Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ramalan

Oleh

image-gnews
Ilustrasi kartu tarot/ramalan. Pixabay
Ilustrasi kartu tarot/ramalan. Pixabay
Iklan

Seorang wanita, dosen di sebuah perguruan tinggi, menghampiri saya. Dia senyum sejenak, lalu berbisik: "Tolong dong diramal nasib saya tahun 2018." Saya membalas senyumnya dan memberi petuah. "Banyaklah menabung. Beri kasih sayang yang cukup untuk anak-anak. Jangan suka keluar malam. Rajinlah bersembahyang." Dia mengangguk.

Saya lupa nasihat apa yang saya berikan kalau saja dia tak mengirimkan WhatsApp malam-malam. "Betul saya agak boros dan sering sakit kalau pulang kemalaman. Ya Tuhan, saya jarang bersembahyang," demikian ia menulis di WA. Langsung saya balas: "Ah itu kan nasihat yang umum." Dia balas lagi: "Saya terlalu sibuk di luar, kurang berkomunikasi dengan anak-anak. Akan saya perbaiki di 2018."

Saya membatin, bukankah nasihat itu bisa disampaikan oleh siapa saja? Apakah saya sudah menjadi peramal? Di YouTube, ada wanita anggun yang mempermainkan kartu nyaris tanpa senyum. Mama Ella, begitu namanya, nyerocos tentang apa yang akan terjadi di tahun 2018. Ada artis yang meninggal dunia di awal tahun. Ada yang rumah tangganya retak sampai terjadi perceraian. Tapi ada kabar baik, ada pernikahan besar yang menghebohkan.

Ada kekaguman berbaur heran ketika disebutkan ada yang meninggal dunia. Kematian sebagai suatu proses alami pastilah terjadi di tahun 2018, bahkan di sembarang tahun. Dua tahun lalu ada peramal terkenal di Bali yang menyebutkan bahwa akan ada tokoh yang meninggal dunia secara mendadak. Ketika tahun yang diramal itu berjalan, memang ada beberapa tokoh yang meninggal dunia, tapi siapa yang dimaksudkan? Di situlah saya kagum karena peramal bisa meyakinkan beberapa orang bahwa dia memang betul peramal. Yang saya herankan, ternyata peramal itu sendiri juga meninggal dunia. Kenapa tidak itu yang diramalkan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepercayaan orang pada ramalan sudah nyaris menjadi budaya purba. Banyak orang yang begitu yakin ada ramalan Jayabaya. Terutama mengenai pemimpin Indonesia di masa depan dengan mengaitkan nama seseorang yang berakhir dengan aksara no-to-na-go-ro. Yang dimaksudkan nama seperti Sukarno, lalu Suharto. Bukan Habibie atau Abdurrahman Wahid dan karenanya kedua presiden ini tak berlama-lama. Menjelang pemilihan presiden, ramalan ini selalu dihidup-hidupkan. Sebagian orang sulit mempercayai ramalan itu, tapi sebagian yang lain tak rela mengabaikannya. Ramalan Prabu Jayabaya itu konon ditulis dalam Kitab Musasar. Tapi dua pujangga terkenal di zaman itu, Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, tak tahu-menahu ada kitab seperti itu. Apakah "pemalsuan sejarah" sudah ada sejak berabad-abad lalu?

Baca Juga:

Ada teman bertanya, apakah saya percaya pada ramalan? Saya menjawabnya dengan "bersilat lidah". Saya katakan, kalau kematian, kemujuran, bencana alam, dan apa pun bisa kita ramalkan, lalu di mana kekuasaan Tuhan sebagai Pencipta Alam dan Yang Maha Tahu? Janganlah mencoba-coba mengambil alih job Tuhan.

Astaga, teman saya itu ternyata takut pada ramalan yang menyebutkan tahun 2018 terjadi gempa dahsyat yang menghancurkan bumi ini. Dia sebutkan ini penelitian ilmiah yang sudah dibicarakan dalam pertemuan tahunan Masyarakat Geologi Amerika. Gempa disebabkan oleh pelambatan rotasi bumi dalam hitungan sepersekian detik. Karena disebut "ramalan yang ilmiah", saya katakan: "Percayalah pada Mbah Surono, ahli gunung api yang kita miliki. Jangankan gempa, Gunung Agung yang kawahnya tiap hari dipantau tak bisa dipastikan akan meletus atau tidak. Biarkan itu jadi pekerjaan Tuhan yang sangat rahasia." Semoga teman saya tak lagi takut pada ramalan.

PUTU SETIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

17 jam lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


23 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

29 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

5 Februari 2024

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.


Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Tangkapan layar tayangan video Tempo.co berisi kampanye Prabowo Subianto di Riau, Pekanbaru, Selasa, 9 Januari 2024.
Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.


Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman (kanan) dan Wakil Ketua MK Aswanto (tengah) meninggalkan ruang sidang seusai mengikuti sidang pleno penyampaian laporan tahun 2019 di Gedung MK, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020. Sejak berdiri pada tahun 2003 hingga Desember 2019 MK telah menerima sebanyak 3.005 perkara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.