Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Semestinya Presiden Mengeluh

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Presiden Jokowi mengunjungi rumah sakit yang dikelola Indonesia di kamp pengungsian Rohingya Jamtoli di Cox's Bazar, Bangladesh, 28 Januari 2018.  Presiden didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menlu Retno Marsudi, Mendag Enggartiasto Lukita, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. AP
Presiden Jokowi mengunjungi rumah sakit yang dikelola Indonesia di kamp pengungsian Rohingya Jamtoli di Cox's Bazar, Bangladesh, 28 Januari 2018. Presiden didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menlu Retno Marsudi, Mendag Enggartiasto Lukita, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. AP
Iklan

Indonesia yang kalah maju dibanding sejumlah negara tetangga merupakan fakta yang semestinya menjadikan Presiden Joko Widodo introspeksi. Berkeluh-kesah di depan bawahan, selain tidak tepat, merupakan sikap yang terkesan hanya mencari-cari kesalahan. Presiden mesti membuat langkah nyata untuk mengatasi ketertinggalan dari negara lain itu.

Presiden Jokowi meluapkan keluh-kesahnya itu saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Rabu lalu. Sambil menyebutkan tingginya angka ekspor pemerintah Thailand, Vietnam, dan Malaysia, Jokowi mengatakan Indonesia telah jauh tertinggal. Menurut Presiden, ada yang keliru dari rutinitas kerja selama bertahun-tahun yang berlangsung tanpa perubahan.

Sebagai kepala pemerintahan, Jokowi seharusnya tahu sumber persoalan pemerintahannya. Jangan cuma mengeluh, Jokowi seharusnya menunjukkan penyebab rendahnya ekspor kepada para menteri dan bagaimana cara mengatasinya. Percuma saja Jokowi bernostalgia bahwa dahulu Indonesia lebih maju dibanding ketiga negara tersebut.

Tiga tahun memimpin, seharusnya sudah lebih dari cukup baginya untuk mengetahui titik lemah dan kekuatan pemerintahannya. Presiden bisa menetapkan prioritas apa yang hendak dibenahi. Jika ada program pembangunan yang membutuhkan prioritas, Jokowi bisa dengan mudah menjalankannya karena sebagian besar kekuatan politik di Dewan Perwakilan Rakyat menyokongnya.

Pembangunan seperti kehilangan arah prioritas. Proyek infrastruktur di beberapa tempat macet dan tak bisa menguatkan fondasi ekspor. Program-program jangka menengah yang sudah disusun pemerintah sebelumnya, seperti Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), juga dibiarkan mangkrak. Padahal master plan ini telah melahirkan enam koridor ekonomi yang bisa mendorong pertumbuhan industri dan ekspor dari berbagai daerah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Program-program andalan Jokowi sendiri juga tersandung, karena kesalahan mengangkat menteri yang condong mengakomodasi kekuatan politik ketimbang orang-orang berlatar belakang profesional. Mereka adalah orang partai. Baru-baru ini Jokowi mengangkat Idrus Marham, yang merupakan Sekretaris Jenderal Partai Golkar, menjadi Menteri Sosial. Sebelumnya, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto diangkat menjadi Menteri Perindustrian. Mereka akan disibukkan oleh urusan pilkada 2018 dan persiapan Pemilu 2019. Bagaimana mereka akan fokus bekerja menjalankan program pembangunan bila pada saat yang sama harus memikirkan pemenangan Pemilu 2019?

Jokowi mengakui pertumbuhan ekonomi belum bisa melaju cepat. Pertumbuhan ekonomi tahun lalu 5,1 persen. Ini diibaratkan oleh Jokowi seperti orang sakit tapi hasil diagnosis dokter menunjukkan kondisi baik semua. Artinya, Presiden sudah paham kinerja pemerintahannya memang belum optimal.

Di sinilah perlunya mencari terobosan. Ihwal sektor investasi dan perdagangan yang masih terseok-seok, harus dicari strategi untuk mengatasinya. Terutama mengenai lamanya mengurus perizinan dan kepastian hukum yang masih dikeluhkan. Marah jelas tak akan menyelesaikan masalah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

23 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


25 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

35 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.