Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rab

image-profil

Oleh

image-gnews
Komunikasi manusia dan robot. Kredit: AFP/Global Times
Komunikasi manusia dan robot. Kredit: AFP/Global Times
Iklan

Mereka tak lagi jadi mesin. Lihat, mereka mempraktekkan keunggulan mereka dan mereka membenci kita. Mereka benci apa saja yang manusia.

-Karel Capek, R.U.R. (1920)

Robot pertama dalam sejarah adalah makhluk buatan dalam sebuah lakon berbahasa Cek yang dipentaskan di Praha, 25 Januari 1921.

Ada yang mengatakan, pengarangnya, Karel Capek, dengan R.U.R. yang tiga babak itu, hendak menunjukkan sisi traumatik modernitas, ketika kemajuan teknologi menghasilkan perang besar dan mulai tumbuh politik yang menggalang kekuatan dengan pengikut sejuta otomaton. Tapi apa pun yang mendorong Capek menulis, R.U.R. melintasi zamannya; ia science-fiction pertama dengan pengaruh yang sampai ke zaman kita.

"Robot" dalam R.U.R. bukan seperti R2-D2 dalam Star Wars-sebuah konstruksi mekanika-melainkan lebih mirip replicant dalam film Blade Runner, wujud hidup yang dibuat manusia dengan memanfaatkan rekayasa genetika, meskipun di masa Capek, pengetahuan tentang DNA belum dikenal. Tapi seperti robot yang umumnya beredar sekarang-dari Siri, Alexa, Cortana, Google Assistant, Sophia, yang dilengkapi kecerdasan buatan untuk menjawab macam-macam pertanyaan, sampai dengan drone ukuran kecil yang dirancang untuk pertempuran-robot fiktif dalam R.U.R. dibuat untuk mengerjakan hal yang memang tak dapat dikerjakan manusia.

"Mereka belajar berbicara, menulis, memecahkan soal matematika. Kapasitas ingatan mereka menakjubkan. Jika ada yang membacakan Ensiklopedia Britanika, mereka akan bisa mengulanginya dengan teratur...."

Imajinasi yang tak baru, tapi tetap mencekam-jika kita ingat novel Mary Shelley, Frankenstein, di tahun 1817, tentang makhluk yang mengerikan tapi berhasil mengajar diri sendiri membaca karya Milton dan Goethe.

Di tahun 1920, Frankenstein baru yang dibayangkan Capek diberi nama dari kata robota, yang dalam bahasa Cek berarti "kerja paksa", yang akar katanya rab, "budak".

Di tahun 2016-17, AI, kecerdasan buatan, tak pantas lagi disebut pelaku robota. AlphaGo-setelah mengalahkan lebih dari 40 juara Go, catur Cina yang rumit-mengalahkan Lee Sedol, orang Korea, salah satu maestro dunia. Juara Tiongkok, Ke Jie, akhirnya mengakui: manusia tak akan sanggup menandingi robot dalam permainan yang kompleks itu; ia sudah tiga kali kalah dalam pertandingan online.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Manusia sebelumnya kalah di pertandingan yang lebih sederhana. Kini robot sudah menggantikan perawat di rumah-rumah sakit, buruh di pabrik mobil, sopir taksi. Bahkan kecerdasan buatan akan mengambil alih pekerjaan para sarjana hukum dalam menyusun dan menelaah kontrak dengan ketelitian yang lebih, dengan otak dan mata yang tak kenal lelah. Bahkan komputer tak akan hanya membaca teks hukum, tapi juga nada percakapan orang yang mengirimkan teks itu. Dengan ongkos yang lebih murah.

Apa yang akan terjadi? Mungkin bukan pemberontakan para robot seperti dalam R.U.R. Dalam lakon Capek ini, robot-robot diisap habis-habisan, ibarat proletariat, sehingga Helena-yang mewakili "Liga untuk Kemanusiaan"-ingin membebaskan mereka. Pada akhirnya revolusi robot meletus. Makhluk bikinan itu berhenti jadi sekadar mesin, dan dengan kebencian yang memuncak, menghabisi manusia.

Di masa ini, 2017, tampaknya bukan robot yang marah, melainkan mereka, pekerja, yang cemas.

Orang teringat kembali pemberontakan Luddite di Inggris di abad ke-19. Dimulai di Nottingham, 11 Maret 1811, sejumlah buruh tekstil dan tukang tenun bergerak menghancurkan mesin-mesin pintal. Mereka takut mesin itu akan menggantikan keahlian mereka yang didapat dengan susah payah.

Saat itu keadaan ekonomi Inggris dibayang-bayangi perang menghadapi Napoleon dari Prancis. Hidup berat ditanggungkan. Para Luddite menyiapkan diri dengan berlatih perang di antara rawa-rawa di sekitar kota-kota industri, lalu menyerang pabrik-pabrik-dan bentrok dengan pasukan Inggris yang ditempatkan di Lancashire. Dengan cepat mereka ditindas. Di tahun 1816, pembangkangan dipadamkan.

Revolusi Industri berlanjut, "kemajuan" pikiran dan teknologi disambut dalam gairah kemakmuran dan pahitnya kesengsaraan. Para optimis tak hendak melihat nasib orang-orang yang sudah dan akan kehilangan kerja, harga diri, dan masa depan mereka. Sebaliknya para pesimis, kaum neo-Luddite, menunjukkan sisi yang muram. Mereka menikmati kemudahan membaca peta digital dan membaca puisi sufi online, tapi mereka takut menghadapi dunia baru yang angkuh dan mungkin nekat.

Dan bersama berjuta-juta manusia lain, kita, di Indonesia, yang harus menerima "kemajuan" itu agar tak tenggelam dalam sejarah, hanya bisa menunggu. Mungkin kita hanya sanggup membangun ruang dan waktu, di mana kita masih bisa menghadapi dunia sebagai sesuatu yang begitu berharga hingga tak dapat dipertukarkan-memandangnya seperti para penyair. Artinya, merayakan yang mungkin tak menghasilkan apa-apa kecuali rasa syukur.

Goenawan Mohamad

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

1 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

22 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


24 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

30 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

34 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

49 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

50 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.