Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yang Punya Uang

Oleh

image-gnews
Iklan
SEBUAH majalah Polandia bernama Veto baru-baru ini menulis: "Kita harus berhenti mencurigai mereka yang punya uang." Mencurigai? Siapa yang mencurigai? Banyak orang, rupanya. Polandia tak termasuk negeri miskin, tapi menjadi kaya memang suatu perkecualian yang mencolok dan membikin jutaan orang mengintip. Hidup tidak mudah bagi mayoritas. Seorang wartawan Amerika pernah berkunjung ke sebuah sudut Kota Warsawa. Di sana, di sebidang lapangan rumput, terbentuklah pasar yang sebenarnya cerminan sebuah ekonomi yang sayu. "Seorang gadis menyodorkan, selama sekian jam, selembar selendang kumal. Seorang laki-laki menjajakan sehelai kemeja. Selusinan wanita berdiri, masing-masing mengepit sebuah mantel bekas. Sepasang sepatu diangkat laki-laki yang satu, setube tapal gigi dipegang yang lain." "Aku hampir saja mengeluarkan air mata di pasar ini," tulis wartawan itu dengan nada marah dan sedih. Wartawan itu, A.M. Rosenthal dari The New York Times, memang tak berpura-pura menulis obvektif. Tulisannya penuh dengan kecaman - dengan sikap seorang Amerika kaya yang tak terbiasa mengalami sosialisme. Apalagi sosialisme yang sedang payah. Apalagl sosialisme yang menaruh harga sesisir pisang terlampau tinggi buat kebanyakan rakyat. Dengan kata lain: sosialisme yang, dalam kata-kata Majalah Veto, "berada dalam krisis yang mendalam". Begitu dalam krisis itu, hingga orang mulai berpikir kembali tentang cara dan tujuan-tujuannya. Majalah Veto, misalnya, menyarankan agar orang-orang yang punya uang tak dihambat-hambat. Alasan: karena mereka "orang-orang yang berusaha meningkatkan suplai barang dan jasa". Betapa menarik. Sebuah majalah Polandia tiba-tiba bersuara seperti kita semua, ketika berada dalam krisis. Pada saat dana terbatas dan kebutuhan terus meningkat, kita pun mulai menggamit, dengan wajah terang, "mereka yang punya uang" untuk menyelamatkan. Barangkali ini memang dasawarsa yang kebelet. Barangkali ini memang dasawarsa yang terganggu oleh terlampau ributnya semangat sama rata dan sosialisme. Orang mulai bersedia memaafkan orang-orang kaya, yang punya modal dan punya niat untuk kaya terus. Barangkali ini memang masa Gilderisme. Gilderisme - dari George Gilder, tentu saja, orang yang berkata tentang kapitalisme dengan wajah merona. "Kapitalisme", tulisnya dalam Wealth and Poverty yang terbit 1981 (dan langsung dibaca Ronald Reagan yang tak gemar membaca itu), "bermula dengan membcri." Produksi kapitalis, kata Gilder, mengandung keyakinan: keyakinan kepada tetangga, kepada masyarakat, kepada jalannya alam semesta. Bukankah si pemilik modal berusaha tanpa jaminan kompensasi, tanpa balasan anugerah? Laba adalah surprise, bukan seperti upah. Ini ikhtiar yang menempuh risiko. Seakan-akan tak ada nafsu serakah. Seakan-akan sang pemilik modal adalah kesatria yang dengan tekad besar menembus hutan untuk menyelamatkan kita semua. Dalam kenyataan, Du Pont yang bermodal sekian milyar itu menelan Conoco, perusahaan besar yang satu bergabung dengan perusahaan besar yang lain, dan para pemimpinnya sibuk mendesak pemerintah agar memberikan proteksi. Kapitalisme rupanya memang tak identik dengan "pasar bebas". Orang yang punya modal, seperti halnya kita semua, senang untuk tetap menang - kalau bisa dengan mudah. Tapi Gilderisme yang keliru itu penting: ia memberi dongeng lain tentang orang-orang yang punya uang, yang selama ini dianggap berdosa. Bukankah Keynes juga pernah bilang, "Lebih baik orang jadi tirani atas rekeningnya di bank daripada atas warga negara yang lain"? Kekurangan Keynes di situ, tentu saja, ia tak melihat hubungan rekening bank dengan nasib orang lain di luar bank antara kekayaan dan kekuasaan, antara keberuntungan suatu kelompok dan iri hati kelompok yang satu lagi. Di Polandia, seperti ditulis Newsweek 26 Maret 1984, ada orang-orang yang mampu membeli pisang dan orang-orang yang tidak. Yang pertama berlibur ke Mragowo di timur laut, berkilau dengan Porsche dan Mercedes. Yang kedua menonton. Sosialisme di Polandia memang sedang sakit gigi. Tapi sayang sekali sosialisme ini (seperti halnya kapitalisme yang di Barat itu) telah menjanjikan Porsche dan pisang bagi setiap orang - sebab di situlah terletak legitimasi politiknya: penerimaan rakyat kepadanya sebagai sistem. Semangat egaliter yang menghendaki persamaan dan pernerataan memang suka ribut. Tapi siapa yang bisa mengelakkannya di zaman sekarang? Goenawan Mohamad
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

16 jam lalu

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika. Foto: Canva
10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.


Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

5 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?


Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

7 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (dua kanan) berbincang-bincang dengan eks perdana menteri Inggris Tony Blair (tengah) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Jumat 19 April 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju


Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

22 hari lalu

Menko PMK Muhadjir Effendy hadir dalam sidang perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat 5 April 2024. Agenda hari ini ialah mendengarkan kesaksian empat menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. TEMPO/Subekti.
Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

Muhadjir Effendy menyebut program perlinsos ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia.


Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

22 hari lalu

Menko PMK Muhadjir Effendy hadir dalam sidang perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat 5 April 2024. Agenda hari ini ialah mendengarkan kesaksian empat menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. TEMPO/Subekti.
Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

Tak hanya Muhadjir, tiga menteri lain juga turut memberikan keterangan terkait bansos di sidang sengketa pilpres hari ini.


Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

32 hari lalu

Penandatanganan Kontrak Kerjasama Bantuan Hibah Pemerintah Jepang yang dilakukan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi (kiri) dengan perwakilan dari General Incorporated Association Birdlife International Tokyo (kanan) sebagai organisasi pelaksana proyek pada 25 Maret 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jepang di Jakarta
Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

Bantuan Jepang ini, diharapkan bisa menaikkan pendapatan petani berskala kecil dan mengentaskan kemiskinan di Provinsi Gorontalo


Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

52 hari lalu

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

Pemerintah mesti membuat kebijakan yang bisa mengendalikan harga pangan karena bisa menambah jumlah kemiskinan baru.


Prabowo Sangat Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen: Within Three, Four, Five Years..

52 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan keynote speech pada acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 di Jakarta, Selasa 5 Maret 2024. Mandiri Investment Forum 2024 yang dihadiri lebih dari 25 ribu partisipan baik dari dalam maupun luar negeri itu juga sebagai komitmen Bank Mandiri dalam memberi kontribusi untuk terus mendukung investasi dan memperkuat pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya risiko global. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Prabowo Sangat Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen: Within Three, Four, Five Years..

Calon Presiden nomor urut dua Prabowo Subianto kembali menyatakan optimismenya mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia.


Putin Usulkan Pajak Lebih Tinggi bagi Orang Kaya di Rusia

57 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato tahunannya di hadapan Majelis Federal, di Moskow, Rusia, 29 Februari 2024. REUTERS/Evgenia Novozhenina
Putin Usulkan Pajak Lebih Tinggi bagi Orang Kaya di Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan akan menerapkan pajak lebih tinggi bagi orang kaya di negaranya.


Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

24 Februari 2024

Sebuah sepeda digambarkan di tempat kejadian saat penyelidikan sedang berlangsung sehari setelah terjadinya aksi penembakan massal di bagian Kingsessing di barat daya Philadelphia, Pennsylvania, AS, 4 Juli 2023. REUTERS/Bastiaan Slabbers
Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?