Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Getar Cinta Pertama

image-profil

Oleh

image-gnews
(Twitter)
(Twitter)
Iklan

Di sebuah tempat nun di utara Italia…

Demikian  sutradara Luca Guadagnino memulai filmnya yang tampak sederhana, begitu saja, dia mewujudkan kata-kata Andre Aciman. Dengan kuningnya cahaya matahari Crema yang membilas kulit lengan Oliver (Armie Hammer) yang datang ke villa keluarga Pearlmen di suatu siang itu, terbentanglah sebuah puisi visual.

Dari jendela lantai atas, Elio, 17 tahun, putera tunggal pasangan  Perlman menatap sosok Oliver yang akan menjadi asisten Ayahnya dan menetap di villa mereka selama enam pekan. “Dia tampak percaya diri,” kata Elio (Timothée Chalamet) kepada Marzia, seorang gadis muda Prancis seusianya yang tampak harus menghela napas melihat perhatian Elio yang tersedot ke luar jendela.

Dari perkenalan pertama Elio dengan Oliver, kamera terus mengikuti gerak-gerik remaja yang tengah tumbuh ini yang terpesona pada Oliver  yang bukan saja tampan tapi fasih menjelaskan etimologi dari kata buah ‘aprikot’ yang menurut dia mengalami sebuah perjalanan yang cukup kompleks.

Dari satu diskusi ke diskusi intelektual lain, kita bukan hanya berkenalan pada sang tamu yang memang magnetik dan menarik hati seluruh isi desa, tetapi secara subtil kita juga mempelajari betapa Ayah Elio (diperankan dengan dahsyat oleh Michael Stuhlbarg) dan sang Ibu (Amira Casar) adalah orang tua yang tidak biasa, yang sangat memahami segala hasrat dan gerak-gerik anaknya yang tersurat maupun yang tersirat.

Mereka keluarga intelektual, sang Ayah adalah seorang profesor yang tengah melakukan riset kebudayaan Greco-Roman; sang ibu adalah seorang penerjemah sedangkan Elio adalah remaja jenius yang fasih berbagai bahasa (Inggris, Prancis, dan Italia) yang luar biasa berbakat musik, namun sangat pemalu dan mengaku 'tak akan pernah berani menyampaikan isi hati'.

Tak heran jika hampir sepanjang film kita melihat keduanya hanya saling memandang dari jauh, menyimpan hasrat, sesekali berdansa, atau bahkan berciuman dengan perempuan lain untuk sekedar menimbulkan kecemburuan dan kegelisahan. Elio sesekali berlagak sibuk mentranskripsi notasi musik klasik atau memainkan Bach dalam berbagai versi aransemen.

Dengan gaya rayuan Elio yang halus ini, Oliver jelas semakin mengagumi betapa briliannya dan dewasanya Elio, jauh beberapa langkah di depan remaja seusianya.

“Saya tak tahu apa-apa, Oliver… Kau tak akan membayangkan betapa terbatasnya pengetahuanku tentang hal-hal yang penting.” Ini dikatakan Elio di hadapan patung Battle of Piave ketika mereka berdua memarkir sepeda sembari berjalan mengelilingi patung itu. Dengan rekaman satu syut panjang, keduanya perlahan berjalan dan saling berbincang tentang ‘hal penting apa’ yang dimaksud Elio. Tanpa pernah mengucapkan kata cinta, apalagi membahasakan gemuruh di balik dada, mereka berdua berdansa di sekeliling kalimat berbahaya itu.

 “Apakah kau tengah menyatakan sesuatu yang kubayangkan,” demikian Oliver mencoba meyakinkan dirinya dan meyakinkan Elio bahwa mereka sebetulnya sedang saling bertukar perasaan.

Adegan yang subtil adalah kekuatan penulis skenario dan sutradara veteran James Ivory yang pada usianya ke 88 tahun masih menunjukkan sinarnya yang tak pernah redup. Sebelum adegan besar ini, James Ivory dan sutradara Luca Guadagnino memperlihatkan adegan Elio yang terlibat percakapan dengan orang tuanya tentang Heptameron. Sebuah pertanyaan penting dari tokoh Prancis: Apakah kita 'perlu berbicara atau mati'.

Buku-buku yang mereka baca di dalam film ini bukan sekedar tempelan atau pajangan untuk menunjukkan mereka adalah lingkaran intelektual kelas atas, tetapi buku-buku itu sekaligus kalimat di dalamnya adalah simbol dari setiap langkah para tokohnya.

Setiap adegan, setiap lagu atau scoring, dan setiap kalimat tak ada yang tak memiliki arti. Bahkan adegan Oliver yang berdansa dengan antusias diiringi lagu Love My Way oleh Psychedelic Fur yang disaksikan Elio yang sedih dan sendirian itu lantas menjadi sebuah simbol apa yang tampaknya akan terjadi di kemudian hari.

Mereka pada akhirnya bersatu pada saat-saat terakhir sebelum Oliver harus pergi meninggalkan Crema. Dan telepon Oliver dari AS yang mengumumkan sebuah berita ‘gembira’ itu adalah akhirnya merontokkan segalanya, meruntuhkan hati Elio yang tengah mengalami cinta pertama, sekaligus melahirkannya sebagai seorang lelaki dewasa yang (kelak) mampu mengatasi badai sekeras apapun.

Kekuatan karakter Elio bukan hanya karena ditopang dengan kehadiran Oliver, tetapi karena orang tua yang luar biasa. Dengarkan  monolog sang ayah saat mengetahui putera semata wayangnya yang tengah berduka setelah Oliver pergi. Sebuah monolog yang kemudian dipuja-puji para kritikus yang kemudian melahirkan sebutan 'Ayah Abad Ini' karena pengertiannya yang luar biasa:

“Alam memiliki caranya yang muslihat untuk menemukan titik terlemah kita, dan ingatlah, kami selalu berada di sini (mendengarkanmu)." Sang ayah melanjutkan bahwa dia tahu betul anaknya dan Oliver mempunyai hubungan yang spesial dan itu jarang terjadi. Orang tua lain mungkin akan lebih suka kalau puteranya bisa segera mengatasi kepedihannya dengan melupakannya. Tapi aku bukan orang tua semacam itu…”

Kalimat emas sang Ayah yang paling layak diingat adalah “Jangan membunuh perasaan sakit dan lukamu itu…” Sang ayah percaya pada proses penyembuhan yang alamiah. Dan dia ingin anaknya bisa menyembuhkan rasa duka—sekaligus tetap mengingat rasa bahagia yang menyertainya—karena perjalanan itulah yang akan membuatnya dewasa.

Jika film ini dinominasikan pada semua penghargaan terkemuka termasuk Academy Awards, tentu tak mengherankan, meski kita tahu tampaknya tak mungkin menang. Selain film ini dianggap terlalu berpusat pada ‘persoalan remeh temeh kalangan kulit putih, kaya raya, intelektual—dibanding katakanlah film Moonlight yang tahun lalu memenangkan  Film Terbaik pada Academy Awards, film Call Me by Your Name terlalu ‘kelas atas’ dengan bahasa yang subtil, penuh simbol yang tersembunyi yang kurang dianggap memiliki kesadaran sosial dan politik —sebagaimana yang biasa diunggulkan oleh anggota Academy Awards.

Tetapi film ini, bagaimana pun sederhananya, adalah film yang berhasil menemukan seorang aktor berbakat luar biasa bernama Timothée Chalamet, 22 tahun, yang menjadi nomine Aktor Terbaik Oscar termuda dalam sejarah.

Sepanjang film dia memperlihatkan akting bukan hanya sekedar berdialog, tetapi seluruh tubuhnya adalah bagian dari seni peran itu. Lihatlah bagaimana adegan akhir, diiringi lagu Sufjan Stevens dan bunyi detak kayu yang digigit api; lihatlah sepasang mata Elio yang menunjukkan seorang yang baru saja mengalami cinta pertama yang gugur. Timothée Chalamet adalah aktor masa depan.

 

CALL ME BY YOUR NAME

Sutradara: Luca Guadagnino

Skenario: James Ivory (berdasarkan novel karya Andre Aciman)

Pemain: Armie Hammer,  Timothée Chalamet, Michael Stuhlbarg, Amira Casar

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.