Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sphinx

image-profil

Oleh

image-gnews
Warga menyelesaikan pembuatan Alebrije, seni patung yang berbentuk makhluk halus jelang prosesi
Warga menyelesaikan pembuatan Alebrije, seni patung yang berbentuk makhluk halus jelang prosesi "Day of the Dead" di Tultepec, Meksiko, (31/10). Dalam prosesi tersebut warga membawa lentera berwarna-warni pada tanggal 1 dan 2 November. REUTERS/Tomas Bravo
Iklan

Di depan gerbang Kota Thebes berdiri makhluk yang ganjil dan perkasa yang mencegat tiap orang yang lewat dengan teka-teki. Ia, Sphinx, akan bertanya: "Makhluk apakah yang di waktu pagi berkaki empat, tengah hari berkaki dua, dan senja berkaki tiga?"
Tak ada yang bisa menebak. Akhirnya singgah Oedipus. Lelaki muda pengembara ini menjawab: "Manusia."
Mendengar ini, Sphinx melesat terbang. Ada yang menceritakan ia menabrak karang dan tewas; dalam cerita saya ini, ia menghilang.

Mithologi sering sampai ke kita sebagai enigma; kita tak mudah mengerti maksudnya. Tentang cerita di atas, saya menawarkan satu tafsir: Sphinx sesungguhnya hendak menguji, sejauh mana orang-orang merenungkan keadaan diri mereka sendiri sebagai makhluk dibumi yang bergerak ini. Tapi ia kecewa. Setelah beratus-ratus orang tak peduli, kini datang seseorang yang cerdas tapi tak sabar.
Dengan cepat Oedipus menebak teka-teki itu; manusia tak lagi ia anggap sebuah misteri. Sphinx terkejut. Di hadapannya, tanpa ragu, manusia dikemukakan sebagai sebuah konsep yang mencakup bayi yang merangkak, orang dewasa yang tegak, dan pak tua yang berjalan dengan bertelekan tongkat. Dengan kata lain, wujud yang berbeda-beda itu diabstraksikan; ia jadi satu identitas tunggal.

Sphinx tak menyangka Oedipus dengan gampang menyimpulkan manusia hanya sebagai makhluk yang dibentuk waktu. Tampak ia punya kesanggupan mengendalikan kehidupan dengan mereduksi keanekaragamannya yang tak terhingga dan nuansanya yang tak terduga-duga.
Setelah Sphinx menghilang, Oedipus pun memasuki Kota Thebes-sebuah kota tempat ia tak bersua dengan "manusia". Yang ia temui perempuan dan lelaki (atau bukan perempuan dan bukan lelaki) yang riang atau murung, bekerja atau capek, elegan atau kikuk. Pendek kata: wujud yang beragam, berubah, konkret. Saya ingat Sartre mengutip Marx: "Aku tak melihat manusia.... Aku hanya melihat buruh, kaum borjuis, intelektual." Bahkan sebenarnya "buruh" dan "borjuis" itu pun satuan-satuan yang dirampatpapankan: konsep untuk analisis.
Tapi Oedipus dengan nyaman menggunakan itu, dan ia jadi raja.

Kemudian kita tahu hidupnya berakhir tragis. Tanpa disadarinya, Oedipus menikahi ibu kandungnya sendiri, Iokasta, yang tak pernah dikenalnya karena begitu lahir ia dibuang jauh-jauh. Ia pendosa yang tak sadar, tapi ia seakan-akan terkena karma: ia harus memenuhi ketentuan sesuai dengan ke-manusia-annya. Ia sesungguhnya tak sama dengan bayi yang dibuang dari Thebes ke pegunungan. Ia pendatang baru di kota itu, yang tak mengenal dan dikenal Iokasta. Bahwa perkawinan mereka dianggap melanggar tabu, itu karena larangan yang ada berlaku bagi siapa saja, kapan saja. Ia harus dihukum seperti yang lain-lain, meskipun sebenarnya ia tak berniat membuat skandal-bahkan, seperti disebutkan dalam lakon Sophokles, skandal itu memang rencana dewa-dewa....
Cerita teka-teki Sphinx dan Oedipus adalah cerita awal humanisme, atau tentang "manusia" dan ambiguitasnya yang ganda.
Pertama, di satu sisi makhluk ini diletakkan dengan hakikat yang tetap dan kekal, yang membedakannya dari fauna, flora, ataupun dewa-dewa. Di sisi lain ia wujud yang konkret yang diguncang satu kejadian yang tak lazim.

Juga di satu sisi Oedipus tak bisa mengelak dari kekuasaan langit, berupa takdir. Di sisi lain ia memiliki kemerdekaan, kemauan, dan keteguhan yang luar biasa untuk melaksanakan hukuman terhadap dirinya sendiri: menusuk mata sampai buta dan meninggalkan Thebes. Ia mengubah dirinya. Ia bukan lagi raja, melainkan seorang tunanetra yang tak punya negeri.

Beberapa abad setelah Sophokles, di Eropa para pemikir humanis menekankan ambiguitas itu: manusia ditentukan, tapi ia juga menentukan. Dalam humanisme ala Sartre, manusia adalah "faktisitas", himpunan hal yang menetap dalam dirinya: en-soi; tapi ia juga "transendensi", kesadaran yang bisa melampaui dan menghadapi dirinya sendiri: pour-soi. Ia tak ditentukan satu esensi atau hakikat; ia adalah eksistensi, yang "men-jadi" dan "ter-jadi" karena pilihannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Itu sebabnya manusia sebenarnya tak bisa dirumuskan secara a priori-dan Sphinx putus asa bahwa Oedipus, seorang manusia, justru melakukan itu. Wajar jika ia, Sphinx, yang sudah hidup ribuan tahun, memiliki wawasan yang lebih dalam. Makin jelas Oedipus salah; manusia bukan identitas yang hanya berubah karena waktu. Kini makin santer pembicaraan tentang sebuah zaman baru yang menunjukkan manusia bisa tak terduga-duga, mendobrak apa yang selama berabad-abad dianggap kodratnya.

Lebih dari 30 tahun yang lalu, terbit A Cyborg Manifesto, sebuah esai yang cemerlang dari Donna Haraway. Dalam "manifesto" ini manusia bukan lagi identitas yang sudah selesai dan terpisah. Haraway melihat retak dan ambruknya tiga perbatasan sejak abad ke-20: antara manusia dan hewan, antara manusia-hewan dan mesin, antara yang jasmani dan yang bukan-jasmani.

"Menjelang akhir abad ke-20... kita adalah cyborg." Kita adalah hibrida antara mesin dan organisme, dalam teori dan dalam produksi. Identitas apa pun tak boleh mencengkeram kita. Identitas, kata Haraway, mengandung kontradiksi, bersifat sepihak, dan mengandung strategi menguasai.

Saya tak tahu adakah manifesto ini-yang menyeru untuk zaman yang tanpa arogansi manusia, zaman pasca-Oedipus-kini dilupakan. Tampaknya ilmu dan teknologi dengan optimisme yang berpendar menggantikan konsep cyborg dengan transhuman-manusia yang melampaui kematian, usia tua, dan menggabungkan ke dalam dirinya kecerdasan komputer yang tercanggih. Makhluk super ini akan menguasai dunia, kata penganjur transhumanisme-dan yang lemah entah apa nasibnya.
Bukan mustahil. Tapi saya bayangkan kini Sphinx tua itu akan bergidik, terbang, ketakutan: manusia memang makin menakjubkan, manusia makin mencemaskan.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.