap. Menyamakannya dengan kasus Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Universitas Indonesia yang diduga dibunuh dan mayatnya ditemukan di Danau Kenanga UI dua tahun silam, Polda Metro Jaya jelas keliru. Kasus Akseyna minim dan bahkan nyaris tak ada saksi mata. Sedangkan kasus Novel memiliki sejumlah saksi mata yang tak sungkan bercerita.

Saksi yang juga tetangga Novel itu, misalnya, sempat melihat orang yang dicurigai berada di Masjid Al-Ikhsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara, sebelum Novel menunaikan salat subuh di sana. Pelaku juga diduga sempat mendatangi rumah Novel enam hari sebelum penyerangan. Belakangan, setelah tujuh bulan penyerangan, Polda baru memperlihatkan salah satu sketsa orang yang enam hari sebelum kejadian tampak di rumah Novel tersebut. Pengusutan terhadap orang dalam sketsa itu tak jelas.

Polda mengklaim telah melakukan berbagai hal, termasuk menyerahkan rekaman kamera pengintai (CCTV), yang merekam detik-detik penyiraman dan ketika pelaku melarikan diri, kepada Australian Federal Police untuk dikaji. Namun kualitas gambar dalam rekaman itu terbatas sehingga tidak menunjukkan ciri fisik pelaku.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil analisis yang disebut berasal dari kepolisian Australia itu, ironisnya, justru membuat kempis penyelidikan. Polri, yang punya reputasi bisa dengan cepat menemukan pelaku teror di ujung wilayah mana pun, seperti kehabisan akal. Jelas akan semakin mustahil berharap penegak hukum ini menemukan kaitan pelaku dengan sejumlah tersangka ataupun terdakwa kasus dugaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik, misalnya.

Dengan sejumlah kegagalan itu, semakin relevanlah jika Presiden membentuk tim pencari fakta. Tim ini merupakan satu-satunya jalan untuk menemukan sang pelaku. Jika tidak, kasus Novel tak akan pernah terkuak sebagaimana kasus-kasus penyerangan terhadap karyawan KPK dan aktivis antikorupsi yang juga tak pernah terungkap.

Pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, yang meminta pemerintah tak didesak-desak ihwal pembentukan tim gabungan, memperlihatkan pemerintah setengah hati mendukung pemberantasan korupsi. Padahal negara harus tegas menunjukkan perlindungan kepada para penyidik yang menjadi ujung tombak pemberantasan korupsi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.