Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Polisi K dan Pertanyaan tentang Asal-Usul

Oleh

image-gnews
Film Blade Runner 2049. Denofgeek.com
Film Blade Runner 2049. Denofgeek.com
Iklan

Blade Runner 2049

Sutradara: Denis Villeneuve

Skenario: Hampton Fancher, Michael Green

Pemain: Harrison Ford, Ryan Gosling, Ana de Armas, Dave Bautista, Robin Wright

NAMANYA K.

Sejak detik pertama, sutradara Dennis Villeneuve mengirim kesan tokoh K dari Franz Kafka dalam suasana absurd pada cerita “The Trial”.

Dingin, tampan, dan tanpa emosi, K bukan seseorang yang mempertanyakan kesalahannya seperti cerita klasik Kafka. K adalah seorang polisi yang kelak mempertanyakan asal-usulnya, karena sesungguhnya ”replikan” dalam jagat yang diciptakan novelis Philip K. Dick berjudul Do Androids Dream of Electric Sheep? adalah robot sintetis yang diciptakan dan didesain sedemikian rupa sehingga sangat mirip dengan manusia.

Dalam film Blade Runner arahan Ridley Scott yang menggemparkan penonton dunia pada 1982, kita diperkenalkan pada Los Angeles yang dystopia pada 2019 ketika para Replikan diciptakan oleh Tyrell Corporation untuk menjadi “pesuruh” di area atau planet lain. Adapun replikan yang memberontak dan kembali ke bumi kemudian diburu oleh polisi yang disebut sebagai Blade Runner. Rick Deckard (Harrison Ford) adalah polisi Blade Runner yang ditugasi memburu para Replikan pimpinan Roy Batty.

Di dalam sekuel arahan sutradara Dennis Villeneuve , K adalah Blade Runner baru kita. Karena ini adalah sekuel dengan latar yang sama setelah 30 tahun berselang, tak mengherankan jika Villeneuve menyajikan gambar yang spektakuler, adegan-adegan yang lebih dahsyat, serta perkelahian yang lebih fantastis di antara mobil terbang dan lampu neon warna-warni yang bersinar di setiap sudut. Dia tetap mempertahankan suasana melankolis film orisinal sekaligus hujan yang terus-menerus membasahi bumi--sementara banyak penduduk yang sudah pindah ke planet lain--yang menambah rasa kekosongan dan kesia-siaan yang terpancar selama film.

Sama seperti film Blade Runner pertama yang dipenuhi pertanyaan filosofis dan ”pemberontakan” Deckard terhadap aturan terhadap para polisi (dilarang berhubungan dengan para Replikan), K mulai melontarkan berbagai pertanyaan kepada dirinya, identitasnya, dan kenangan masa kecilnya serta apakah dia memang memiliki orang tua atau sekadar makhluk buatan seperti Replikan umumnya.

K, yang ditugasi menghabiskan sisa-sisa Replikan masa lalu, menemukan tumpukan tulang masa lalu yang kemudian dinyatakan oleh ahli forensik sebagai ”tulang replikan perempuan yang pernah melahirkan”. Ini temuan besar karena Replikan tidak diciptakan untuk prokreasi.

Film ini tentu saja memperlihatkan beberapa sentuhan teknologi yang 30 tahun lalu belum terbayangkan, misalnya ”kekasih” K, Joi (Anna de Armas), yang merupakan sebuah android yang mencoba melayani K sebisanya di luar menyediakan makanan dan menemaninya. Tokoh Joi yang kemudian melangkah memasuki arena pertautan emosi dengan ”sang tuan” mengingatkan kita pada film Her (Spike Jonze, 2013). Lalu cara mereka menikmati musik dengan menyalakan semacam alat pemutar musik yang lantas menghasilkan hologram sang penyanyi, Frank Sinatra atau Elvis Presley, misalnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menggunakan keahlian mata dan tangan sinematografer Roger A. Deakins untuk film ini adalah sebuah keputusan tepat. Blade Runner 2049 bukan sekadar film sci-fi dystopia yang sibuk memperlihatkan kedahsyatan teknologi yang mengalahkan kemanusiaan, tapi sebetulnya di sepanjang film tokoh-tokohnya mempertanyakan kemanusiaan diri mereka, termasuk para Replikan yang siap memberontak karena merasa diperbudak.

Kemunculan Deckard di akhir film, yang lebih daripada sekadar cameo, kemudian menggenapkan segala rasa hormat dan cinta Denis Villeneuve pada film klasik arahan Ridley Scott itu.

Sutradara Villeneuve, yang mencoba setia dan memberikan tribute sedalam mungkin terhadap film karya Ridley Scott, tetap memasukkan sidik jari ciri khasnya: sebuah kejutan besar di akhir film. Incendies (2010), Sicario (2015), dan Arrival (2016) semua menyimpan akhir film yang mengejutkan.

Blade Runner 2049 tak sekadar memperluas jagat ciptaan Ridley Scott (dan novelis Philip K. Dick) menjadi lebih fantastis dan megah, tapi juga berhasil menghasilkan pertanyaan-pertanyaan (dan jawaban) yang berlapis-lapis tentang identitas K dan Deckard.

LEILA S. CHUDORI


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

6 jam lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

21 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


23 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

29 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

33 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

48 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

49 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.