Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Malu Jadi Bambang Soesatyo

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Berdasarkan laporan harta kekayaan yang diserahkan ke KPK, koleksi mobil mewah Bambang Soesatyo antara lain Toyota Vellfire, Land Rover, Jeep Rubicon, Porsche Cayenne, Ferrari California, Rolls-Royce Phantom, dan Mercedes-Benz S400. Belum termasuk mobil barunya, Tesla yang ia beli setelah menjual mobil Alphard-nya. Foto: Istimewa
Berdasarkan laporan harta kekayaan yang diserahkan ke KPK, koleksi mobil mewah Bambang Soesatyo antara lain Toyota Vellfire, Land Rover, Jeep Rubicon, Porsche Cayenne, Ferrari California, Rolls-Royce Phantom, dan Mercedes-Benz S400. Belum termasuk mobil barunya, Tesla yang ia beli setelah menjual mobil Alphard-nya. Foto: Istimewa
Iklan

Puisi Taufiq Ismail relevan untuk menggambarkan terpilihnya Bambang Soesatyo menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat: Aku Malu Jadi Orang Indonesia.
Republik ini dilanda krisis orang yang bisa memimpin lembaga prestisius semacam DPR. Setelah Setya Novanto terpaksa turun dari jabatan karena menjadi terdakwa korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik, lembaga legislatif ini dipimpin Bambang Soesatyo, koleganya di Golkar. Ia juga bukan pilihan yang ideal. Nama Bambang terserak pada banyak perkara korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

Ia, misalnya, disebut-sebut terlibat mengatur dan menerima suap proyek simulator di kepolisian. Akhir tahun lalu majalah Tempo dengan telak mengungkap Bambang, yang selama ini menjadi Ketua Komisi Hukum DPR, memiliki satwa langka tanpa izin. Belum lagi soal perkara korupsi e-KTP. Miryam Haryani dari Partai Hanura, yang menjadi terdakwa korupsi itu, mengaku ditekan oleh anggota DPR, termasuk Bambang, agar tak menyebutkan nama-nama koleganya yang menerima suap dengan total Rp 2,5 triliun itu.

Baca Juga:

Bambang juga acap memamerkan gaya hidup hedonistik di media sosial. Ia tak sungkan menunjukkan deretan mobil mewah seharga miliaran rupiah dari merek-merek mahal dan pelesir memakai jet pribadi. Bambang seperti lupa ia menjadi anggota Dewan karena dipilih masyarakat Kebumen, kabupaten kedua termiskin di Jawa Tengah.

Kian miris, karena semua harta itu ternyata tak dilaporkan ke penegak hukum. Bagi pejabat publik, melaporkan kekayaan merupakan kewajiban dan seharusnya menjadi syarat utama seseorang untuk lolos menduduki jabatan yang digaji dengan uang pajak. Naiknya Bambang menjadi Ketua DPR menunjukkan Indonesia tak punya sistem yang benar dalam menyaring seseorang menduduki jabatan publik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

DPR adalah lembaga yang selalu mendapat angka jeblok dalam indeks persepsi korupsi. Naiknya Bambang akan semakin merusak persepsi itu, yang pada akhirnya membuat masyarakat tak akan lagi percaya pada lembaga penting dalam sistem demokrasi ini. Bambang menjadi contoh buruk yang mewakili ratusan anggota DPR yang belum, atau malas, atau sengaja, tak melaporkan harta kekayaannya.

Bambang juga mengkonfirmasi pepatah kuno yang menyebutkan ikan membusuk dari kepala lebih dulu. Ia berasal dari partai yang pragmatis dan kerap mengabaikan asas kepatutan. Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto pun kini tetap tebal kuping mempertahankan kursi Menteri Perindustrian kendati perangkapan jabatan ini mengundang kecaman.

Jika pemimpin lembaga publik tak malu melanggar asas kepatutan, bukan tak mungkin mereka juga permisif terhadap pelanggaran yang lebih besar, seperti korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Bambang harus segera melaporkan seluruh hartanya ke Komisi Pemberantasan Korupsi dan mengajak koleganya di DPR melakukan hal serupa, agar kita tak malu punya Ketua DPR, juga tak malu menjadi orang Indonesia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


22 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

28 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.


Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Tangkapan layar tayangan video Tempo.co berisi kampanye Prabowo Subianto di Riau, Pekanbaru, Selasa, 9 Januari 2024.
Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.


Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman (kanan) dan Wakil Ketua MK Aswanto (tengah) meninggalkan ruang sidang seusai mengikuti sidang pleno penyampaian laporan tahun 2019 di Gedung MK, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020. Sejak berdiri pada tahun 2003 hingga Desember 2019 MK telah menerima sebanyak 3.005 perkara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.


Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

15 Januari 2024

Mantan Menkominfo Johnny G. Plate divonis 15 tahun penjara setelah ditetapkan sebagai tersangka pada 17 Mei 2023 dalam kasus korupsi proyek pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G yang dikerjakan Kemenkominfo. Johnny bersama sejumlah tersangka lainnya diduga melakukan pemufakatan jahat dengan cara menggelembungkan harga dalam proyek BTS dan mengatur pemenang proyek hingga merugikan negara mencapai Rp 8 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

PPATK menemukan 36,67 persen aliran duit dari proyek strategis nasional mengalir ke politikus dan aparatur sipil negara. Perlu evaluasi total.