Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kartu Kuning buat Jokowi

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Presiden Jokowi mengunjungi rumah sakit yang dikelola Indonesia di kamp pengungsian Rohingya Jamtoli di Cox's Bazar, Bangladesh, 28 Januari 2018.  Presiden didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menlu Retno Marsudi, Mendag Enggartiasto Lukita, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. AP
Presiden Jokowi mengunjungi rumah sakit yang dikelola Indonesia di kamp pengungsian Rohingya Jamtoli di Cox's Bazar, Bangladesh, 28 Januari 2018. Presiden didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menlu Retno Marsudi, Mendag Enggartiasto Lukita, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. AP
Iklan

Reaksi Presiden Joko Widodo terhadap "kartu kuning" dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Zaadit Taqwa amat berlebihan. Tak seharusnya Presiden menjawab kritik atas penanganan wabah campak dan gizi buruk di Asmat, Papua, itu dengan menimpakan beban pembuktian kepada Zaadit. Ucapan Presiden untuk mengirim BEM UI ke Asmat supaya bisa melihat medan menggambarkan sikap defensif sekaligus ketidakberdayaan pemerintah.

Zaadit meniup peluit dan mengacungkan map kuning-ia menirukan gaya wasit memberikan kartu kuning dalam pertandingan sepak bola-sesaat setelah Jokowi berpidato dalam Dies Natalis Ke-68 UI di kampus itu pada Jumat pekan lalu. Intinya, ia meminta pemerintah lekas mengatasi wabah campak dan gizi buruk di Asmat.

Baca Juga:

Kecaman itu semestinya ditanggapi dengan kepala dingin. Pemerintah memiliki sumber daya dan tangan hingga ke daerah untuk membenahi masalah. Bahwa lokasi Asmat terpencil jauh dari Jakarta dan minim tenaga medis, itu tantangan kebijakan. Tapi pokok persoalan di Asmat adalah buruknya pelayanan dasar. Inilah yang harus dibereskan Jokowi, bukan mengirim anggota BEM UI, yang bukan ahli kesehatan, ke sana.

Kritik BEM UI semestinya dipandang sebagai masukan dari warga negara kepada pemerintah dan tidak selalu dianggap sebagai serangan politik. Pembantu Presiden dan pendukung Jokowi semestinya menyadari hal ini. Hanya, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani malah mengamini pernyataan Jokowi untuk mengirim BEM UI ke Asmat. Pendukung Jokowi di luar pemerintah bahkan ikut merisak pengkritik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Data Kementerian Kesehatan jelas menunjukkan 646 anak terjangkit wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di Asmat hingga Januari lalu. Dalam empat bulan terakhir, ada 68 anak meninggal akibat campak dan menderita kekurangan gizi di kabupaten tersebut. Wabah diperkirakan menyebar ke Pegunungan Bintang, yang jaraknya 286 kilometer dari Asmat. Di kabupaten ini dilaporkan ada 28 orang meninggal, sebagian besar adalah anak-anak.

Bukan cuma soal Asmat yang dipersoalkan Zaadit dalam acara Dies Natalis UI itu, tapi juga rencana penunjukan perwira tinggi Polri sebagai pelaksana tugas gubernur dan rancangan peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi soal organisasi kemahasiswaan. Penunjukan perwira Polri ataupun TNI sebagai pelaksana tugas dikhawatirkan bisa menghidupkan dwifungsi ABRI. Sedangkan draf peraturan menteri dianggap memberikan legitimasi kepada universitas untuk mencampuri organisasi mahasiswa di kampus.

Semua kritik itu kini tenggelam dalam riuh-rendah cemooh terhadap Zaadit. Sebagian orang malah menyerang pribadi pengkritik. Sikap tak elok yang dipicu oleh reaksi Presiden Jokowi itu tidak menyelesaikan masalah, melainkan hanya membenamkan sederet persoalan yang semestinya diselesaikan pemerintah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


18 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

25 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.


Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Tangkapan layar tayangan video Tempo.co berisi kampanye Prabowo Subianto di Riau, Pekanbaru, Selasa, 9 Januari 2024.
Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.


Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman (kanan) dan Wakil Ketua MK Aswanto (tengah) meninggalkan ruang sidang seusai mengikuti sidang pleno penyampaian laporan tahun 2019 di Gedung MK, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020. Sejak berdiri pada tahun 2003 hingga Desember 2019 MK telah menerima sebanyak 3.005 perkara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.


Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

15 Januari 2024

Mantan Menkominfo Johnny G. Plate divonis 15 tahun penjara setelah ditetapkan sebagai tersangka pada 17 Mei 2023 dalam kasus korupsi proyek pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G yang dikerjakan Kemenkominfo. Johnny bersama sejumlah tersangka lainnya diduga melakukan pemufakatan jahat dengan cara menggelembungkan harga dalam proyek BTS dan mengatur pemenang proyek hingga merugikan negara mencapai Rp 8 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

PPATK menemukan 36,67 persen aliran duit dari proyek strategis nasional mengalir ke politikus dan aparatur sipil negara. Perlu evaluasi total.